MDKK 9. Ana Dilema

84 20 2
                                    

"Bro, kenapa lo main pergi aja sih? Gue kan belum mastiin kondisi Ana." ucap Satya sembari menatap Ryan kesal.

"Kenapa lo ngikutin gue, lo balik aja kesana! Ck dasar sok perhatian." gumam Ryan.

"Buset, gue gak perhatian bro, gue cuman__"

"Bukan ke lo, arghhhh."

"Eh buset, Ryan kenapa?"

"Entah, gue gak tau."

"Lagi jatuh cinta kali."

*****

"Mau kemana An?" tanya pak Andi sembari menahan tangan Ana untuk tak bangkit dari blankar.

"Mau keluar pak." jawab Ana sembari mencoba melepas cekalan pak Andi, sedikit merasa risih karena hanya mereka berdua saja disini.

"Mau ngapain?" tanya pak Andi, benar-benar kepo.

"Mau ke tenda pak, An mau istirahat disana aja," ucap Ana "Maaf pak, bisa lepasin tangannya gak."

"Eh maaf An, sa-saya__"

"Permisi pak." dengan cepat Ana pergi dari posko dan berjalan tertatih menuju tendanya, disepanjang perjalanan Ana berpapasan dengan temannya dan mereka menanyai tentang keadaan Ana, sejauh ini keadaan Ana membaik karena semalam Ana sudah mendapat perawatan.

Sesampainya di tenda Ana langsung masuk dan mengambil beberapa makanan didalam tas nya, kemudian dia keluar dan pergi ke tenda BLACK LIZARD, disana Ada Ryan Dean juga Aji.

"Permisi." cicit Ana pelan, mereka menoleh kebelakang dan mendapati Ana tengah berdiri menggunakan tongkat dan membawa bungkusan lumayan besar.

"An lo udah baikan?" tanya Dean sembari bangkit dan memapah Ana untuk duduk disamping Ryan.

"Udah kak," Ana duduk tepat sebelah Ryan, pria itu terkesan cuek padanya, Ana jadi serba salah, takut Ryan marah padanya.

"Yaudah gue tinggal dulu, Aji lo mau ikut gue gak?" Tanya Dean sembari memberi kode, dengan malas Aji bangkit dan berpamitan pada keduanya.

"Kak...."

"Hm?"

"Kakak marah ya sama Ana?" tanya Ana dengan mata berkaca.

"Gak." jawab Ryan begitu singkat.

"Ta-tapi."

"Gue ada urusan." Ryan bangkit dan pergi hendak meninggalkan Ana sendiri di tendanya.

"An salah apa Kak? Apa Kakak udah gak peduli sama An lagi? Maaf, An selalu jadi orang yang menyusahkan buat Kakak." ucapnya lirih sembari berkaca-kaca.

Ryan yang mendengar itu langsung terdiam mematung, kemudian berbalik dan mendekati Ana.

"Pergi kak."

"Sorry gue gak bermaksud__"

"Apa perlu An yang pergi kak?" cicitnya, sebenernya Ana tidak bermaksud berkata seperti itu, dia hanya meluapkan keresahan hatinya, diamnya Ryan membuat Ana sakit.

"Enggak, lo ja-jangan pergi." tiba-tiba saja Ryan ketakutan, gak mungkin Ryan membiarkan Ana pergi.

"Tapi kakak gak mau An__"

"Cukup, gue gak bakalan pergi mending lo duduk lagi." titah Ryan, Ana duduk perlahan kemudian memandang Ryan dengan lekat seakan bertanya apa maksud Ryan, kenapa cepat sekali berubahnya?

"Kenapa?" tanya Ryan mendapati Ana tengah menatapnya lekat, Ana pun jadi salah tingkah, bahkan pipinya sudah memerah padam.

"Gapapa."

Menikah Dengan Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang