MDKK 12. SAH

107 27 3
                                    

Bantu vote dan komen supaya semangat nulisnya♡

"Sya, mana Ana?" tanya Dean tak melihat Ana di samping Alisya.

"Di kamar sama kak Ryan."

"Uhuk uhuk, di kamar?"

"Iya,"

"Wah gak aman,"

"Maksudnya."

"Ayok sebelum terlambat."

***

Terpaksa Ryan menuruti keinginan Ana, dia membuka kaos nya dan memperlihatkan luka di punggungnya.

Ana meringis pelan, tangannya bergetar saat mencoba menyentuh luka di punggung Ryan.

"Awsshhh," rintih Ryan kesakitan.

'Yaampun lukanya makin lebar, Gimana ini.'

"An lo niat gak obatin punggung gue? Kalo enggak gue mending pake lagi ba__"

"Jangan!"

"Yaudah cepet."

"Iya-iya, sakit gak sih kak? Lukanya makin parah dari pada yang kemarin tau." ucap Ana sebenarnya dia mencoba sekuat mungkin untuk tidak meringis takut.

"Enggak!"

"Beneran?"

"Ya awsss An, lo kenapa kasar-kasar sih."

"Ya maaf, lagian kakak nggak bisa diem sih."

"Lo!"

"Udah gak usah ngegas, nih An pelan-pelan nempelinnya."

"Arghhh sakit bego,"

"Kak Ryan!"

"So-sorry gue keceplosan."

"Ishh, kebiasaan."

"Aduh An, pelan-pelan."

"Ishh iya-iya."

"Ana!" sentak Ryan kala lukanya di tekan dengan kuat, dia tak bisa menahan lagi rasa sakitnya. Ana terlonjak dan obat merah yang ada di genggamannya terjatuh kepangkuannya.

"Yah tumpah." gumam Ana sembari melihat tumpahan obat merah yang terkena celananya.

Diluar kamar Dean dan Alisya saling padang, mereka tak mengerti dengan keadaan didalam. Aji, Satya juga Rio ikut menguping di luar mendengar seksama percakapan Ana dan Ryan di dalam.

"Pelan-pelan An,"

"Iya kak,"

"Udah-udah, gue gak kuat."

"Ini baru seberapa, belum semua. Nanggung."

"Mereka berdua lagi ngapain?" tanya Aji dengan raut wajah yang tak biasa.

"Tolong siapapun, bersihkan otak gue." lirih Rio, memilih bersandar di dinding.

"Kok gue merinding ya dengernya, apa jangan-jangan mereka__"

"Nah itu mereka! Kalian ngapai di situ?" sentak seorang yang berperawakan tinggi besar, dia berjalan kearah mereka dengan di ikuti beberapa warga.

'Astaga!' Alisya mundur ke belakang Dean, dia takut dengan amukan para warga.

"Ada apa pak?" tanya Dean kebingungan.

"Ada apa, ada apa. Jangan sok polos kamu! Kalian lagi ngapain disitu? Hah,"

"Eh bapak yang ngapain kemari, bawa gerombolan warga segala." sentak Rio mulai tersulut emosi.

"Ck anak muda sekarang, udah berani ngelawan orang tua. Pasti kalian sedang berbuat mesum kan, iya!"

Menikah Dengan Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang