Vote Komen Juseyooo
Maaf kalau kurang memuaskan, tunggu sampai end yaa
Happy Reading ~
_______________
Suara soundtrack sebuah film animasi memenuhi ruangan. Di sebuah sofa panjang yang menghadap televisi duduk seorang anak laki-laki yang sibuk bernyanyi sambil bertepuk tangan. Sesekali meminum susu kotak di tangan, matanya tak lepas dari gambar di layar digital tersebut.
Seorang pria yang memakai topi secara terbalik masuk bersama istrinya yang tengah hamil muda. Mereka mendekati bocah itu lantas mencubitinya karena terlalu gemas.
“Atit Ommm,” rengek Rendi.
“Utuu utuu tuuu, emeshhh banget sih kamu.” Angga berucap kemudian membopong tubuh mungil Rendi dalam pangkuannya.
Laki-laki yang belum melepas jaketnya itu mulai menciumi pipi Rendi hingga anak itu merasa jengah. Tidak kuat dengan kelakuan pria yang sudah ia anggap sebagai ayah kedua, Rendi menggigit tangan Angga. Pria itu praktis mengaduh kesakitan.
“Argh...”
Rendi turun dari pangkuan Angga lantas berlari ke arah Dea. Masih meringis sakit, tiba-tiba Juan berjalan di depannya dan dengan sengaja menginjak kaki Angga.
“Cok! Bangsat!” ucap Angga reflek.
Juan hanya terkekeh lantas duduk di sofa yang lain.
“Cok... Ancatt...”
Itu suara Rendi yang meniru ucapan buruk Angga. Semua mata praktis tertuju pada bocah laki-laki yang kini mulai kegirangan sebab menemukan kosa kata baru dalam hidupnya.
“Cok, ancat...” ulang Rendi seraya memakai topi.
“Rendiii, ssttt. Nggak boleh ngomong itu, ya. Jelek,” tutur Zoya berusaha meraih tangan Rendi yang terus berkelit.
“Mulut kamu, ihh. Ada anak kecil,” Dea mencubit paha suaminya.
“Ah ah sakit, sayang. Namanya juga keceplosan,” kilah Angga.
Rendi menumpahkan box berisi mainan dan mengambil kaca hitam. Bocah itu berlari menuju lemari berisi medali dan piala kemudian bercermin di sana seraya memakai kaca matanya.
Kembali berlari menuju kumpulan orang dewasa, anak itu bertingkah bak artis papan atas yang sedang berjalan di red carpet. Menunjukkan berbagai gaya, bocah itu membuat kedua orang tuanya terkekeh.
“Om... Om,” panggil Rendi.
“Apa?” balas Angga ketus, masih kesal sebab tangannya yang digigit hingga kulitnya mengelupas.
“Aku keren kan, Om.” Ucap Rendi celat kemudian menunjukkan gaya tergantengnya, berharap Angga memberikan pujian atas hal yang sudah ia lakukan.
“Jelek, wlee.” Jawab Angga lalu meledek anak sahabatnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Juan | Lee Jeno [END]
Teen Fiction[Spin off Dear Renza] ⚠️Belum direvisi, masih berantakan. #1 on Semesta [06-11-22] Kepergian mu sangat menyakitkan untukku. Seolah semesta tak ingin lagi melihatku bahagia. Dalam pelukan ku, kau direbut paksa begitu saja. Lantas dengan penuh percaya...