"I can explain this." - Yeonjun
"What have gotten into you?!!" - Julia
"Semua ini salah paham." - Yeji
"Apa kau sudah gila?!" - Soobin
Apa yang akan dilakukan seorang Choi Yeonjun bila ia dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya memilih satu dia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetesan air langit perlahan mulai membasahi bumi kering ini, yang merupakan karunia Tuhan bagi seluruh makhluk hidup didalamnya. Dimana air dapat membantu kehidupan yang membutuhkannya, seperti tumbuhan, hewan dan juga manusia.
Disebuah kota yang cukup padat akan penduduk, terlihat orang-orang berlarian menghindari tetesan air hujan yang semakin turun dengan lebatnya. Termasuk salah satu gadis yang masih mengenakan seragam sekolahnya tengah berlari menuju halte bus terdekat.
Gadis perawakan mungil dengan mata bulat dan bibir kecil itu. Mengusap tubuhnya pelan untuk mengurangi hawa dingin yang kian lama kian menusuk indera perabanya. Ia merutuki kebodohannya karena tak mengindahkan ucapan sang Ibu yang menyuruhnya untuk membawa payung hari ini.
Kala tengah menunggu hujan reda, tiba-tiba ia melihat seorang lelaki berlari menuju halte tempat ia berpijak saat ini. Dari pandangannya, lelaki itu memiliki kulit putih bersih dengan rambut berwarna kuning terang yang kini basah akibat tetesan air hujan.
Tanpa sadar tatapannya terpaku pada sosok disamping kanannya. Matanya tak berkedip ketika pandangan mereka bertemu. Cukup lama lelaki itu memandanginya hingga ia mengakhiri sesi tatap-menatap di antara mereka dengan memberi seulas senyum yang sanggup membuat hati siapapun yang melihatnya berdebar, termasuk gadis itu.
"Menunggu hujan reda?" tanyanya membuyarkan lamunan gadis berperawakan mungil itu.
"Oh? Ahh iya, aku lupa membawa payung jadi aku menunggu disini." Jawabnya membuat lelaki itu kembali menampakan senyumannya.
Tiba-tiba pandangannya menilik seragam yang dikenakan si gadis.
"Oh? Kau murid Sekolah Hanlim?" yang ditanya langsung melihat seragam yang dikenakannya.
"Ahh ya, aku murid kelas 2 SMA Hanlim." Jawabnya membuat si lelaki kembali tersenyum.
"Mengapa aku jarang melihatmu ya?" tentu saja hal itu membuat sang gadis kebingungan.
"Maaf tapi apa yang-" gadis itu menghentikan kalimatnya ketika mengetahui bahwa sosok di samping kanannya ini ternyata mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya.
"Woaa bagaimana bisa ada kebetulan seperti ini?" ungkapnya tanpa sadar membuat lelaki itu terkekeh.