Eighteen

149 17 3
                                    

Third update! 1474 words! Enjoy! 💜

Third update! 1474 words! Enjoy! 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hai, Ji."

Jisu menoleh dan tersenyum ketika menemukan sahabat baiknya-Choi Soobin-datang menghampirinya dengan membawa buket bunga mawar merah. Pria itu duduk disamping Jisu yang tengah menikmati udara segar di pagi hari ini.

"Masih pagi udah diem disini. Kamu udah sarapan?" Jisu menggeleng.

"Kenapa?"

"Suapin aku dong, Soo. Please..." mohon Jisu dengan puppy eyes-nya membuat Soobin mau tidak mau menuruti keinginan sahabatnya itu dan kembali memasuki rumah untuk membawa sepiring nasi.

"Suapin Jisu lagi, Soo?"

Soobin terlonjak kaget mendengar suara lembut Nyonya Park bertanya padanya.

"Iya, Ma. Jisu manja pengen di suapin terus." Jawab Soobin sambil terkekeh membuat Nyonya Park tersenyum.

"Yaudah gih buruan kasih. Ntar dia ngamuk hihi."

Soobin mengangguk mantap dan langsung membawa sepiring nasi beserta lauk pauknya pada Jisu. Dimana wanita itu masih menunggu kedatangannya di tempat sebelumnya.

"Aaaa." Ucap Soobin setelah duduk disamping Jisu dan langsung menyuapi wanita itu dengan telaten.

Sesekali keduanya bercanda bersama mengingat kebersamaan mereka saat sekolah dulu. Sejujurnya, Soobin sangat merindukan kebersamaan keduanya. Ia sangat bersyukur karena Jisu masih mengingatnya dengan baik.

Sesaat ia berpikir, mengapa hingga saat ini Jisu belum bisa mengingat sosok suaminya sendiri? Sebenarnya ini sangat menguntungkannya. Namun ia juga memiliki perasaan dimana keduanya harus menyelesaikan masalah mereka hingga tuntas. Apa yang ia katakan pada Yeonjun tempo itu hanya gertakan semata agar pria itu menyadari perasaan yang sesungguhnya.

Jika Yeonjun masih mencintai Jisu. Yeonjum pasti akan kembali pada sahabatnya itu dan meninggalkan wanita yang ia pikir menjadi sumber kehancuran rumah tangga keduanya. Namun jika Yeonjun mencintai wanita itu. Soobin harap Yeonjun segera menceraikan Jisu agar sahabatnya itu bisa menemukan kebahagiaannya, tanpa harus terlarut dalam kesedihan akan kehilangan anak dan juga suaminya.

"Soo, kamu ngelamun?"

Suara Jisu menyadarkannya dari lamunan panjang tentang hubungan Yeonjun dan Jisu. Bolehkah jika ia bertanya mengenai Yeonjun padanya? Sepertinya tidak ada salahnya mencoba.

"Eung... Ji. Aku mau nanya boleh?" tanya Soobin hati-hati membuat Jisu menatapnya curiga.

"Emang mau nanya apa?"

"Kamu... tau Choi Yeonjun?"

Mendengar nama itu membuat Jisu sedikit bereaksi. Entah mengapa nama itu terasa tidak asing baginya. Ia mencoba mengingat sosok pria bernama Yeonjun tersebut dan tiba-tiba sekelebat bayangan muncul di ingatannya.


Two Hearts Four Lives (TXTZY VER.) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang