Twenty One

137 20 0
                                    

1180 words! Enjoy! 💜

Seminggu setelah pertemuannya dengan Yeonjun membuat Soobin sering melamun memikirkan bagaimana cara memberitahu Jisu mengenai hal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelah pertemuannya dengan Yeonjun membuat Soobin sering melamun memikirkan bagaimana cara memberitahu Jisu mengenai hal ini. Walau ia tahu sahabatnya itu tidak mengingat Yeonjun sama sekali. Namun ia harus berkata jujur mengenai hubungan keduanya.

Soobin tidak ingin Jisu merasa tertipu atau malah membencinya karena kebenaran yang ia tutupi. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh sepasang lengan yang memeluknya dari belakang. Namun ketika mendengar suara wanita yang memanggil namanya, membuat Soobin tersenyum.

"Kamu mikirin apa, Soo? Dari tadi kamu diem terus kayak yang lagi banyak pikiran."

Soobin perlahan membalikkan badannya dan balas memeluk sosok wanita yang tidak lain adalah Jisu. Bagaimana wanita itu bisa tinggal bersamanya? Karena Soobin mewujudkan keinginan Jisu yang ingin tinggal satu rumah dengannya. Baginya, tidak ada yang lebih penting daripada membahagiakan wanita dalam dekapannya kini.

"Cuma kepikiran sama kerjaan di kantor aja. Oh iya, Ji."

"Hmm?"

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

Jisu menarik diri dan menatap Soobin dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Tentang apa?"

"Kita ngobrol di luar sambil minum teh ya. Aku siapin tehnya dulu. Kamu tunggu dulu aja di luar."

Jisu mengangguk dan mengikuti instruksi Soobin untuk menunggunya di halaman belakang milik pria jangkung tersebut. Sementara pria itu membuka laci meja kerjanya dan menemukan file berwarna merah tersimpan rapih disana. Ia menghela nafas sebelum meraih file tersebut dan membawanya menuju dapur.

Di halaman belakang, Jisu duduk di sofa yang terdapat di teras rumah mewah milik Soobin. Yup, pria itu memilih untuk tidak tinggal bersama orangtuanya karena ingin hidup mandiri. Belum lagi jarak rumahnya yang tak begitu jauh dengan kantor tempatnya bekerja, membuat Soobin semakin betah tinggal di rumah itu.

Jisu sendiri baru pindah kemari tiga hari lalu, tentu saja setelah ia mendapat persetujuan orangtuanya. Mereka percaya Soobin akan menjaga Jisu dengan baik karena keduanya sudah bersahabat baik sejak lama.

Tak lama berselang Jisu melihat Soobin datang dengan membawa nampan berisi cangkir dan satu teko antik berisi air teh. Namun satu hal yang menangkap perhatiannya adalah sebuah file berwarna merah yang ikut Soobin letakan diatas sana.

"Itu file apa, Soo?" tanyanya penasaran setelah Soobin selesai menuangkan teh ke cangkir milik Jisu.

"File itu... buat kamu, Ji." Ucap Soobin ragu.

Penasaran, Jisu pun meraih file tersebut dan matanya melebar ketika melihat isinya.

"Surat perceraian?" Soobin mengangguk.

"Aku tahu kau belum bisa mengingat semua hal. Tapi... ini adalah kenyataan yang harus kau ketahui, Ji."

Jisu tertawa hambar mendengar penuturan Soobin. Namun tak lama berselang ia mulai menangis tersedu-sedu membuat Soobin kalang kabut melihat perubahan emosi dari sahabatnya itu.

Two Hearts Four Lives (TXTZY VER.) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang