Straight story
.
.
.
.
.Conan menatap kelereng di hadapannya. "Jangan tinggalkan aku sendiri lagi" ucapan lembut yang terus terngiang dalam benaknya. Gadis dengan surai dark chocolate tersenyum lembut "jaa Conan-kun, kita kembali"
Pikirannya berkecamuk, haruskah ia mengatakan yang sebenarnya pada Ran? Tapi ia tak ingin kekasih hatinya dalam bahaya karenanya. Jemari kecil itu meremat tangan sang gadis "Shi-Shinichi Nii-chan pernah menelfon ku dan berkata 'cepat atau lambat aku akan kembali. Jadi karena itu, aku ingin Ran menunggu ku'"
Gadis itu termagu, lalu tersenyum tipis "huum, katakan padanya, bahwa aku selalu menunggunya"
♡♥︎❥❦❧☙❣❢ᰔෆෆ
"Tomioka-san, Tsuki ga kirei desu ne?"
Sosok pria dengan kelereng biru laut ikut menatap bulan di sana "hm" perempatan imajiner muncul karena tak puas dengan jawaban sang pria.
Shinobu merapatkan diri pada sang pria, Tomioka Giyuu. "Ne ne Tomioka-ssn, sitteru? Jika bunga itu memiliki banyak arti loh" dengan wajah datarnya, Giyuu mendengarkan ucapan Shinobu.
"Seperti Primrose adalah pilihan bunga cinta yang sempurna, mawar merah cerah melambangkan romansa, sedangkan merah anggur melambangkan cinta yang belum terwujud, krisan juga mengartikan yang sama. Lalu...."
Shinobu tak memerhatikan ini, ia tak memerhatikan di saat Giyuu menatapnya penuh damba "Peony" gumamnya. "Hm? Ya Tomioka-san?" Melihat wajah Shinobu yang mendekat, Giyuu segera mengambil jarak. Dan tanpa basa basi ia melarikan diri dari hadapan gadis serangga tersebut.
Shinobu tersenyum kesal, namun tanganya tak sengaja menyentuh sebuah tangkai bunga di sana. "Eh? Bunga peony?" Senyum gadis itu melebar, pipinya bersemu.
"Ara, Tomioka-san kawaii"
peony memiliki arti "paling indah".
♡♥︎❥❦❧☙❣❢ᰔෆෆ
Arthur tersenyum melihat Slyvie bermain dengan Tessia. Sebuah bucket bunga ia sembunyikan di balik punggung, menunggu moment yang pas untuk melamar putri kerajaan elvs tersebut.
"Oh Arthur!!!"
Tubuhmya terlonjak, ia tersenyum canggung pada Tessia yang melambai padanya "apa yang kau lakukan? Kemari lah!" Mantan raja di kehidupan sebelumnya itu menghela nafas berat.
Langkahnya ikut memberat kala semakin mendekati pujaan hati.
"Tess" panggilnya lembut.
Angin mulai bernyanyi, cahaya matahari menyoroti mereka berdua, para phon di sekitar ikut menari.
Bucket bunga ia tarik, memberikannya tepat di hadapan wajah sang putri.
"Tessia Eralith. Maukah kau melanjutkan kisah hidup bersama ku?"
♡♥︎❥❦❧☙❣❢ᰔෆෆ
Netral coklat menatap punggung tegap di hadapannya, senyum melebar kala ingatan-ingatan lawas masuk.
"Ohayou Deku~"