Chapter 1

784 57 10
                                    

"Teru ga mau pah!" Putus si anak dengan wajah bete nya.

Sedangkan di depan nya ada kedua orang tua nya yang mau tidak mau harus membujuk si anak agar mau masuk pesantren.

"Kalau Teru nggak mau, Papah sita semua nya. Termasuk motor kesayangan kamu itu." Putus si Papah yang juga ga mau kalah.

Ayah sama anak sama sama keras kepala.

"Jangan dong, nanti Teru mau naik apa sekolah nya?"

"Kata siapa kamu berangkat sekolah pake motor."

"Papah ga mau tau, besok pagi kamu harus udah siap. Kita berangkat besok, Papah sama Mamah udah daftarin kamu." Final Papah nya lalu meninggalkan sang anak sendirian di ruang keluarga.

Sang anak Terushima Yuuji hanya bisa pasrah. Toh nanti juga bisa kabur dari sana.


°°°°°

"Lo kesini gak Bokitoddddd...." Teriakan dari kamar lantai dua asrama Andalus itu membuat semua santri yang lewat tutup telinga.

Nyaring banget, padahal masih pagi. Untung ini hari minggu.

"Nama gue Bokutooo sampahkawa." Si pemilik nama Bokuto Koutaro lari dari kamar ke kamar.

Masuk kamar orang, muter muter kasur yang dijadikan tumpukan agar tertata rapi, menghindari orang yang mengejar.

Bahkan si Bokuto tidak memperdulikan kasur milik kamar lain yang udah jatuh berserakan akibat ulah nya.

"Gue juga nama nya Oikawa si an- astaughfirullah."

"Bok, berenti udah. Capek gue ngejar lo."

"Emang kita main kejar kejaran?."

"Iyalah."

"Emang kita kejar kejaran karna apa Oik?" Bokuto duduk di sebelah Oikawa dengan napas ngos-ngosan.

Mereka udah balik ke kamar A12 lantai dua, kamar mereka sendiri.

"Eh Ushi? Darimana lo?" Tanya Bokuto.

"Habis di panggil Gus Keishin tadi." Ushijima Wakatoshi ikut duduk di sebelah Bokuto. Huum Bokuto, soal nya kalau duduk sebelah Oikawa bakal nggak mungkin.

Dia nya aja udah geser nemplok kek cicak di dinding.

"Ngapain? Tumben juga si Gus Keishin tuh."

"Sanjangnya nanti ada santri baru, jadi kita suruh nemenin."

"Dih kok kita? Padahal mau rebahan santuy di kamar. Yakan Bok?" Si Oik anak malas ternyata.

"Satu lagi, kata- "

"Assalamua'laikum bang, di panggil Gus Keishin. Sanjang nya suruh cepet ke ndalem."

"Oh botak Tanaka, wa'alaikum salam, makasih ya tak!" Bukan ges, bukan Ushiwaka yang ngomong. Tapi si Oikiwi tiri yang ngomong dengan posisi dia masih nemplok kek cicak.

"Duluan ya bang, assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Ayo kalian temenin aku." Ushiwaka narik tangan kedua orang yang lagi tiduran itu.

"Aaaaa, bukan muhrim mas. Jangan sentuh-sentuh."

"Aduh mas. Kamu tega pegang-pegang tangan orang lain di depan istri kamu ini?" Bokuto ikut mendrama dengan oikawa.

Sedangkan ushiwaka hanya geleng-geleng kepala sembari membatin 'Kalian cepetan yah kalo dateng kesini!'

Kita akhiri tontonan ga jelas Oikawa dan Bokuto. Sekarang kita liat yang ada di rumah buyah ikkei sang pengasuh yayasan pesantren Al-Karimah ini.

Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang