"Minta tolong ya, Daichi, Kuroo."
Ucapan Gus Keishin terdengar khawatir. Sore ini Gus Keishin sama ustadzah Takeda ada acara keluar kota. Tapi berhubung si anak, Gus Kinan lagi di rumah mertua nya dan meminta pulang secara mendadak. Jadi beliau meminta tolong pada Daichi dan Kuroo yang memang tidak mengajar kelas.
Ya kali mau minta tolong sama Buyah Ikkei yang udah tua. Nggak mungkin juga kan.
"Siap, Gus!" Jawab Kuroo.
"Kalau gitu, kita berangkat dulu ya. Assalamualaikum!"
"Wa'alaikum salam!"
Kuroo memberikan kunci mobil milik pesantren pada Daichi setelah kepergian Gus Keishin. Berjalan lebih dulu ke arah parkiran dan masuk mobil tempat penumpang.
Daichi hanya memandang kunci mobil. Perasaan nya dari tadi pagi sangat tidak enak. "Bismillah, nggak ada apa-apa." Gumam nya.
"Nanti mampir bentar ya, Chi." Ucap Kuroo.
"Kemana?"
"Beli jajan dulu dong. Ya kali keluar nggak beli." Ujar Kuroo tertawa. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan keluar ini.
"Gus Kinan pasti juga mau... Ya Chi!" Rengek Kuroo.
Daichi menghela nafas. "Jangan merengek seperti Oikawa, Kuroo!" Ketus Daichi.
Kuroo nyengir tak berdosa. "Gue anggep jawaban lo, iya!"
Selama perjalanan hanya terisi lagu-lagu galau yang Kuroo setel dari Handphone pesantren.
"Bangun woi! Udah nyampe ini." Daichi mencoba membangunkan Kuroo yang selama perjalanan hanya tertidur.
"Gue aja deh yang keluar." Gumam Daichi.
Mau gimana yakan. Si garong masih tidur, pules banget lagi.
Banyak santri dari pesantren mertua nya Gus Keishin yang berhenti untuk sekedar melihat si pemilik mobil. Yaa.. siapa tau bisa di embat kan?
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikum salam... Sebentar tad!" Suara laki-laki terdengar menggema dari dalam rumah.
Daichi menunggu sampai keluar lah satu Ustadz yang ia kenal dari kecil. "Eh? Bang meian!" Kaget nya.
"Daichi toh, tak kira ustadz pesantren. Mari masuk!" Ucap nya. Yakan Daichi udah jadi ustadz...
"Mau ngapain, Chi? Tumben banget ke sini." Tanya heran ustadz meian.
"Jemput Gus Kinan, Bang. Gus Keishin lagi ada acara soalnya!"
Ustadz Meian mengangguk mengerti. "Bentar ya... Masih main air sama santri putra tadi."
"Iya, bang."
"Sama siapa kesini?" Tanya Ustadz Meian basa-basi setelah selesai menyuguhkan minum buat ustadz Daichi ini.
"Sama Kuroo tuh. Lagi tidur dia, mana pules lagi!"
Ustadz Meian tertawa mendengar nya. Emang kebiasaan dua bocah adik kelas nya ini, nggak pernah akur. Sekalinya akur pasti ada mau nya. "Kenapa nggak di bangunin?"
"Kayak nggak tau aja, bang. Dia mah kebo kalau tidur!"
"Gebuk aja dah, Chi. Kan hobi banget nyelepet anak orang."
"Males, bang."
Ustadz Meian mengernyit heran. Ini beliau udah dari kecil loh main sama mereka berdua. Udah hafal banget malah gimana sifat nya. "Lagi ada masalah ya?" Tanya nya hati-hati.
Daichi mengangguk lesu.
"Tetep nyapa kan tapi?"
Daichi mengangguk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]
AcakBagaimana rasanya ketika kalian disakiti, dikhianati, ditelantarkan, dibanding-bandingkan dan dituntut untuk bisa segalanya? Sampai kalian menjadi seperti orang sakit jiwa. Bukankah itu menyakitkan? Tinggal dipesantren dan dibebani dengan banyak tun...