Salah satu kegiatan yang tidak akan dilewatkan oleh beberapa orang saat bulan puasa yaitu berburu ta'jil, atau ngabuburit. Apalagi bareng ayang atau apalah itu.
Dua santri Abah ini juga nggak mau kalah sama bocah begituan, jadi mereka memutuskan keliling cari ta'jil, lumayan gratis. "Mattsun! Gue mau cerita!" teriak Oikawa.
Matsukawa berdehem singkat. Ia fokus menyetir sepeda N-max milik Oikawa, apalagi jalanan juga ramai. Bisa berabe kalau dia nabrak orang.
"Lo tau, Mat!"
"Kagak!"
"Gue belum selesai ngomong ya!"
Matsukawa hanya diam. Sudah biasa menanggapi sifat Oikawa karena dari kecil mereka tetanggan, jadi cukup deket lah. Tapi ya gitu, ngeselinnya minta ampun. Dan Oikawa sendiri sering curhat ke dia, tentang keluarga nya ataupun tentang temen-temen nya.
"Kemarin gue ketemu mama——"
"HAH!! Anjir, yang bener lo!" ucap Matsukawa. Ia benar-benar terkejut mendengar nya.
Oikawa langsung menggeplak helm Matsukawa. "Omongan di jaga, istighfar kawan."
"Astaghfirullah maap. Tapi lo beneran ketemu nyokap lo?" tanya Matsukawa.
Oikawa diam. "Mattsun, beli cilok yang di sana!" perintah Oikawa.
Matsukawa mengehela nafas lelah. Bisa aja ngalihin topik nih bujang satu. "Repot kek cewek lo, Oik!" cibir Matsukawa.
"Gue cowok!"
"Iyain biar cepet."
Sampai di tukang cilok, Oikawa turun dan langsung pesen cilok ke-abang nya. Berhubung rame, dia jadi ikut nyelinap dari sela-sela badan manusia. "Ada aja tingkah lo!"
"Oik, gue pesenin juga," ucap Matsukawa. Tau dah Oikawa denger atau nggak, yang penting dia udah ngomong.
5 menit kemudian
Karena Oikawa yang belum juga keluar dari kerumunan manusia beli cilok, jadi Matsukawa memilih main game uler di handphone boba milik Oikawa.
"Mas, kesini!" seketika perhatian nya langsung beralih ke sumber suara yang sangat ia kenali. Sosok wanita dengan gamis hitam yang sedang merangkul lengan laki-laki.
'oalah gusti, bismillah Oik kagak lihat beginian!' batin Matsukawa.
Plak
"Mattsun!"
"Hah?!"
Oikawa berdecak malas. "Di panggil daritadi kok, bengong mulu lo!"
Matsukawa meringis kala Oikawa menggeplak pundak nya, mana lebih keras dari sebelum nya. "Lama-lama lo mirip sama Daichi, Oik!" iya, sama-sama suka nabok orang.
"Emang ajaran dia," ucap Oikawa enteng.
"Oalah, emang sesat si Daichi itu. Suka nabok buat aliansi."
"Buset aliansi," ucap Oikawa, ia tertawa hanya karena kata aliansi. Dikira anime naruto apa, segala pake aliansi.
"Tooru?"
Matsukawa terlonjak kaget saat melihat sosok wanita tadi. Bahkan sampai keselek pentol yang baru masuk mulut.
Oikawa langsung membalikkan badan nya menghadap ke sumber suara. "Eh? Mama? Ngapain kesini?" tanya Oikawa, ia langsung menyalami tangan mama nya.
"Di ajak ngabuburit sama Tobio, kamu sendiri?" tanya balik mama oikawa.
Oikawa yang mendengar jawaban mama nya terdiam sebentar, tapi senyum di wajah nya tak ia hilangkan sama sekali.
"Sama dong ma, Tooru juga ngajak Mattsun tuh," jawab Oikawa, ia tunjuk tuh Matsukawa yang terus nyemilin cilok. Sedangkan Matsukawa yang ditunjuk tersenyum kaku, tidak tau harus bagaimana selain tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]
AcakBagaimana rasanya ketika kalian disakiti, dikhianati, ditelantarkan, dibanding-bandingkan dan dituntut untuk bisa segalanya? Sampai kalian menjadi seperti orang sakit jiwa. Bukankah itu menyakitkan? Tinggal dipesantren dan dibebani dengan banyak tun...