Tiga hari berturut-turut, akang Kuroo Tetsuro ini dilanda kebingungan karena sikap temen nya yang nggak biasa banget. Dan itu bertepatan saat dia tau temen nya kabur nggak tau kemana. Katanya beli cilok mang levi yang ada di kota. Tapi balik-balik ke pesantren, wajah nya lesu banget.
Akhir-akhir ini dia juga ngerasa kalau apa-apa mesti sendirian, jarang banget dia kumpul di masjid sambil nunggu adzan bareng temen nya. Ngurus organisasi juga sendiri, temen nya pada sibuk sama urusan pribadi.
Kan, jadi kangen kumpul bareng.
"Assalamualaikum!"
Kuroo yang barusan salam dan nggak denger jawaban memilih masuk untuk melihat temen nya ada di kamar atau keluar.
"Ushijima?" Panggil Kuroo. Asli deh, kamar temen nya ini kayak rumah hantu aja, Sunyi banget. Padahal masih siang dan baru aja pulang dari sekolah formal.
"Ya? Siapa?"
Kuroo menghela nafas lelah. "Gue Kuroo." Jawab nya. Dia lihat Ushijima yang tidur melumah di lantai, wajah nya dia tenggelemin ke bantal kecil punya adek kelas nya yang ia pinjam tadi.
"Ngapain?" Tanya nya.
Kuroo yang memang nggak denger karena suara Ushijima ketutupan sama bantal cuman bisa bilang hah doang.
"Yang jelas kalau ngomong." Gas Kuroo.
Untung kamar Ushijima sepi. Ada sih adek kelas nya, kayak Kageyama sama Futakuchi yang lagi tidur siang. Tapi mereka berdua kebo, jadi nggak akan bangun cuman karena suara orang ngegas.
"Ngapain?" Akhirnya Ushijima dengan berat hati mengangkat wajah nya agar suara nya kedengeran ke telinga Kuroo.
"Nggak mau kumpul di serambi masjid lagi?" Kuroo tuh pengen banget canda bareng temen nya lagi. Dia nggak mau kalau temen nya ada masalah tapi pada nyelesaiin sendiri-sendiri. Kecuali kalau masalah keluarga, dia nggak berhak buat ikut campur.
Ushijima bodo amat. Dia pura-pura tidur, seolah-olah nggak denger sama omongan Kuroo.
"Astaghfirullah. Gue dikacangin ama sapi." Gumam Kuroo.
"Ajak Bokuto aja, Kuroo. Aku males banget keluar siang-siang gini." Ushijima memang anti banget sama yang namanya keluar siang hari. Kalau di tanya kenapa, dia bakal jawab 'kata Mamih nggak sehat kalau kena sinar matahari siang-siang.' Makhlum tuan muda ini. Pasti dikit-dikit nggak boleh ini, nggak boleh itu.
"Gue ngajak lo dulu biar bisa ngajak Bokuto."
Niat Kuroo, kalau dia ngajak Ushijima dulu, nanti dia bisa minta bantuan Ushijima buat bujuk Bokuto.
"Ana bilang males keluar, Kuroo."
Ushijima tidak pernah mau dibantah, ucapan nya harus selalu dituruti. Bahkan anak bahasa pada takut sama Ushijima kalau dia udah ngulang ucapan nya tiga kali. Dan yang mesti kena hukuman dia itu, Taichi sama Taketora.
Kuroo yang anak nya memang keras kepala tetap pada pendiriannya. Mengajak Ushijima buat ikut ke serambi masjid.
"JANGAN KAYAK ANAK KECIL, KUROO!"
Kepalang emosi sama ajakan Kuroo, Ushijima nggak sadar kalau dia baru teriak nyentak temen nya. Bahkan ia tepis tangan yang tadinya menggoyang-goyang kan tubuh nya.
"Ekhem. Assalamualaikum!"
Ushijima langsung sadar, begitu pun dengan Kuroo yang melamun. Mata kedua nya bergulir menatap seseorang yang menatap nya datar. Tak ada ekspresi apapun di wajahnya, apalagi saat melihat wajah bengong Kuroo.
"Oikawa?"
"Assalamualaikum!" Oikawa mengulang lagi salam yang tadi ia ucapkan. Berniat menyindir teman nya agar sadar untuk menjawab ucapan salam nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]
AcakBagaimana rasanya ketika kalian disakiti, dikhianati, ditelantarkan, dibanding-bandingkan dan dituntut untuk bisa segalanya? Sampai kalian menjadi seperti orang sakit jiwa. Bukankah itu menyakitkan? Tinggal dipesantren dan dibebani dengan banyak tun...