Chapter 5

160 32 7
                                    

Seperti yang Daichi katakan. Jeda antara maghrib ke isya, Sakusa berada di ndalem. duduk di tengah - tengah Daichi dan Kuroo, didepan nya ada Buyah Ikkei yang ditemani anaknya Gus Keishin.

Buyah Ikkei tersenyum kala melihat ekspresi Sakusa yang bahagia. "Omi seneng banget deh Buyah!"

Sakusa yang mendengar ucapan Gus Keishin langsung mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Apaan sih!" Elak Sakusa.

"Gausah ngelak lo omi-omi!" Ledek Kuroo.

"Apaan lo jambul ayam." Balas Sakusa teriak.

Kesel banget punya sodara nggak ada akhlak kayak mereka. Pengen buang aja rasanya. Buat readers yang mau ambil aja.

"Oh iya, Buyah kok tiba-tiba gini?" Tanya Sakusa. Ia fikir kejadian ini terlalu tiba-tiba karena biasanya keluarga besar akan memberi tahu dan mengadakan acara untuk menyambut kedatangan.

Seakan tahu apa yang Sakusa pikirkan. Ucapan Buyah membuat Sakusa sadar. "Buyah nggak mau kelurga besar tahu omi."

Tersenyum miris mendangarnya. Daichi and Kuroo pura-pura tidak mendengar. "Maaf!"

Sungguh Sakusa lupa dengan masalah keluarganya.

"Ahahah, wajah lo ngakak Omi!" Tawa Kuroo, mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba jadi melow. Gus Keishin tersenyum atas usaha Kuroo.

Buk.

"Jangan keras-keras napa kalau mau ketawa!"

Kuroo langsung diam setelah mendapat pukulan sajadah dari Gus Keishin di muka nya. "Oi, jangan lari lo bang!"

Gus Keishin lari keluar lebih dulu saat Kuroo ingin mengejar. "Gue ngimamin dulu. Assalamulaikum!"

Buru-buru make sendal, lari ke masjid. Nggak peduli dengan tatapan santri putra yang liat dia di kejar sama Kuroo.

MKKB (masa kecil kurang bahagia) ygy.

°°°°°

Time skip.

Hari rabu pagi tepat pukul 7 acara sudah dimulai, masjid pesantren Buyah Ikkei sudah penuh dengan para santri. Baik santri putri maupun santri putra.

Hari yang paling ditunggu oleh para santri.

"Acara selanjutnya. Penyerahan hadiah dan Pemanggilan santri berprestasi."

"Untuk beliau Ustadz Meian dipersilahkan." MC mundur dan digantikan oleh Ustadz Meian untuk membacakan santri-santri berprestasi.

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh!" Salam dari Ustadz Meian terdengar semangat.

Mendengar salam dari Ustadz ter the best santri putri. Mereka menjawab dengan semangat yang menggebuh. Berbeda dengan santri putra yang hanya menjawab dengan biasa dengan menutup telinga.

"Wa'alikum salam warahmatullah wabarakatuh!"

"Yang terhormat KH. Ikkei Ukai. Yang terhormat Gus Ukai Keishin dan sekeluarga. Yang terhormat para asatid dan asatidah. Dan yang jangan lupa santri-santri Al-Karimah yang Insya Allah berbahagia!"

Teriakan santri putri lebih keras saat Ustadz Meian menyebut santri-santri.

"Santri putri ganas-ganas gila!" Seru Hiru yang duduk lesahan di barisan depan.

Broken Heart [Haikyuu Religi] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang