6 (21+)

132K 2.7K 237
                                    

"Kak.. maaf, aku bisa jelasin"

Ya tuhan, aku bisa bersumpah kalau sekarang badan aku bergetar hebat, aku takut banget..

Jeana megang tangan aku dengan kasar dan berjalan dengan cepat sambil menarik aku.

"Kak, please.."

Sekarang, kita berdua sudah didalam mobil Jeana, dia mengendarainya dengan penuh emosi, aku bisa rasakan itu.

"Kak.. maaf, dia bukan siapa siapa, jangan marah kak..."

Aku memegang lengannya yang mengeras, aku mengelus-elus lembut lengannya, mungkin itu bisa meredakan lengannya yang mengeras, tapi ngga bisa meredakan emosinya yang udah ngelunjak.

Jeana tetap fokus membawa mobil dengan kecepatan tinggi, melewati banyak mobil lain didepan sana.

"Harus banget bohong tentang dia?" Akhirnya Jeana buka suara, aku ngga bisa kalau dia diam terus.

"Maaf.. aku bukan bermaksud begitu" Aku ngga bisa jelasin, aku ngga bisa berpikir apa apa lagi, yang dipikiran ku hanya Jeana, aku takut dia berbuat lebih kepada aku.

Suasana dimobil menjadi canggung, tidak ada yang membuka suara setelah itu. Dan pada akhirnya, kita berdua sudah sampai di apartment Jeana.

"Kak, please jangan buat apa apa.." Ucap aku sebelum Jeana keluar dari mobilnya.

Sama aja, Jeana ngga peduli apa apa, dia ngga dengerin omongan aku, ngga natap aku.

Jeana berjalan keluar mobil lalu ke pintu mobil yang satunya dan membukanya agar aku keluar.

"Keluar." Suruh Jeana.

"Kak, please"

Aku masih berusaha menenangkan Jeana, namun pikiran Jeana tidak bisa dikendalikan dalam saat saat seperti ini, ia langsung menarik aku keluar dengan kasar dan menutup pintu mobil dengan keras.

"Kak, sakit.."

"DIAM!! KAK KEK KAK KEK, GAUSAH PANGGIL AKU DENGAN SEBUTAN ITU, PANGGIL AKU JEANA!!" Serius? Jeana bentak aku?

"M-maaf.." Air mata aku mulai turun, badan bergetar hebat, Jeana masih menarikku dengan kasar.

Kita berdua masuk kedalam rumah, Jeana menarikku masuk kedalam rumah dan dia melepaskan genggaman nya dari tangan aku.

"ARGHHHH SIALAANNN" Teriak Jeana melepaskan semua amarahnya disana.

Jeana berjalan kearah meja lalu memukulnya keras, kepalanya menunduk, rambutnya berantakan, dan aku hanya bisa diam menjadi patung dan hanya melihat Jeana dengan ketakutan.

"BANGSATT"

...

...

...

"Jeana.. maaf"

Setelah lamanya, aku buka suara, memanggilnya, Jeana hanya diam daritadi, tidak bergerak sama sekali, namun saat aku memanggil namanya, dia balik ke aku lalu menatapku.

Tatapannya terlihat jelas ada kemarahan disana, semakin lama juga tatapannya turun menurun ke tubuh aku, lebih tepatnya ke payudara aku yang terlihat menonjol dengan jelas..

Dia menatapnya lama, aku tau tatapan itu. Dia mulai berjalan perlahan menuju aku yang sedang gemetaran.

"Sudah siap, sayang? kamu ngga akan aku kasih pelumas." Jeana mengelus lembut pipi aku, dan Aku hanya bisa pasrah dengan omongan Jeana, Aku ngga bisa kabur juga.

"Please, aku minta maaf, aku bisa jelasin semua ini, tapi tolong kamu tenang dulu.."

"Jelasin semua ini setelah aku memberimu hukuman." Jeana mengangkat aku dan aku mencoba memberontak, tetapi sama aja buang buang tenaga, aku ngga bisa kabur.

Posessive Girlfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang