14

28.5K 1.3K 80
                                    

"HAH??"

"Iya, maaf aku bohong, kalau kamu mau pergi gapapa kok, aku tau ini aneh."

Rara terdiam sebentar masih dengan kagetnya sambil menatap Bella, sedangkan Bella hanya menundukkan kepalanya pasrah dengan tanggapan Rara.

Tidak lama, Rara memeluk Bella dari sampingnya. Disitulah tangisan Bella pecah, Bella menangis entah karena apa, sedangkan Rara ia juga bingung kenapa Bella menangis saat ia memeluknya.

"Hey.. kenapa nangiss?" Tanya Rara melepas pelukannya dan menatap Bella.

"Satu lagi yang belum aku ceritain.." Ucap Bella.

"Tenangin diri kamu dulu, jangan sambil nangis." Ucap Rara kembali memeluk Bella.

"Cengeng banget sih" Batin Bella.

Mereka berdua berpelukan lama, Bella menjadi lebih tenang saat dipelukan Rara, tangisannya menjadi reda, baju milik Rara sedikit basah dengan air mata Bella.

"Udah??" Tanya Rara dan Bella hanya mengangguk.

"Maaf ya, baju kamu basah gara gara aku" Ucap Bella menatap baju Rara.

"Gausah mikirin ini, ga penting. Sekarang ayo cerita, keluarin semuanya yang selama ini kamu pendam sendirian." Ucap Rara memegang tangan Bella, mengelusnya pelan.

"Makasih..."

Bella menghela nafasnya, berniat sedikit menenangkan dirinya, ia tidak mau saat bercerita, ia menangis kembali.

"Jeana itu posesif banget, keras kepala juga. Posesifnya itu saat aku deket sama siapa aja yang dia ngga kenal, dia mulai cemburu dan cuekin aku seharian. Tapi, kalau dia udah cemburu berlebihan.. dia nyeremin, dia jadi kasar ke aku, seolah-olah berganti kepribadian. Jeana yang biasanya lembut dan manja, tiba tiba menjadi kasar dan sering bentak aku saat dia marah. Kadang aku berpikir juga, kapan ya Jeana rubah sikapnya. Aku ga suka sifat dia yang kayak gitu, tapi aku cinta sama dia, gamungkin aku akhirin hubungan kita berdua. Kadang kadang juga dia sangat keras kepala, pokoknya dia harus beresin apa apa sendirian, padahal aku mau bantuin dia, aku ngerasa ngga guna dalam hubungan ini.. dia selalu begitu." Air matanya jatuh kembali saat bercerita.

"Kasar? maksudmu.."

"Iya.."

"Walaupun begitu, dia perhatian dan orang nya cepet peka. Aku suka sisi positifnya, orangnya manja banget, perhatian dalam hal sekecil apapun dia khawatir. Aku suka sisi lembutnya.." Sambung Bella.

Rara kaget namun tidak menunjukkan ekspresi wajah nya, ia tidak menyangka selama ini Bella diperlakukan seperti itu oleh pacarnya sendiri.

"Boleh aku kasih pendapat?" Tanya Rara dan Bella mengangguk.

"Kalau bisa, kamu akhiri hubungan itu. Kalau kamu rasa ngga nyaman sama sifat kasarnya, kamu harus pake otak Bel. Kalau dia terus terusan maksain kamu, kamu harus menjauh. Sifat kasarnya ngga baik buat kamu." Ucap Rara.

"Tapi dia perhatian banget raa!!"

"Justru itu Bella, dia menutupi sifat buruknya dengan melakukan hal yang kamu sukai, dia tau kamu suka orang yang perhatian, dia tau kamu suka orang yang peka, dia juga tau kamu suka orang yang lembut Bel! maka dari itu dia menutupi semua perbuatan buruknya dengan melakukan itu semua!" Tegas Rara.

"Kamu udah dibodohi, Bel." Sambungrnya.

Bella terdiam setelah mendengar perkataan Rara, ia mencoba merenungkan kembali perkataan Rara, wajahnya sangat cemas, haruskah dia mengakhiri hubungannya dengan Jeana?

"Tapi.. aku takut dia marah kalau aku putusin dia.."

"Ngga, dia ngga akan marah, dia akan tunduk sama kamu, malahan dia yang paling takut kalau hubungan kalian selesai. Sifat posesifnya yang berlebihan menunjukkan rasa obsesinya, dia terlalu obsesi sama kamu Bell. Aku yakin dia tidak akan memarahi mu, tunggu waktu yang tepat aja, Bella. Itupun kalau kamu sudah siap untuk mengakhiri hubungan kalian." Tegas Rara.

"Ra.. makasih banyak, makasih udah mau dengerin cerita aku dan jadi pendengar yang baikk.." Ucap Bella.

"Kok suasana nya jadi sedih sih, bocil kayak kamu gaboleh di suasana sedih, gimana kalau kita jalan jalan?" Rara mencoba mengubah suasana saat ini, ia tidak kuat jika Bella menangis didepannya.

"Ayo" Jawab Bella dengan lemas.

"Gaboleh lemes gituu, ayo semangat. Nanti kita bahas sama sama soal pacarmu ya?? sekarang fokus untuk rileks dan kosongkan pikiran."

"Yaudah iya iya, ayoo" Bella tersenyum kecil dan itu sangat berarti untuk Rara.

"Aku tukar baju dulu" Ucap Bella lalu ia berdiri dan menarik Rara dengan memegang tangannya.

"Eh eh eh, ngapain?" Rara bingung kenapa ia ditarik.

"Temenin"

*******

"Yok"

Bella selesai mengganti pakaiannya untuk jalan jalan keluar seperti ajakan Rara. Namun saat dia memanggil Rara, dia belum juga bergerak bangun dari duduknya.

"Ra?" Panggil Bella.

"Oh, kenapa?" Rara baru sadar dari lamunannya.

"Kenapa? badan aku sexy kan? jelas dong" Sombong Bella karena ia tau Rara sedang menatapi tubuhnya selama ia sedang ganti pakaian.

"Ayo jalan" Rara mengalihkan topik, ia berdiri lalu berjalan duluan keluar kamar.

Bella mengikuti Rara dari belakang, saat keluar dari kamar, ia mendapat panggilan dari Jeana.

"Angkat ga ya.." Gumam Bella.

"Jangan angkat." Ucap Rara sedikit keras dari pintu keluar.

"Mau jalan jalan kan? lupain dia dulu, palingan dia juga sibuk sama pekerjaannya." Sambungnya.

"Kok kamu tau Jeana yang nelpon?!!" Kaget Bella.

"Secrettt hihii" Ucap Rara mengejek Bella.

******

"Kok dimatiin sih" Kesal Jeana

"Ck, berarti dia udah bangun" Sambungnya

Jeana berjalan keluar dari ruangannya ingin segera menyusul Bella di rumahnya. (apartment nya ganti rumah aja lah njink, aneh kalau bilang apartment trus)

"Semoga dia ga buat aneh aneh"

Jeana berjalan keluar dari kantor dan menaiki mobilnya, ia tidak meminta David yang menyetir karena akan lama, lebih baik ia menyetir sendiri.

Jeana juga berusaha menelepon Bella dan tidak diangkat oleh Bella, ia ingin menghabiskan waktunya dengan menenangkan pikiran, ia mencoba melupakan Jeana seharian.

Disisi Bella, ia sudah menaiki motor milik Rara, dia juga di teror oleh Jeana yang sedari tadi sedang mencoba mengubunginya.

"Jeana nelpon terus" Ucap Bella

"Jangan diangkat, sekarang kita makan dulu ya?" Tanya Rara.

"Iya"

"Kamu suka nasi goreng kan? Tanya Rara.

"Iyaa, apalagi buatan Jeana, enakkk"

Rara terdiam, lagi lagi Bella membahas Jeana yang sudah dijanjikan bahwa Bella akan melupakannya seharian.

"Maaf, aku lupa."

"Melupakan orang yang kamu cintai tidak semudah itu, berusahalah. Pikirkan baik baik, terserah kamu kalau mau memutuskannya atau tidak, aku hanya menyarankan."

Posessive Girlfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang