Aku istrinya!

5.2K 469 23
                                    

Naik motor bebek kesayangannya Radi membawa pulang Arya ke rumah. Sebenarnya bukan rumah Radi. Melainkan milik kerabat jauh keluarga Radi. Daripada kosong dan tidak terawat, mereka meminta Radi untuk menempati rumah itu. Tidak perlu sewa yang penting dirawat, dan itu sangat membantu Radi. Jatah bayar uang kos bisa di alokasikan untuk keperluan lain.

"Turun!" kata Radi setelah mesin motor mati.

Arya segera turun dari atas motor. Remaja itu berdiri sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah sederhana lantai satu. Cat dinding terlihat kusam, ada bagian tembok yang mengelupas, menandakan rumah itu entah sudah berapa tahun tidak direnovasi.

"Ayo masuk," ajak Radi.

Arya mengikuti langkah Radi masuk ke dalam rumah. Tidak ada perabotan mahal, selain TV tua dan kulkas di dapur.

"Kamu pikir aku akan tinggal di sini? ketus Arya tiba-tiba. Sepanjang jalan tadi Arya bungkam. Baru ini remaja itu bersuara.

"Aku tidak sudi tinggal di sini!" imbuh Arya sengit. Matanya merah menahan marah, atau barangkali habis menangis.

"Terima kenyataan saja, kalau gak mau tinggal di sini, memang kamu mau tinggal di mana?" sahut Radi santai. Melepas jaket Levis yang ia kenakan lalu melemparkannya ke atas sofa ruang tamu.

"Ini semua gara-gara kamu! Dasar bodoh! Kenapa mau saja menerima permintaan Papaku!"

Radi memutar tubuhnya menghadap ke arah Arya. Menatap kesal remaja di depannya itu. "Aku tidak ada pilihan, kamu pikir aku senang punya istri laki-laki sepertimu!"

"Jadi kamu merendahkan aku!" Arya melotot geram.

"Laki-laki bodoh!" Maki Arya yang membuat Radi jadi semakin kesal.

"Siapa yang bodoh! Kamu jangan sembarangan mengatai orang bodoh!"

"Memang iya, kamu bodoh! Bodoh! Bodoh!" olok Arya berulang kali. Dengan gerakan cepat remaja itu meraih benda apa saja yang berada di sekitarnya, lalu ia lemparkan ke arah Radi.

Radi menghindar dengan gesit. Tak satu pun benda mengenai tubuhnya. Semua hanya melayang di udara dan jatuh ke lantai.

Hal itu malah membuat Arya semakin geram dan brutal. Remaja itu kembali menyambar benda yang lain dan ia lemparkan lagi ke arah Radi

Sebuah asbak bahan keramik melayang hampir mengenai Radi. Untung saja Radi cepat menghindar. Jika tidak, kepalanya pasti sudah bocor sekarang ini.

"Hei, hentikan! Kamu bisa merusak semua barang rumah ini. Ini bukan rumahku!"

"Nah kan! Tidak hanya bodoh! Kamu juga miskin! Kenapa Papa tega membiarkan aku hidup dengan laki-laki miskin sepertimu!" berang Arya menumpahkan kemarahannya sambil mencari-cari sesuatu yang bisa ia lemparkan ke arah Radi.

Radi tidak tinggal diam. Ia berpikir cepat mencari cara menenangkan Arya.

Tanpa pikir panjang, Radi berjalan cepat menghampiri Arya lalu merengkuhnya. Menahan tangan remaja laki-laki itu agar tak  lagi melemparinya dengan barang-barang rumah. Dia bisa bangkrut, hutang 700 juta sudah cukup banyak, jangan sampai dia ganti rugi isi rumah ini.

"Cukup Arya! Hentikan!"

"Lepaskan aku! Jangan menyentuhku!" teriak Arya sambil meronta minta dilepaskan.

Radi tak peduli. Laki-laki itu semakin erat mendekap tubuh Arya. Membuat remaja itu tak bisa bergerak lagi. Namun, dengan kekuatan yang ia punya, Arya mendorong Radi ke belakang. Membuat pemuda itu hilang keseimbangan. Tubuh dua laki-laki itu jatuh bersamaan, mendarat di atas sofa ruang tamu.

Kesempatan itu Arya gunakan untuk menyerang Radi lagi. Posisinya yang berada di atas Radi memudahkan Arya memukuli pemuda itu. Tak hanya memukul ia juga menjambak dan mencakar. Walaupun dia tidak punya kuku panjang layaknya seorang gadis.

SAJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang