Sebelum baca atur duduk yang nyaman, tarik napas dalam-dalam lalu embuskan perlahan. Kalo udah rileks udah nyaman baru baca. Enjoy this part
🤭
Arya berdiri di depan sebuah toko roti. Sebelum masuk, remaja itu menghitung kembali uang yang telah ia kumpulkan sedikit demi sedikit dari sisa uang saku yang Radi berikan padanya. Sesuatu hal yang belum pernah Arya lakukan sebelumnya-menabung dari sisa uang saku. Dulu jika menginginkan sesuatu Arya bisa langsung beli. Keadaan sekarang berbeda dengan kehidupannya yang dulu. Sekarang, jika menginginkan sesuatu, dia harus menahan diri, menunggu sampai uangnya cukup.
Perlahan Arya mendorong pintu kaca toko dan melangkah masuk. Ia lalu berjalan ke arah deretan etalase kue yang memajang banyak pilihan kue ulang tahun dari harga paling ekonomis sampai harga yang lumayan mahal. Arya melihat-lihat kue yang berjejer serta harganya.
Pandangan Arya berhenti pada salah satu kue coklat dengan toping strawberry. Dilihatnya harga di bagian bawah kue.
"300 Ribu," gumamnya sambil mengembuskan napas pelan. Ia lantas bergerak lagi, mencari-cari kue ulang tahun dengan harga sesuai kantongnya.
Arya kemudian berhenti bergerak ketika melihat kue coklat berukuran jauh lebih kecil dari yang dilihatnya tadi. Harganya pun terjangkau. 80 Ribu. Ia lantas membuka pintu kaca etalase kue. Dikeluarkannya kue coklat itu lalu ia bawa ke bagian kasir.
"Ini saja Mas?" tanya si petugas kasir.
"Iya, ini saja," jawab Arya sembari mengeluarkan uangnya dari dalam saku.
"80 Ribu Mas," kata si petugas kasir lalu membungkus kue itu ke dalam kotak kemudian dimasukkan ke plastik putih bertuliskan SEROJA KUE.
Arya membawa pulang kue ulang tahun itu dengan sangat hati-hati. Tak pernah ia merasa sesenang ini. Sepuas ini. Sebangga ini. Untuk pertama kalinya ia belanja dengan uangnya sendiri. Ya, meskipun bukan uang hasil keringatnya, tapi susah payah Arya mengumpulkan uang tersebut. Jika Radi memberinya uang lebih, sebisa mungkin tidak ia habiskan.
Arya pulang sambil bersenandung senang. Seperti dugaannya, ketika ia pulang Radi sudah berangkat kerja. Arya tersenyum kecil, membayangkan pria itu sedang bekerja mencari nafkah untuknya. Oh, mengapa rasanya sebahagia ini.
Kue ulang tahun itu Arya simpan ke dalam lemari pendingin. Sambil menunggu waktu, remaja itu inisiatif bersih-bersih rumah terlebih dahulu. Dengan semangat 45 Arya menyapu lantai, mengepel, serta merapikan kamar Radi yang berantakan. Semua dilakukannya dengan hati senang dan bibir tak henti mengulas senyum.
Selesai mengerjakan pekerjaan rumah dan membersihkan diri, Arya berlanjut ke dapur. Ia berdiri, mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang dapur. Kemudian menyiapkan semua bahan yang dibutuhkannya. Belajar dari ibunya Radi, Arya bermaksud memasak sesuatu yang bisa Radi makan ketika pria itu pulang kerja nanti malam.
Dengan bahan-bahan yang ada di dalam kulkas, sambil menonton tutorial di YouTube, Arya memasak orak-arik telur dan sayuran. Tak lupa memasak nasi serta goreng ayam yang sudah dibumbui dari dalam kulkas. Radi memang menyimpan daging ayam yang telah dibumbui di dalam kulkas, sewaktu-waktu bisa langsung goreng jika ingin makan ayam goreng.
Hampir satu jam lebih, Arya baru selesai memasak. Jangan ditanya, bagaimana keadaan dapur saat ini. Ruang dapur berantakan, seperti kapal pecah. Dengan gerakan cepat-cepat remaja itu membersihkan dapur. Mencuci semua peralatan masak yang kotor, lalu mengepel lantai lagi. Mengabaikan rasa perih jari tangannya yang tergores pisau, mengabaikan rasa sakit sekitar lengannya karena percikkan minyak panas. Semua Arya lakukan demi Radi. Memberi kejutan untuk pria itu, yang hari ini berulang tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAN
General FictionHidup Radi yang mulanya lurus-lurus saja tiba-tiba berubah 180 derajat. Semua berawal saat dia terpaksa menikah kontrak dengan Arya. Remaja pembangkang, dan kasar. Hari-hari tenang Radi berubah menjadi runyam ketika dia harus mengayomi dan menafkah...