Berhemat

4.7K 453 34
                                    

Ketemu lagi sama Radi dan Arya.  Jangan lupa vote komen🥰

Pukul 07.00 Arya baru bangun tidur. Remaja itu beringsut turun dari atas ranjang lalu berjalan keluar kamar. Dilihatnya Radi dan kedua orangtuanya berkumpul di meja makan sederhana.

"Arya, sudah bangun?" sapa ibu Radi sambil mengulas senyum. Wanita berwajah lembut keibuan itu tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Cepat mandi, dan buruan berangkat sekolah, nanti biar diantar sama Radi, sekalian dia berangkat kuliah," sambung wanita itu lagi.

"Hemm," gumam Arya tak acuh.

"Di mana kamar mandinya?" tanya remaja itu, sejak kemarin sore Arya belum masuk ke kamar mandi rumah ini.

"Itu." ibu Radi menunjuk ke arah kamar mandi yang berada di belakang.

"Di dalam sudah ada handuk bersih, tadi ibu yang siapkan."

Arya tidak menyahut, siapa juga yang mau pakai handuk dari rumah ini. Gerutunya dalam hati.

"Di mana barang-barangku, apa ada orang suruhan Papa mengantar ke sini?" tanya Arya pada Radi yang sedang sibuk menikmati sarapan buatan ibunya.

"Tuh." Radi menunjuk dua box di ruang tamu dengan wajahnya.

"Tadi pagi-pagi sekali, orang suruhan papamu ke sini."

Arya lantas berjalan ke arah ruang tamu, memeriksa semua barang-barang miliknya.

Remaja itu mendengkus kesal. Di dalam dua box itu hanya berisi pakaian dan buku-buku pelajaran miliknya. Papanya sungguh tega, membuang anaknya sendiri di rumah jelek dan kecil ini.

Arya bangkit berdiri lalu berjalan ke kamar mandi sambil membawa handuk dan seragam sekolahnya.

Baru beberapa detik Arya masuk kamar mandi, terdengar jeritan melengking dari dalam sana.

Mendengar itu Radi langsung berlari menghampiri, begitu juga dengan bapak dan ibunya. Pasangan suami istri itu terkesiap, tergopoh-gopoh menyusul Radi ke belakang. Siapa tahu saja Arya terpeleset.

"Arya ada apa!?" Radi berdiri depan pintu kamar mandi yang tertutup dengan wajah khawatir.

Tak lama Arya keluar, rambutnya setengah basah serta handuk yang melilit di pinggangnya.

"Airnya dingin," kata remaja itu dengan ekpresi seperti seorang anak balita.

"Hah ...." Radi mendesah lega. Ternyata hanya perkara air dingin. Dia pikir tadi Arya terpeleset.

Ya Tuhan, Menjerit sampai memekakkan telinga seperti tadi hanya karena airnya dingin? Batin Radi.

Ibu Radi langsung tanggap, wanita itu jalan tergesa mendekati Arya.

"Oh, Arya gak biasa mandi pagi dengan air dingin Radi, sana kamu rebuskan air dulu di panci buat dia," perintah ibu Radi pada sang anak.

Radi mengernyitkan kening. "Buat apa Bu?"

"Kok buat apa? Ya buat dia mandi, Arya gak biasa mandi air dingin," ujar ibu Radi sambil sedikit melebarkan matanya.

"Ah, ibu ... dia bukan anak kecil lagi," gerutu Radi.

Pemuda itu berdecak kesal saat ibunya melotot. Mau tidak mau, pemuda itu melakukan apa yang ibunya perintahkan.

"Arya, kamu tunggu sini dulu ya," kata Ibu dengan nada lemah lembut.

Arya tak acuh, sudah lama dia tidak mendengar suara lembut dari seorang ibu seperti ini.

"Dasar anak orang kaya, mau mandi aja bikin repot, memangnya  dia anak kecil harus mandi dengan air hangat," omel Radi sambil mengisi panci dengan air kran di dapur lalu ia letakkan di atas kompor.

SAJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang