Jelous? No..

2.9K 176 6
                                    

Prilly Pov

Tinn... Tinnn.... Tinn...

Aduh itu si Putra gak bisa apa sabaran dikit. Gue aja belom sempat bikin sarapan.

Mana tadi gue telat bangun lagi. Gara-gara kemaren PR menumpuk, jadinya gue begadang deh buat ngerjainnya.

Gue lari keluar kamar, eh di depan kamar sudah ada makhluk Autis ini yang menyambut gue dengan senyuman sok polosnya.

Ya makhluk ini.. siapa lagi kalo bukan Ali.

"Ngapain lo ngejogrog di depan pintu"
Ini anak gue tanyain bukannya jawab, malah cengar-cengir gak jelas.

"Hehe.. Mau kemana lo" tanyanya dengan tampang polos.

Ini anak gak liat apa kalo gue lagi pakai seragam sekolah, pakai nanya lagi gue mau kemana.

"Ya mau sekolah lha.. Emang lo kira mau dugem" udah lah kalo gue ngeladenin dia, ntar malah gak selesai-selesai lagi. Mending gue buru-buru pergi.

"Eitz tunggu.. salim dulu donk" katanya sambil menarik tas ransel milik gue.

Haduh ini anak aneh-aneh aja sih. Emang dia bokap gue apa? Pakai salim segala. Huh tapi mendingan gue turutin aja lha, biar cepet kelar.

Abis salim, bukanya lepasin tangan gue eh dia malah narik tangan gue sampai badan gue gak sengaja menabrak dia.

Argh.. Ini anak maunya apa sih? Bikin gue salting aja pagi-pagi. Mana dia menatap gue tajem banget lagi.

Pasti sekarang muka gue udah merah kayak kepiting rebus.

Ali Pov

Hehe.. Meskipun lagi pakai seragam. Prilly masih tetap keliatan cantik.

Sengaja gue pengen godain dia, siapa suruh lo berangkat sekolah bareng Putra. Gue kan gak rela.

Hmm.. Lagi-lgi aroma vanila ini tercium di hidung gue.

Ini hidung gue yang konslet atau apa ya? gue mencoba menghirup lebih dekat.

Aduh udah kayak guk guk nih gue ngendus-ngendus gak jelas. Tapi bodo amat lha, gue mau mengetes indera penciuman gue.

"Hihihi... Ali geli tau" Prilly terkikik saat gue ngendus lehernya. hehe mungkin itu salah satu bagian sensitifnya.

Penulis Pov

(Adegan Syur.. Jangan ditiru.. Khusus 5th kebawah)

Entah apa yang di fikirkan Ali. Tadinya ia hanya berniat mengendus leher Prilly, tapi sekarang sudah berganti menciumi leher Prilly.

Padahal Prilly sudah merasa kegelian setengah mati. Prilly mencoba melepaskan diri dari Ali, tapi sepertinya percuma karena Ali malah semakin erat mendekapnya.

"Hahaha... Stop Li... Akh...." Prilly tersentak kaget saat Ali mulai menggigit kecil lehernya dan membuat tanda kepemilikanya disana.

Karena merasa tidak dihiraukan oleh Ali, Prilly segera mengarahkan lututnya ke bagian sensitif Ali. Lalu menendangnya dengan cukup keras.

"Watauw.... Aduh... Aduh... Sakit Prill..." pekik Ali sambil memegangi sesuatu di bagian bawah Perutnya.

"Rasain lo.. Emang enak!! Siapa suruh lo pagi-pagi udah berbuat gak senonoh ke gue" kata Prilly sewot sambil bergegas pergi meninggalkan Ali yang masih kesakitan.

(Tadi kan gue cuma mau mengetes indera penciuman gue. Kok malah jadi kebablasan gini sih) gumam Ali dalam hati.

(Dasar Ali stress... Pagi-pagi udah maksiat.. Udah tau gue mau pergi di anter Putra.. Eh malah gigit leher. Rasain tuh biar ngilu-ngilu deh anunya gue tendang) gerutu Prilly juga dalam hati.

-----------------------------------------------------------

"Kamu ngapain aja sih lama banget" gerutu Putra yang sedari tadi menunggu Prilly.

"Hehe ma'af.. Tadi lagi praktekin teknik karate sebentar" jawab Prilly asal.

Putra hanya menarik nafas panjang dan kembali berkonsentrasi dengan menyetirnya.

"Itu lehernya kenapa? Kok dari tadi dipegangin terus" tanya Putra di sela-sela kegiatan menyetirnya.

"Eh.. Gapapa kok. Cuma sakit aja lehernya. Mungkin salah tidur" jawab Prilly berbohong. Ia langsung buru-buru menyibakkan rambutnya, mencoba menutupi bekas merah pada lehernya.

Setibanya disekolah Mila langsung berlari menghampiri Prilly yang baru saja datang. Karena ada maksut tertentu

"Hai.. Pagi Prill... Lo kesini dianterin siapa?" sapa Mila sambil tersenyum girang.

"Putra lha.. Siapa lagi. Tumben lo pagi ini ceria banget" jawab Prilly heran melihat kelakuan sahabatnya yang tidak biasa.

"Oh... Gue kira lo dianterin Ali" kata Mila lagi. Terdengar nada kecewa disana.

"Emang kenapa kalo misalnya gue di anterin Ali? Lo mau tepe-tepe gitu sama dia" balas Prilly sewot

"Yah siapa tau aja gitu.. gue bisa kenal lebih deket lagi sama dia hehe" kata Mila genit.

"Aduh.. Udah deh.. Mending lo cari yang lain aja. Dia itu stres!!" terang Prilly panjang lebar.

"Yee.. Gak baik lho jelek-jelek'in orang. Lagian masak ganteng gitu dibilang stres.. Atau jangan-jangan...." jawab Mila menggantung kalimatnya.

"Jangan-jangan apa?" tanya Prilly

"Lo jelous ya... Lo naksir ya sama dia, makanya lo gak ngebolehin gue deket-deket" balas Mila asal

"Hahaha.. Gak mungkin lha gue naksir dia. Kan gue udah punya Putra" bantah Prilly tegas.

Mila hanya menatap Prilly dengan tatapan menyelidik.

"Hehe.. Berarti gapa donk kalo gue deketin Ali. Ntar gue maen kerumah elo Yah.. Yah.. Please" rengek Mila sambil menarik-narik lengan Prilly.

"Terserah lo deh" balas Prilly sambil mendengus kesal melihat tingkah laku sahabatnya yang lebay.

"Makasih... Tapi btw Prill.. Leher lo kenapa? Kok merah gitu" tanya Mila heran.

"Tadi abis disosor bebek" jawab Prilly asal.

Mila hanya geleng-geleng tidak mengerti. Mana ada bebek nyosornya dileher pikir Mila

-----------------------------------------------------------

Sementara Prilly sedang berganti baju, Mila sudah senyum-senyum gaje diruang tamu dengan ditemani Ali.

(Ini cewe daritadi senyum-senyum melulu. Kayaknya belum di bawa ke Klinik Tongfeng deh) batin Ali ngawur

"Eh lo mau minum apa? Coca Cola, Fanta atau Pepsi" tanya Ali pada Mila

"Ehm.. gak usah repot-repot. Orange Juice aja deh" jawab Mila sambil memamerkan senyum pepsodent.

"Gak nrepotin kok, air putih aja ya hahaha" balas Ali terkekeh.

"Resek lo.. Kirain semua minuman yang tadi lo tawarin ada semua" sungut Mila kesal.

"Ada kok.. Tapi bukan dirumah ini. Noh di Supermarket, beli sendiri hahaha" balas Ali lagi.

Mila hanya memukul ringan lengan Ali karena merasa dikerjai.

Sedangkan Ali hanya terkekeh melihat Mila yang tadinya senyum-senyum, kini tengah manyun. Berarti gak perlu pengobatan Klinik Tongfeng lagi Pikir Ali.

Sementara dari kejauhan, Prilly hanya mendengus kesal melihat keakrab'an mereka berdua.

"No no no... Gue gak mungkin Jelous" Ucap Prilly pada dirinya sendiri.

Sexiest ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang