04: Exposing His True Flag

844 82 75
                                    

Warnings: mentions of violence and blood, non-consensual act, kissing. | 2,7k+ words ✍🏻

 | 2,7k+ words ✍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Ternyata luka kakak lebih parah dari Sunghoon."

Elisa mengoles salep bening di area pipi dan rahang Heeseung, tempat di mana Sunghoon bertubi-tubi melakukan penyerangan. Teringat kejadian kemarin membuatnya meringis.

Sunghoon saat itu terus mengincar pukulan meski lawannya sudah meringkuk di bawah. Pinggiran wajah Heeseung berdarah, bahkan sedikit bagian telinganya sobek. Heeseung menyerang balik karena kesal ketika Sunghoon menghempas Elisa yang cuma niat melerai.

"Gapapa, tadi aku dipakein make-up tipis sama temen-temen." Ujar lelaki Lee.

Ia dengan senang hati menyuguhkan wajah sambil menaruh banyak sentuhan kecil di tangan sibuk si gadis.

"Aku lega banyak yang perhatian sama kakak. Tadi di kelas Sunghoon diceramahin habis-habisan sama guru. Untung dia ngaku abis bertikai ama maling."

"Sejak kapan aku jadi maling?" Tanya Heeseung.

Elisa menyenggol lengan kakak kelasnya. "Kalo bilang bertengkar sama kakak, repot nanti."

Heeseung di sampingnya tersenyum. Dia memperhatikan betapa Elisa telaten merawat luka. Binar cantiknya naik turun membaca artikel tentang luka luar di ponsel Heeseung. Manis, lelaki itu memperbolehkan si gadis mengotak-atik ponselnya.

"Maaf kamu jadi ngurusin bekas lukaku."

Mendengar itu Elisa menggeleng pelan. "Aku cuma beresin kekacauan yang adikku buat."

Heeseung lagi-lagi tersenyum. Tangan besarnya menyelip ke surai panjang milik si gadis, mengusap lembut dari puncaknya, bahu lalu beristirahat di tengkuk.

Cantik - Pikir Heeseung.

Ia belum pernah melihat gadis dengan rambut bergelombang natural sepertinya se-antero sekolah. Kebanyakan gadis akan meluruskan rambut mereka, Heeseung sampai bosan karena mereka semua terlihat mirip.

Elisa agaknya nyaman dengan penampilannya. Di mata Heeseung, Elisa seperti gadis Bali yang rajin ke spa. Kulitnya mulus seperti habis luluran dan tiap jengkal tubuhnya wangi.

Hiperbola atau tidak, setidaknya Heeseung saat ini memandangnya dengan mata penuh cinta.

"Sebenernya yang kakak dan adek siapa, sih? Kamu kakaknya Sunghoon, kan?" Tanya Heeseung.

"Iya, aku lebih tua. Jangan percaya kalo Sunghoon bilang aku adeknya. Dia cuma sok keren."

Heeseung terkekeh dan gadis di sampingnya belum sadar kalau rambutnya berulang kali dibelai. Itu membuat Heeseung berasumsi kalau si gadis biasa dibegitukan oleh seseorang.

"Sunghoon sering mainin rambutmu kayak gini?" Tanyanya, kepo.

"Hm?" Elisa mendadak gugup saat sadar wajah mereka terlalu dekat. "I-iya, Kak. Sunghoon orangnya touchy, tapi aku nggak betah jadi dikit-dikit dia kugampar."

𝐓𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐈 𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang