23: Her Soon to Be

918 54 14
                                    

Warning: sexual activities including kissing and fingering, some parts are hidden - will be shown in other platform please check my bio | 2,5k+ words ✍🏻









Hari ini adalah pengumuman nilai UAS. Murid-murid diminta masuk ke sekolah siang hari sebab paginya diagendakan untuk calon siswa baru. Ini pertanda bahwa Elisa akan berada di puncak senioritasnya.

Lebih dari itu, dia berharap setidaknya peringkatnya berada di digit yang aman, tak seperti semester pertamanya yang jeblok fatal.

Mendadak terdengar suara papan mading yang digeret dari arah timur, membuat banyak siswa di lantai dua berhamburan keluar.

Sunghoon yang sudah menunggu di depan kelas pun tegas menyuruh gadis-gadis menyingkir. Orang-orang di sekitarnya langsung menjaga jarak aman daripada harus sikut-sikutan dengan lelaki itu.

Sunghoon langsung memotret satu per satu lembar yang tertempel dengan kamera ponsel, baik ranking per kelas maupun ranking paralel lalu kembali ke kelas.

"Lo emang bisa diandalkan, Hoon." Jay memuji kegercepan sang kawan dari posisinya.

Mereka bersantai di kelas mengikuti saran Jake. Tidak ada lagi yang mau desak-desakan dan berakhir jatuh menangis. Oh, pemuda Shim hafal kejadian ini tiap tahunnya.

"Please, gue terakhir aja! Heh Sunghoon, lo jangan spoiler peringkat gue, ya!" Gabbie pindah dari sisi seberang ke kursi dekat Elisa duduk.

Kening Sunghoon langsung mengernyit. "Dih, peduli amat gue ama lo?"

"Share ke groupchat aja, Hoon." Pinta Jake, yang meski kelihatan asik baca buku, dia sama tegangnya. Kuatir digit belakang nilai sempurnanya menurun.

"Oke, mate."

Pemuda Sagitarius mengirim semua jepretan lewat groupchat dan lima bersahabat langsung serius meninjau nilai di masing-masing tempat.

Meski bersahabat, agaknya mereka sama-sama sensitif perihal berbagi informasi nilai. Kuatir ada yang tersinggung, apalagi jika ada pihak yang skornya jatuh. Wajar lah, mereka biasa dikasih pressure tinggi sebab membawa nama kelas unggulan.

"Gimana? Aman, guys?" Tanya Elisa dengan terbata-bata.

"Aman." Jawab Jay dan Gabbie yang serentak menyeka keringat gaib di kening.

"Sumpah, gue aman?" Sunghoon terdengar seperti meragukan apa yang dia lihat.

Ia berada di peringkat 10 dari 24 siswa. Kalau dari kelas unggulan saja dia dapat nomer sepuluh, otomatis namanya masuk lembar peringkat paralel.

"Mama pasti bangga banget sama kamu, Hoon! Coba kirim nilaimu ke Mama!" Elisa memutar posisi duduk demi menghadap adik bongsornya. Tak terasa, sudah hampir setengah tahun mereka pisah dengan kedua orangtua.

Jake melirik ke samping, memperhatikan gadis itu tengah berkaca-kaca. Yang jelas bukan cuma karena pencapaian adiknya, tapi juga pencapaian Elisa sendiri.

Begitu mudah bagi Jake menemukan nama gadis itu di lembar pertama, urutan ketiga.

Nama mereka cuma dipisah oleh Gabbie dan ini jadi rekor tertinggi yang bisa Elisa capai. Plus, gadis itu masuk sepuluh besar paralel yang secara terhormat dicetak tebal oleh staf sekolah.

Gadis pintar, Jake tak sabar memeluk dan mengungkapkan betapa bangga dirinya.


⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。

Belum genap satu jam dari interaksi di kelas, Elisa dan Jake sudah berada di toilet ujung, saling mengukung di dinding, berpelukan serta beradu hidung mesra.

𝐓𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐈 𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang