15: Too Much Pain in A Body

813 44 36
                                    

Warning: familycest, mentions of orgasm, suicidal person, dirty words, smut, slight sex, unprotected sex, kissing, make-out | 2,6k+ words ✍🏻









Lagi-lagi Heeseung ditodong sang Bunda dengan benda tajam. Ini sudah ketiga kalinya hari ini.

Padahal Heeseung baru saja menghabiskan uang untuk membeli banyak bahan makanan, susu dan suplemen penunjang kehamilan.

Barusan sang Bunda masuk ke kamar dalam keadaan mabuk, sang anak belum sepenuhnya mengerti bagaimana wanita itu masih melanjutkan kebiasaan minum alkoholnya. Mana kehamilan Bundanya masih sangat muda.

"Cepat buka bajumu!"

Heeseung tak begitu peduli atas ancaman, sang Bunda tidak mungkin bernyali mengayunkan benda tajam itu dan melukainya.

Yang membuat Heeseung memekik adalah saat sang Bunda membalikkan arah pisau ke lehernya lalu sedikit menggores kulitnya tanpa takut.

Sang anak berlari dan menahan tangan Bundanya.

"Jangan, Bunda. Bunda tenang ya, Heeseung bakal bikinin Bunda susu hangat."

"Bunda mau kamu lepas semua bajumu, Heeseung!" Teriak wanita itu di pelukannya.

Dia haus akan seks, tidak peduli siapapun akan menjadi targetnya. Heeseung tak tahu harus berbuat apa. Ancaman ini terus datang sejak Bundanya mendadak datang ke rumah setelah berbulan-bulan pergi.

Wanita itu, dia langsung berteriak memanggil Heeseung dari bawah dan lelaki itu cepat-cepat turun.

Dia menemukan sang Bunda jatuh ditampar oleh Ayahnya yang mendengar kabar tak senonoh.

"Sekarang saya sadar kenapa kamu tidak pernah pulang! Ternyata kamu cuma pelacur konten yang memanfaatkan reputasi orang demi dirimu sendiri."

"Saya gak membual, Mas! Janin di perutku benar-benar ulah anakmu! Dia sepakat melakukannya malam itu!"

"Jangan sembarangan! Saya andil banyak membesarkan Heeseung, dia anak yang baik!"

"Benarkah? Bisa Mas ngomong lagi setelah melihat foto ini?"

"Bun-" Heeseung mencoba menghentikan.

Kedua manusia yang disayangnya menoleh.

Saat menyadari kehadiran Heeseung, telunjuk sang Bunda menuding kasar dan menyebutkan umpatan-umpatan menjijikkan ke wajahnya.

"Foto ini buktinya! Lihat baik-baik apakah di foto ini putra Mas atau bukan!"

Sang Bunda berdiri lagi untuk melempar banyak foto yang menunjukkan dirinya tengah menyatu dengan Heeseung di beberapa posisi dan juga Heeseung yang memeluknya kala tidur.

Heeseung menangis begitu pilu dalam hati. Firasatnya benar, Bundanya yang memperkosa dirinya dan membuatnya tak sadarkan diri malam itu.

"Ayah. Tolong percaya aku dijebak." Ujar Heeseung tegas dan berjalan pada Ayahnya.

"Hentikan, Heeseung. Kurang jelas apa foto ini?"

"Ayah, dengar. Dia bawa beberapa orang-"

"Cukup!" Pria paruh baya itu bergerak cepat ke hadapan Heeseung dan menamparnya sampai daun telinganya berdarah.

Alasan apapun tak masuk di akalnya saat ini. Ia yakin Heeseung sudah dewasa betul dan bisa menjaga diri. Bukti-bukti yang terlihat tak lain membuatnya berasumsi Heeseung menikmati hal tabu tersebut.

𝐓𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐈 𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang