12: Forever My Life Saviour

1.6K 54 12
                                        

CW: Fake story, plot twist, non-con, kissing, mentions of sex, cursing, etc. | 1,7k+



Sunghoon melempar tubuh kakaknya ke ranjang dan segera menarik dua lapis gorden kamarnya hingga gelap.

Pengelihatan Elisa memburam dan ia merangkak ke pinggiran ranjang, berusaha meraih saudara lelakinya yang diam seperti menahan amarah.

Sejak mereka memasuki pintu utama, ia sudah diseret adiknya ke lantai dua tanpa melayangkan sepatah katapun.

"Hoon? Kamu dimana? Maafin aku!" Panggilnya ditengah kegelapan.

Sunghoon berjalan sedekat mungkin sampai pahanya bisa digapai. Beberapa saat kemudian, terasa sebuah remasan di salah satu bahu Elisa dibarengi bunyi gesper yang dibuka mengganggu telinga.

"Please, please, aku kakakmu!" Pekik gadis itu menahan Jaket milik Sunghoon yang hampir sepenuhnya lepas.

Elisa merubah posisi menjadi setengah duduk dan memeluk erat perut rata Sunghoon di hadapan. Tanpa ada niatan berhenti, adiknya masih berlanjut membuka sabuk dengan cekatan. Kini dia membalas pemberontakan Elisa dengan mencekal kedua tangannya ke udara.

"Aku nyesel, Hoon! Tolong maafin aku!" Elisa merasakan hembusan nafas Sunghoon di wajahnya yang mulai turun menyamakan posisi.

"Aku sampe bingung harus apa lagi sama kamu, El. Aku gak pernah kecewa seperti ini selama hidupku." Katanya.

Sunghoon benar-benar kehilangan ekspresi ketika dia menemukan kakaknya habis bercinta dengan Lee Heeseung.

Setelah membuat Heeseung babak belur, dia tidak menggubris permintaan tolongnya sedikitpun dan berkendara dengan kecepatan tinggi.

Dia bahkan melanggar setiap lampu merah di jalan demi cepat-cepat menyekap gadis itu di ruangannya.

"Sunghoon, please inget Mama-"

"Gak usah bawa-bawa keluarga, El! Gak ada satupun orang yang suci di keluarga ini bahkan kamu! Harusnya kamu sadar gak ada ikatan spesial diantara kita berempat. Papa dan Mama sudah dengan dunia mereka dan aku disini cuma bergantung sama kamu!" Jelasnya.

Sekarang Elisa mengerti bahwa beginilah jika Park Sunghoon benar-benar marah. Meski setiap kalimat yang dia katakan sarat akan luka, Sunghoon masih punya toleransi besar untuk tidak sampai membuat luka di tubuhnya.

Lelaki itu betulan iri karena gadis itu sanggup menjalani hari tanpanya dan punya sahabat yang bisa diandalkan setiap saat. Dan sekarang, dia mendengar dari orang lain kalau ia beberapa kali menemui Lee Heeseung.

Itu berarti beberapa kali juga Elisa berbohong padanya kalau sedang bersama Jake. Dia selalu ijin menginap di apartemen Jake, punya rencana untuk pergi dengannya, sampai akhirnya Sunghoon mendengar sendiri dari Jake bahwa kakaknya sama sekali tak bersamanya beberapa hari belakangan.

Ironisnya, Sunghoon tidak melakukan apapun selain menghabiskan waktu menunggu gadis yang sering punya acara dengan orang lain. Ini sangat menyesakkan buatnya sebab tujuh belas tahun dalam hidupnya, Sunghoon benar-benar kesepian.

"Nggak! Aku gakmau, Hoon!" Elisa berteriak memohon saat Sunghoon mulai mendekap tubuhnya.

Lelaki itu merangkak ke atasnya tanpa melepas cekalannya pada kedua tangannya.

"Aku bakal berhenti kalo kamu gak teriak." Nada lelaki itu terdengar tenang tapi membuat sekujur tubuh Elisa gemetar.

Elisa mengangguk ke atas dan ke bawah dengan cepat. Hanya tersisa isakan dan cegukan kecil yang belum selesai. Sungguh, apapun akan ia turuti demi mencegah terjadinya hal tidak pantas.

𝐓𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐈 𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang