6

1K 138 9
                                    

"Doyoung?"

"Lu pasti habis disiksa sama junkyu kan kemarin?"

Haruto menelan salivanya gugup. Tau darimana doyoung akan hal itu?

"Kalo lu lupa gue ketua kelas. Kemarin gue tanya ke pak jinyoung. Dan beliau bilang lu izin pulang karena sakit. Padahal yang gue tau, lu sehat banget. Tentunya sebelum di seret junkyu kemarin."

Haruto memilih bungkam. Takut salah kata dan membuatnya kembali di siksa junkyu.

"Lu bisa bebas To, tapi kenapa lu nggak milih hal itu?"

"Lu nggak perlu ikut campur."

Haruto melenggang pergi, doyoung menatap kepergian haruto dengan wajah datarnya.

"Asalkan lu nantinya nggak menimbulkan masalah buat gue. Gue nggak bakal peduli sama lu."

Doyoung mencuci tangannya di wastafel. Tersenyum miring kala melihat dirinya sendiri  di cermin.

"Aneh ya, lu nggak ngenalin gue. Padahal gue nggak banyak berubah. Atau dimata lu gue udah berubah?"










Haruto kembali ke kelas. Jantungnya  sedikit berpacu kala melihat junkyu yang sudah duduk di kursinya.

Bibir junkyu mengerucut, membuat wajahnya begitu imut. Apalagi dengan sweater hijau muda yang dikenakannya.

Haruto hampir pindah haluan, kenapa pemuda itu berubah menjadi seseorang dengan wajah polos seperti ini? Padahal kemarin.... Lupakan saja.

Junkyu tersenyum senang kala melihat haruto, senyum itu layaknya anak kecil yang baru saja dibelikan mainan.

Haruto duduk dikursinya perlahan. Maniknya menatap ke arah jihoon yang juga sedang menatapnya datar.

"Dari mana saja?"

"Toilet."

"Apa masih sakit?"

"Tidak"

"Wah, cepat sekali sembuhnya." wajahnya memang tersenyum, namun nadanya membuat haruto ngeri.

"Kau tidak lupa bahwa istirahat nanti kita akan makan bersama bukan?"

"Tentu saja tidak."

"Bagus."

Haruto meremat ujung bukunya. Maniknya melirik ke arah junkyu. Sebentar lagi, jam istirahat. Maka haruto harus siap berada di sebelah junkyu dengan baik.

Kenapa waktu begitu cepat? Baru saja haruto menyelesaikan soal yang ada di papan tulis. Bel istirahat sudah berbunyi.

Dengan senyum masamnya haruto mengikuti langkah junkyu.

Junkyu menghentikan langkah. "Kau bukan budak ku. Berjalanlah di sampingku."

Haruto menurut. Keduanya jalan  berdampingan. Tentunya hal itu mengundang banyak perhatian.

"Sayang!!"

Haruto dan junkyu serempak menghentikan langkahnya. Dengan senyum mengembang junkyu menghampiri kekasihnya.

"Kamu makan di basecamp lagi? Aku mau ikut. Aku laper juga!!"

Junkyu tersenyum dan mengangguk, "ayo kalo gitu!"

Tangan junkyu menggenggam tangan Noa erat. Berjalan dengan candra tawa yang riang.

Haruto sendiri masih terpaku di tempatnya. Keduanya begitu serasi. Untuk apa ada nya haruto?

Haruto bingung, haruskah dirinya mengikuti sepasang kekasih itu? Atau pergi ke kantin sendirian?

Kalau haruto mengikuti keduanya. Apakah haruto nanti akan di cap sebagai orang ketiga?

Mysterious Friendship (KYUHARU/HARUKYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang