***
Pemandangan yang pertama kali terlihat saat gadis itu membuka mata adalah ruangan serba putih.
"Pasti gue ada di rumah sakit, atau alam Barzah ya? Nggak mungkin alam Barzah kan? Soalnya gue belum pernah denger di alam Barzah ada TV. Ternyata gue masih hidup, gue kira setelah misi itu gue bakalan mati. Berapa lama ya gue nggak sadar?" batin gadis itu bertanya-tanya.
"Zeline kamu udah bangun?" tanya seorang wanita paruh baya yang merupakan Ibu dari gadis itu.
Gadis bernama Zeline itu mencoba untuk menjawab ibunya, namun entah kenapa tenggorokannya terasa sangat sakit. Jangankan untuk bicara, menengok saja rasanya tidak karuan. Akhirnya gadis itu hanya bisa tersenyum tipis.
"Tunggu sebentar ya, Mama panggilin dokter dulu buat ngecek keadaan kamu," ucap sang Ibu lalu menekan tombol emergency yang berada di sebelah kasur.
Tidak lama setelah itu, muncul seorang perempuan ber jas putih yang masuk sambil tersenyum cerah. Zeline mengamati dokter itu lekat. "Kak Zanna? Jadi setelah lepas jabatan, dia ada di rumah sakit ini toh."
"I will check the patient's condition first. Ma'am, sorry, but you can wait outside," ucap Zanna sembari mengeluarkan stetoskop dari saku jasnya dan mulai memeriksa.
Di dalam otak Zeline sekarang ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan ke Zanna. Bagaimana kondisi temen-temennya? Misi mereka berhasil atau tidak? Dan bukti konkrit yang waktu itu mereka dapat, apa sudah sampai ke pimpinan?
"K-kak." Zeline menelan ludahya kasar, tenggorokannya terasa amat sakit.
"Stt, kamu diam aja. Semuanya berjalan lancar dan sukses. Semua berkat kerja keras kalian. Kakak bangga banget sama kamu dan teman-teman kamu," ucap Zanna sambil menggenggam tangan Zeline lembut.
Zeline menghela napas lega, setidaknya perjuangan mereka sampai sekarat seperti ini tidaklah sia-sia.
Memutuskan untuk menatap ke sekeliling, bola mata Zeline terhenti di jendela yang memperlihatkan pemandangan di luar gedung rumah sakit. Pemandangannya familiar sekaligus asing, apa iya ini masih di Bangkok? Zeline kira setelah ledakan bom itu dan misi selesai, ia langsung di pulangkan ke Indonesia.
Zanna mengikuti arah padangan Zeline, lalu tersenyum. Ia berjalan ke arah jendela lalu memandang ke luar dengan tatapan menerawang.
"Kamu masih di Bangkok Zel, setelah ledakan itu, tubuh kamu ditemukan sama Mikko dan dibawa ke rumah sakit ini dengan keadaan yang sangat-sangat parah yang buat aku hampir aja putus asa. Ternyata Tuhan baik ya, setelah hampir tiga bulan kamu koma, akhirnya kamu buka mata juga. Kakak seneng banget tau nggak," ucap Zanna sembari mengusap sudut matanya yang sedikit berair.
Zeline menatap Zanna intens, berharap dia mau melanjutkan ceritanya. Menyadari tatapan yang dilayangkan oleh Zeline, Zanna pun tersenyum lagi, lalu berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(ADC) Antariksa's Detective Club 1.0 -New Member?「Completed √」
FanfictionZeline Keysa Jovanka, seorang agent yang melengserkan diri di usia muda karena sudah tidak punya alasan lagi untuk bertahan di organisasinya. Niat hati ingin hidup normal setelah ikut ayah dan ibunya pindah kota. Dirinya malah terjebak di sebuah kl...