***
Hari berikutnya, seperti yang sudah diberitahukan oleh Eric. Pulang sekolah, sebagian besar murid XI IPA 3 sepakat untuk menjenguk Bara di rumahnya.
Ada sekitar 16 anak yang ikut, termasuk Fara, Zeline, dan Seli yang juga ingin ikut. Gitu-gitu mereka itu tipe yang kalau bertemu selalu ribut, tapi kalau tidak bertemu saling mencari gitu lah. Satya juga sudah berangkat tadi, dia juga ikut untuk menjenguk Bara.
Eric sudah konfirmasi kepada ibunya Bara kalau mereka ingin menjenguk. Sebelumnya mereka juga sudah patungan untuk membeli parsel buah dan makanan. Jadi di jalan mereka mampir terlebih dulu. Jarak rumah Bara tidak terlalu jauh, 20 menit kalau memakai sepeda motor.
Setelah beregelut dengan panas matahari yang lumayan menyengat. Akhirnya mereka sampai juga di kediaman Bara.
"Assalamu'alaikum!" Salam mereka bersamaan, ramai banget buset. Jengukin orang sakit berasa mau tawuran.
"Wa'alaikumussalam," seorang ibu-ibu paruh baya membuka pintu dengan senyumannya.
"Suka heran gue, ibunya kaya bidadari gini kenapa anaknya kaya dajjal ya?" ucap Seli yang langsung mendapat sikutan perut dari Diana, si mbak sekretaris.
"Ayo silahkan masuk," ucap ibunya Bara.
Mereka pun masuk ke dalam satu persatu, dan melihat Bara tengah tiduran di sofa yang cukup besar untuk menampung tubuhnya. Diana memberikan parsel buah yang mereka bawa ke ibunya Bara.
"Duduk gih, Tante ke belakang dulu ya," pamit beliau. Mereka pun duduk di tempat yang sudah mereka pilih.
"Bukannya tidur di kamar lo," ucap Dewa.
"Udah nggak papa ini," ujar Bara pelan. Kondisinya memang lebih mengenaskan dari Janu yang kemarin. Pantas saja masuk rumah sakit.
"Lo nggak ada niatan lapor polisi apa Bar?" tanya Satya.
"Iya, inikan tindakan kriminal," tambah Eric.
"Enggak ah, gue udah nggak papa kok. Lagian ribet urusannya kalau harus lapor polisi segala," jawab Bara.
Dari yang Zeline lihat, Bara bukannya merasa ribet kalau harus lapor polisi, tapi lebih ke arah dia terpaksa tidak lapor polisi.
"Kalau lo nggak lapor polisi, nanti kalau ada korban lagi gimana?" tanya Diana.
"Ya kalau gitu biar mereka aja yang lapor polisi," jawab Bara.
"Kalau lo bisa kenapa harus nunggu yang lain jadi korban dulu? Lo sebenernya emang nggak mau lapor polisi, atau lo terpaksa nggak lapor polisi?" tanya Zeline.
Bara hanya diam saja, dia tidak menjawab pertanyaan Zeline. Dan dia sudah menduganya.
"Maksudnya?" tanya Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
(ADC) Antariksa's Detective Club 1.0 -New Member?「Completed √」
FanfictionZeline Keysa Jovanka, seorang agent yang melengserkan diri di usia muda karena sudah tidak punya alasan lagi untuk bertahan di organisasinya. Niat hati ingin hidup normal setelah ikut ayah dan ibunya pindah kota. Dirinya malah terjebak di sebuah kl...