Zeline Keysa Jovanka, seorang agent yang melengserkan diri di usia muda karena sudah tidak punya alasan lagi untuk bertahan di organisasinya.
Niat hati ingin hidup normal setelah ikut ayah dan ibunya pindah kota. Dirinya malah terjebak di sebuah kl...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Eh, udah bel itu, nggak mau masuk kelas kalian?" tanya Karina.
"Entaran dulu ah, masih pengin disini," jawab Seli.
"Yaudah deh, gue balik ke kelas dulu. Sekali lagi makasih ya Zeline." Karina beranjak dari tempat duduknya.
"Jadi nemenin gue keliling sekolahan?" tanya Zeline ke kedua teman barunya.
"Oh iya, hayuk lah. Ke kelas dulu tapi ya, lo kan harus balikin kotak bekal lo dulu," ucap Fara.
"Yaudah yuk!"
Setelah mengembalikan kotak bekalnya ke kelas, mereka bertiga berjalan keliling sekolah. Seli dan Fara memberi tahu secara singkat mengenai sekolah atau bangunan yang baru saja mereka lewati, layaknya tour guide.
"Eh, btw gue daritadi belum tau lho Seli dari kelas mana?" tanya Zeline.
"Lah iya, kok gue bisa lupa deh? Gue dari kelas Xl IPA 2 Zel." Seli menepuk keningnya.
"Kalian berdua udah lama ya temenannya?"
"Iya, kita kenal udah sejak SMP, makannya bisa akrab sampe sekarang," jawab Fara.
"Nah, kita sampai di perpustakaan. Perpustakaan kita ini super lengkap, semua bacaan ada. Mulai dari buku pelajaran, novel, komik, ensiklopedia, koran, majalah, karya ilmiah, pokoknya semuanya ada. Selain itu juga ada karya dari murid yang kadang diterbitkan." Seli menjelaskan sambil menunjuk-nunjuk bagian dalam perpustakaan.
"Kalau gue ambil buku pelajarannya sekarang bisa nggak ya? Soalnya kata Miss. Vivianne ngambilnya pas pulang sekolah."
"Sekarang aja gak papa, daripada nanti lo bolak-balik waktu pulang sekolah," usul Fara.
Akhirnya mereka bertiga menemui penjaga perpustakaan dan meminta buku paket yang digunakan untuk kelas XI IPA. Ternyata bukunya banyak weh, sekitar lima belasan. Mereka memutuskan untuk balik ke kelas dulu untuk menaruh bukunya, setelah itu keliling sekolah lagi. FYI saja, penjaga perpustakaannya itu bukan guru ya, makanya beliau tidak ikut rapat.
"Nah, ini ruang guru, di dalem gurunya lagi pada rapat noh."
Fara menempelkan kupingnya ke pintu ruang guru.
"Heh, lo ngapain, gak sopan ih!" tegur Zeline.
"Stt, gue itu kepo tau nggak, emangnya lo nggak kepo tentang masalah uang sekolah itu?" tanya Fara. Ya Zeline penasaran si, tapi kaya yaudahlah dia harus apa gitu.
Seli ikut-ikutan Fara menguping pembicaraan para guru. Berhubung Zeline juga kepo, akhirnya dia ikut nguping juga.
"Yeu, malah ikutan si kambing." Seli mencebik, sedangkan Zeline hanya cengengesan.
"Untuk masalah penggelapan dana sekolah, saya dan anak didik saya sedang berupaya untuk mengumpulkan bukti yang akurat agar kasus ini dapat segera ditangani. Untuk itu di mohonkan kepada Bapak dan Ibu Guru, apabila menemukan hal yang mencurigakan harap segera lapor kepada saya, agar dapat saya proses dengan segera." suara Miss. Vivianne terdengar lembut dan tegas disaat bersamaan.
