6 .mengunjungi

5.2K 79 2
                                    


Mas suami🐣 is calling

Melihat siapa yang memanggil Hana buru buru menjawab.

"Halo mas "

"Hm, udah makan belum? "

"Hah, udah mas "
Tumben sekali--batin Hana.

"Anterin makanan kekantor, gue belum makan!? "

"Kenapa belum makan? " Tanya Hana.

"Anterin aja mau enggak! "

"Iya- iya aku kesana"

Tut,,

Sambungan di putus oleh Gilang, Hana melihat layar hp nya..
"Seenaknnya aja, emang aku pembantunya apa--omelnya, tapi takayal dia tatap membuat bekal untuk suami nya.

Setibanya di kantor dia masuk ke lift untuk menuju lantai 15, dia sudah tau karna ini bukan pertama kali.

"Hana "

Begitu ia keluar lift ada yang manggil namanya, dia menoleh dan ternyata Naya sekertaris Gilang.

Naya menghampiri Hana.
"Bawa makanan untuk Gilang yah? "

"Iya " jawab Hana menunjukan paper bag yang ia bawa.

"Pantesan Gilang gak mau ke kantin, biasanya dia selalu makan siang bareng saya " ucap naya.

Mereka berjalan beliringan, Naya menoleh. "Ouh yah, kalian sedeket itu yah sampe selalu makan siang
bareng? "

"Hhaa, gak jugasih "

"Saya masuk dulu, dah! "
Pamit Hana begitu sampai di depan pintu ruangan Gilang.

Bruk..

Hana masuk ruangan Gilang dengan sedikit membanting pintu, entah kenapa dia jadi jeles.

Hana masuk ruangan Gilang dengan sedikit membanting pintu, entah kenapa dia jadi jeles

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ruangan Gilang )

"Nih makanan nya! "
Hana menyimpan paperbag di meja Gilang dengan sedikit keras.

"Kenapa? " Tanya Gilang melihat raut wajah Hana yang jutek.

"Gak usah Nanya, makan aja! "

Gilang menaiki alisnya lalu menghampiri Hana yang sedang duduk di sopa dengan muka jutek nya. "Gak di suapin? "

"Minta aja sama sekertaris kamu!? "

Gilang mengangguk anggukan kepala, ternyata ini ulah Naya. "Hm, emang boleh? "

"Sanah kekantin, kayanya dia di kantin tuh? "

"Yaudah " Gilang beranjak, tapi ujung jas nya di tarik Hana, Hana melihatnya dengan mata yang berkaca - kaca. Gilang kembali duduk.

Tangan Gilang melingkar di pinggang Hana. "Naya bilang apa? "

"Gak tau! " Ucap Hana sambil menyiapan makan di meja.

"enak " ucap Gilang begitu menerima suapan dari Hana.

Cup

"Gak usah cemberut gitu, gue gak bakalan main belakang. Lagian Naya udah lama kerja di sini! "

"Yaudahsih kalau gitu! " Ucapnya tapi mukanya tetap datar.

Gilang mendekatkan wajahnya pada Hana, lalu memciun bibir Hana. Hana diam tidak membalas.

"Gak usah cemberut, gue gak suka! " Ucap Gilang dihadapan muka Hana.lalu dia melumat lagi bibir Hana dengan sedikit kasar.

-

-

-

"Gilang ada? "

"Adatuh sama istri nya? "
Ucap Naya kepada Leon rekan bisnis Gilang sekaligus sahabat Gilang.

"Istrinya? " Tanya Leon.
Naya menggangguk.

Leon masuk tanpa mengetuk pintu, begitu masuk dia di sungguhkan pemandang yang panas, melihat Gilang dan Hana sedang berciuman dengan posisi yang begitu intim.

Leon menyesal seharusnya dia tadi mengetuk pintu dulu, kalau sudah gini jiwa jomblo nya meronta - ronta.

"Mas! " Hana mendorong dada Gilang.

Gilang menatap wajah Hana lalu berpindah mengecuk leheh Hana, tanpa mereka sadari ada orang di pintu yang geleng - geleng sambil mengelus dada melihat tingkah mereka.

Ehm, ehm
Leon pura - pura batuk berjalan kearah kursi kerja Gilang.

Hana mendorong tubuh Gilang yang berada di atasnya membuat Gilang jatuh di samping nya.

Gilang menatap tajam kearah Leon yang telah mengganggu nya, berbeda dengan Hana dia tertunduk malu.

"Kenapa? " Tanya Gilang.

"ck gue mau Lo tanda tangan, gue gak bisa ikut meeting nanti " ucap Leon menaruh berkas yang dibawanya.

Gilang berjalan ke arah Leon, lalu melihat berkas itu. "Lo mau
kemana? "

"Halo Hana " bukan nya menjawab Leon lebih tertarik pada Hana.

Hana hanya tersenyum membalas sapaan Leon, dia malu coy.

"Thank you bro " ucap Leon beranjak dari duduknya lalu mengambil berkas yang sudah di tanda tangan.

"Lanjutkan yang tadi di rumah, jangan di kantor nanti banyak mata ternodai lagi " ucap Leon sebelum benar - benar ke luar.

"CK " Gilang menyupa sarapi temen lakna nya itu, kalau gak ada Hana sudah dipastikan Leon tinggal nama.

Gilang menghampiri Hana yang malu entahlah menurutnya kenapa harus malu, pada Leon yang gila itu.

"Mau ngapain? " Ucap Hana was - was begitu Gilang mendekatinya.

"Lanjutin yang tadi " ucap enteng Gilang.

"Mesum! "

-

-

-

Begitu keluar dia bernyanyi - nyanyi menghampiri meja kerja Naya.

"Kenapa, gila Lo? " Ucap Naya.

Leon tersenyum menyerahkan hp nya pada Naya.

"Sepertinya kerja sama kantor gue sama kantor ini pasti di perpanjang deh? " Ucap Leon.

"wah gila, kenapa Lo gak panggil gue . Gue juga pengen liat! " ucap Naya. melihat Poto Gilang dan Hana di ponsel Leon.

"Gimana mantepkan, gue bisa ejek Gilang dengan Poto ini "

"Gila Lo, emang temen laknat! "

"Udah ah, nanti sekertaris gue yang bakalan meeting ngewakilin gue, baye "

Naya geleng - geleng, hanya Leon rekan bisnis Gilang yang bisa seenak nya, seperti ini.

*

*

*

Bad : Rich Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang