21. perkelahian

1.5K 25 1
                                    

-

-

-

Siang tadi Hana mendapat telpon dari rumah sakit bahwa ada perkembangan pada Rizal, langsung saja ia pergi ke rumah sakit di temani suaminya. Setibanya  merekah langsung menemui dokter yang mengurus Rizal.

"Apa ada kendala dok? " Tanya Hana.

"Emm jadi gini yah pak, buk. Kita kan sudah tau pasien yang benama Rizal sedang kritis "

"To the poin aja apa! " Sela Gilang.

"Baiklah, tubuh Rizal sudah mulai  merespon yang masuk pada tubuhnya, kita tinggal menunggu kapan Rizal akan mau membuka matanya, berdoa saja yah Bu "

"Boleh saya menemui adek saya? "

"Silahkan, asalkan tubuhnya bersih dan sehat "

"Kira - kira kapan Rizal akan sadar, kalau rumah sakit ini tidak mampu bilang saja. saya akan membawa Rizal ke luar negri disanah jauh lebih
bagus " serkas Gilang.

"Silahkan saja kalau bapak mau memindahkan Rizal, tapi saat ini biarkan saja disini, saya jamin dalam waktu seminggu Rizal akan sadar. kalau belum juga saya persilahkan Rizal di pindahkan dari sini "

"Oke seminggu! "

_

_

_

"Mas apa Rizal akan bangun? " Tanya Hana mereka sudah ada di dalam mobil menuju pulang.

"Udah aku bilang Rizal kita bawa saja ke Singapure "

"Jangan dulu, aku percaya pada dokter Yogi pasti dia bisa membangunkan Rizal "

"Kamu terlalu percaya sama
orang! "

"Eh ini bukan jalan kerumah kita mas? "

"Hm "

"Mau kemana? "

"Markas "

"Bukanya kamu udah gak jadi ketua mereka? "

"Hm "

"Aku gak mau kesana! "

"Mas --rengek Hana tapi Gilang tidak mengubris dia pokus membawa mobil. "Kalau kamu mau kesana silahkan, turunin aja aku di sini! "

"Bisa diem gak! " bentak Gilang meminggirkan mobil karna Hana memberontak padanya.

Tangan Hana mendorong pintu hendak keluar tapi buru - buru di cegah Gilang.

"Apasih mas, katanya mau kemarkas yah silahkan "

Gilang menghelan napas, "Ravael udah gak ada, dia udah keluar "

"Terserah pokonya aku gak mau bertemu sama anak - anak geng kamu! "

"Aku ada urusan dulu sebentar " ucap Gilang lagian bukan apa - apa karena jarak mereka sekarang lumayan dekat  kemarakas dari pada ke rumahanya kalau dia mengantar dulu Hana akan jauh jadi nya.

"Aku naik taksi aja " mohon Hana dia benar - benar tidak mau ketempat itu.

"Yaudah, aku anterin kamu dulu " putus Gilang.

-

-

-

"Bang anak - anak kelas sepulang banyak yang mau gabung
Rasvass  " ucap Dava salah satu anggota Rasvass.

"Nanti Minggu bawa mereka kesini " jawab Iqbal.

"Siap bang "

Seperti biasa malam ini anak - anak Rasvass sedang kumpul di markas, tidak Semuahsih hanya sebagian.
Ouh iya selama Rizal belum sadar Rasvass tidak mempunyai ketua, mereka berdiri bersama - sama walau Tampa raja. Sebelum nya memang berat tapi mereka mampu menjalani nya agar Rasvass tidak bubar.

Bagi mereka Rasvass bukan sekedar geng perkumpulan anak - anak SMA, tapi bagi mereka ini adalah keluarga dan rumah mereka. satu tahun belakang Rasvass sempat kacau dan hampir bubar tapi berkat solidaritas Semuah,ahirnya mereka bisa kembali membangun kepercayaan dan cinta pada dirinya masing - masing.

Dan sampai saat ini dua tahun lebih lamanya mereka tanpa Rizal sang leader, Mereka tidak pernah berpikir untuk mengganti posisi Rizal. Karana bagi mereka, raja hanya satu dan hanya raja yang bisa memilih raja berikutnya.

"Wih, tambah rame aja nih kita " serkas Raka.

"Siapin strategi! Masukin yang memang pantas berada di sini " ucap Iqbal.

"Ejo jangan seley yah nanti, kita yang malu " canda Raka Membuat yang lain di sini tertawa.

"Apaan kampret, elu yang seley " balas Ejo tidak terima.

"Siapa yang mau ikut gue ke ring? " Tanya Samuel.

"Lo Lawan siapa? " tanya Iqbal.

"Siapa ajasih gue lawan, gak pernah kalah " sombong Samuel laki - laki berambut gondong yang bercita - cita memiliki tato di leher tapi terhalang restu orang tua dan sang kekasih.

"Sombong ege, gue doain Lo babak belur malam ini " serkas Tanu laki - laki yang memiliki wajah baby face.

"Jadi temen gitu amat, omongan
doa " balas Samuel.

"Gue ikut deh! " Ucap Ejo laki - laki yang memiliki tindik di hidung dan rambut pirang nya.

"Dim Lo ikut gak, siapa tau nanti ada lawan yang jago kita hajar di ring " ajak Samuel pada Dimas.

"Gak dulu, gue mau liat balapan " Jawab Dimas.

"Yaudah " ucap Samuel.

"Bang ikut yah " ucap Dion anggota yang masih kelas sebelas.

"Ayo " Jawab Samuel sebari merangkul bahu Dion berjalan keluar di ikuti Ejo dan beberapa anggota yang ikut.

"Gue pulang duluan " ucap Iqbal sebari berdiri.

"Buru - buru amat, baru jam sebelas " cegah Tanu.

"Ngomong deh Lo sama istri gue " Ucap Iqbal memberikan ponsel nya pada tanu.

"Eh enggak deh " gelagap Tanu mendorong ponsel Iqbal " gak papah Lo pulang aja, istri Lo nyeremin "

Iqbal tersenyum lalu keluar tak lupa dia berpamit pada anggota yang berada di luar.

Brukk

"KELUAR LO ANJG! "

Eyo dan yang lain melihat Ravael dan pasukannya sudah banyak di depan.

"Apa - apaannih " ucap eyo berjalan ke hadapan Ravael.

"Gimana tangan nya " ucap eyo menatap tangan Ravael yang sudah biasa, sepertinya sudah sembuh.

"Emm, waktu itu harusnya gue patahin kaki Lo juga sih, apa sekalian leher Lo juga kali yah! " Ucap eyo mengejek Ravael.

"Sekarang aja mumpung dia nyamperin " ucap Raka membuat anggota yang lain tersenyum mengejek.

"Jangan banyak bacot Lo pada
Serang!  "

Brughh

Eyo dan anggota yang lain mebalas serangan mereka, suasana semakin mencekam, banyak anggota Ravael maupun Rasvass yang sudah tersungkur.

"Udah gak punya ketua lemah lagi, kasian banget " ejek Ravael.

Brughh

"Diem Lo bangsat " eyo memukuli Ravael membabi buta emosi dan benci nya sudah tidak tertahan.

"Gue ingetin jangan pernah lo remehin kita " bisik Eyo.

"Hha Lo jangan so kuat! " Serkas ravael memukul Eyo.

"Sebentar lagi ketua Lo bakalan mati " kekeh Ravael. Membuat eyo mengeratkan rahangnya menatap  Ravael
-

-

-

-




















Bad : Rich Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang