22📌

1.5K 27 0
                                    

-

-

-

-

"Gila yah tuh orang " ucap Dimas setelah kepergian Ravael dan anggota sebari  menyekat darah di sudut bibir nya.

Mengingat tentang Ravael dia memang sudah keluar dari geng Black V tapi sekarang dia berAliance dengan geng Bridgo sebuah geng di wilayah selatan, mengenal tentang geng itu mungkin Rassvas memang tidak sebesar Bridgo dan BlackV keduanya memang sudah diakui dan di takuti di wilayah bandung. yang tadi menyerang juga adalah anak - anak Bridgo yang pasti di bawa Ravael.

"Udah tau lemah, masih aja berani! " Ucap Raka heran sebari membantu anggota yang lain berdiri.

"Obatin luka Lo pada " Serkas eyo melihat banyak yang terluka.

Brumm Brumm Brumm

Seseorang turun dari motor sport nya berjalan menghampiri mereka sebari menenteng helm.

"Mabok Lo pada? Kok pada bonyok " Kekeh laki - laki itu.

"Diem ege, dari mana aja Lo " Ucap Tanu.

Laki - laki itu mengangkat bahunya, lalu ikut duduk lesehan di lantai sebari menaru helm nya.

"Kenapa? " Tanyanya

"Biasa Ravael! " Jawab eyo.

"Bang masa muka ganteng gue bojok gini, gimana bunda gue nanti " renggek zikri anggota kelas sebelas yang memiliki wajah mirip Korea.

"Uluhh kasian banget anak bunda "

"Bang traktir guelah laper nih " ucap zikri.

Orang yang di panggil Tino itu merogok sakunya. "Yaudah nih, sekalian beliin yang lain " Ucap Tino menyarahkan tiga lembar uang pada adek kelas nya itu.

"Emang Abang paling top lah " serkas zikri mengambil uang itu.

"Eh bang pinjem motor sekalian " ucap zikri kembali kehadapan Tino.

"Helm nya sekalian gak " sindir Tino tapi tak ayal dia menyerahkan kunci motornya. Zikri menggeleng sambil tersenyum.

"Aws, anjng " teriak Tanu kesakitan memengan lembab di pipinya.

"Lembai anjng, kesenggol dikit juga " Kekeh Tino sebenarnya sengajasih dia.

"Sakit bangke " ucapnya cemberut.

Tino terkekeh matanya melihat setiap sudut markas dan anggota yang lain sedang mengobati luka - lukanya.

"Dim nangis Lo, diem aja " sindir Tino pada Dimas. Target nya sekarang adalah dimas.

"Bacot! " Serkas Dimas melempar botol kearah Tino.

"Udah gue bilang ayo kita war sama geng baru si Ravael " ucap Tino.

"Tidak semua masalah bisa selesai dengan emosi dan kekuatan " serkas Iqbal menatap Tino.

"Bilang aja Lo takut! "

"Tapi benar kata Iqbal kita harus susun strategi, maka dari itu kita rekrut anggota baru biar kita gak kalah jumlah "

"Ck terserah Lo pada! " Ucap Tino.

-

-

-

"Awss " teriak Kafi.

"Abang ngalah yah, kasih ke adek motor nya " ucap Hana.

"Apa - apa harus ngalah, ini punya Abang " serkas Izal memengang motor mainan.

"Iya nanti kalau kafi udah bosen, Abang ambil yah " bujuk Hana.

"Mommy mau itu mommy " tangis Kafi pecah mencoba merebut motor dari izal.

"Yaudah nih! " Ucap Izal berlalu pergi meninggalkan ruang main itu.

Tok  Tok  Tok

"Tth masuk yah? " Begitu masuk Hana melihat Izal menangis tengkurap di atas kasur.

Hana menghampiri izal dia duduk di atas kasur izal sambil mengelus kepala izal. "Kamu harus coba mengerti, kan kafi masih kecil? "

Izal mengubah posisinya menjadi dudu menatap Hana " Semuah aja kafi, kafi. tapikan itu mainan
Abang! "

"Kafi kan cuman mau pinjem sayang " ucap Hana mengelus rambut izal.

"Dia mau rebut bukan pinjem! "

"Gak gitu sayang "

"Abang kok gak bangun- bangun, aku gak mau tinggal disini!? " Ucap Izal.

"Kok gitu? "

"Aku mau pulang aja kerumah lama, aku gak mau tinggal di sini! "

"Sayang jangan ngomong gitu dong! " Ucap Hana mendengar ucapan izal membuat hati nya sakit.

"Tth pergi aja sana! " Ucap Izal kembali tidur menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Hana berdiri melangkah keluar sebelum benar - benar pergi Hana menoleh kebelakang air matanya sudah terjatuh.

"Mommy kok nangis? " Ucap Kafi berdiri di depan pintu kamar izal.

Hana buru - buru menghapus air matanya. "Kamu ngapain kesini sayang? "

"Aku mau balikin motor Abang " ucap Kafi sambil menunduk.

Hana tersenyum lalu mengangkat kafi ke pangkuan nya. "Besok aja yah, Abang udah tidur "

Pagi harinya mereka sedang makan di meja makan, tapi suasana hening, yang biasanya izal dan kafi selalu berisik. sekarang mereka berdua hanya duduk anteng.

"Kenapa, musuhan? "  Gilang menatap mereka berdua tidak menjawab.

"Berantem nya mau di ring gak, biar Daddy sediain? "

"Apaansih mas, anak - anak lagi gini bukanya di nasehatin malah di suruh berantem! " Omel Hana.

"Aku udah " ucap Izal turun dari kursi dan pergi keatas.

"Hiks, ahw " tangis Kafi pecah di meja makan membuat kedua orang tuanya heran.

"Kenapa sayang " tanya Hana.

"Hiks Abang marah yah sama aku?  "

"Emang kamu buat apa? "

"Mas " tengur Hana.

"Kenapa cuman nanya " Ucap Gilang.

"Aku rebut mainan Abang " ucap Kafi.

"Udah di balikin " Ucap Gilang  membuat Kafi takut.

"Mau, tapi semalem Abang udah tidur hiks " renggek Kafi.

"Gak usah nangis minta maap! "Tegas Perintah Gilang.

"Mommy " renggek Kafi.

"Bener kata Daddy sayang,nanti minta maap yah " ucap Hana memeluk tubuh kafi.

"Gak mau, motor itukan ada di kamar mainan aku, Abang cuman numpang " serkas Kafi. Membuat Gilang dan Hana melotot bisa - bisanya kafi bilang begitu.

"KAFI! Daddy hancurin  kamar
mainan kamu " omel Gilang.

"Tapikan emang bener, disini Abang cuman numpang" ucap Kafi berlari meninggalkan meja makan.

Gilang menghalan napas mentap istrinya yang sudah berkaca - kaca.
"Biar gue yang urus " ucap Gilang menyusul kafi.

-

-

-













Bad : Rich Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang