Recomend song
Lantas - Juicy LuicyKembali Senin. Menjalani tugas seperti biasanya. Aku baru sadar kalau teman sebangku ku ini benar benar pintar.
Lihatlah dia, niat sekali mencatat di buku bindernya.
Bahkan memakai warna. Aku menjadi merasa insecure sendiri.
Untungnya dia tidak pelit, tidak seperti kebanyakan orang orang kalau sehabis mencatat sesuatu yang belum di terangkan ibu guru, mereka cenderung tidak akan memperlihatkan nya pada siapa siapa.
Ya itu sih menurut dari pengalamanku. Tapi mungkin tidak semua orang seperti itu, masih ada banyak yang seperti Widya ini.
Jujur, Fisika aku sekelompok dengan teman lama ku. Iya aku belum cerita ke kalian. Bahwa aku sekelas dengan orang yang duduk di bangku depan saat MPLS. Dan itu adalah temanku. Panggil saja dia Caca. Namun mungkin dia sudah lupa dengan kejadian masa lalu.
Tapi masih mending sih. Dari pada kelompok Indo.. Masa laki laki 5 dan cewek 2 ? itu tidak masuk akal! dan ternyata yang protes tidak lah kelompok ku.
Melainkan kelompok lain juga banyak yang protes. Tapi beliau malah menjawab seperti ini, "kalian jangan pilih pilih, gapapa begini juga. Nanti kalau tugasnya sudah beres bakal ibu rubah lagi kok." Kita semua akhirnya mengalah.
Jujur saja sedih. Tapi kemudian aku kembali gembira ketika ada pengumuman jika besok libur.
Hingga bel pulang, kami semua bersiap untuk pulang. dan guru menyuruh kami untuk bersiap. Dan KM memberi salam kepada guru di ikuti oleh kami.
"Yang piket hari ini jangan lupa piket!" Ira dengan nada tegasnya. sebagai keamanan dia yang bertanggung jawab, memerintah temannya agar piket. Kalau tidak mau piket ya harus denda. "heh kamu! mau kemana?" Ira menarik laki laki itu yang hendak keluar kelas.
"pulang lah."
"piket dulu!"
"piket aku bukan sekarang."
"terus kapan?"
"Sabtu"
"Libur anjir! Udah deh, jangan bercanda. Piket! ga ada alasan! kalau engga denda sepuluh ribu ke bendahara." Ketus Ira.
"iya iya ini mau piket! galak amat si." laki laki itu kembali menyimpan tas nya dan membantu temannya piket.
Aku pakai tas ku. Aku mencari laki-laki yang kemarin pulang bareng bersamaku. Mengedarkan semua atensi mataku ke setiap sudut ruangan. Ketemu!
Dengan sabar dia menyapu lantai banyak sampai dan debu itu. Laki-laki lain mengomel malas karena tidak mau piket. Namun dirinya malah sabar bahkan telaten membersihkan setiap sudut yang kotor.
"Eh Nay? kamu pulang ke arah mana?" Tanya Mega. Dia masih satu MPLS denganku. Cuman tidak dekat saja. Tapi aku sempat interaksi sama dia walau sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Sini [End]
Teen Fiction𝘼𝙠𝙪 𝙧𝙚𝙡𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙪𝙣 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙡𝙖𝙧𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙠𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙩𝙧𝙤𝙩𝙤𝙖𝙧-Naya Kalau di pikir-pikir lagi, banyak kenangan yang tidak tahu harus di...