15. In your dream

27 3 0
                                    

Hei hei!
Hehe aku uploud lagi deh, harusnya setiap Sabtu ini tuh, tapi aku bentrok sama bikin naskah buat kelas, doain semoga lancar gess!
Betewe makasih ya sudah mau membaca.

Enjoy it gess!

Enjoy it gess!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini. Hari dimana aku dengannya seperti teman yang sudah benar-benar dekat. Namun orang orang selalu mengiming ngiming kita sebagai kekasih. Tidak. Kita bukan kekasih-entah kalau nanti-aku menepis semua asumsi orang-orang itu. Karena aku tahu, dia sangat teramat tak suka di cie-cie.

Tanpa mereka meledek kita, kita juga mungkin sudah tahu. Namun persetan dengan ego yang sama sama tinggi. Tapi dengan kejadian itu membuat kita semakin dekat. Dan semakin saling banyak membantu. Entah, mungkin karena kita yang sama-sama ingin membalas Budi. Bukan karena sesuatu. Namun naasnya, aku menganggap itu serius.

"Traktir mixue. Mau gak?" Tanyanya, membuat ku bingung. Kita berada di depan gerbang. Yang tadinya mau pulang seperti biasa saja, dia tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Tiba-tiba?"

"Mau engga?"

"Beneran??" Tanyaku karena masih kaget

"Ya udah ga jadi."

"IYA MAU LAHH!!" Ucapku dengan semangat.

Namun tiba-tiba temanku—Dila memanggilku, aku pun mendekatinya dan dia memilih untuk menunggu saja di depan gerbang.

"Jadi ga kumpul tehhh?" Ucapnya.

"Ya jadiii, tapi aku mau ke mixue dulu." Lalu dia menggodaku dengan senyum misterius nya itu. "Sama dia nih?"

"Apa sih! Kamu mu nunggu di sekolah atau mau ikut kita ke mixue?"

"Ogah ah! Ntar jadi nyamuk. Tenang aja, aku juga sampe jam 3, mau kumpul teater dulu. Paling nanti kabarin aja mixue yang di mananya. Atau ntar aku kabarin lagi kalau misalnya aku pake Gojek kesananya." Ucap Dila.

"Oh yaudah atuh siap."

"Selamat pacaran!" Ucap Dila langsung kabur. Meninggalkan diriku dengan wajah merah padam.

"GA PACARAN ISHH!!"

⋅ ⋅ ── 🦋 ── ⋅ ⋅

Kita pun Jalan menuju mixue. Terik matahari hari itu tak menggoyahkan aku untuk getar apalagi lelah. Malah membuatku semangat membara. Dan berterima kasih karena cuacanya tidak mendung. Kita berjalan menyusuri trotoar. Mungkin pedagang kaki lima di sana sudah bosan melihat kita berdua jalan dan tertawa. Siapa peduli. Aku menikmati setiap detiknya bersamanya.

"Mixue yang di alun-alun?"

"Hayuu" kita pun memilih mixue yang berada di dalam kaung—mesjid agung alun-alun kota Bandung.

Sampai Sini [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang