Liburan kemarin, menurutku tidak membantu ku untuk semangat sekolah.
Aku malah mendengar kabar bahwa orang yang aku suka malah menyukai orang lain.
Namun sialnya, perempuan yang dia suka itu ternyata kembali menyukainya. Belum jadian, tapi tunggu beberapa saat. Pasti tidak akan lama dari itu mereka akan jadian.
Orang yang aku suka adalah Yaksa. Iya dia masih temanku. Teman MPLS ku.
Aku menyukainya diam diam. Dan tak pernah ku ceritakan pada siapapun.
Siapa sih yang tidak suka laki laki tinggi, hitam manis, rambutnya rapih namun kadang juga acak acak kan.
Tapi untungnya aku tidak benar benar jatuh mencintainya. Aku suka dia hanya untuk membuat semangat sekolah saja, dan juga agar aku bisa cepat move on dari crush yang di SMP yang aku suka dari sejak kelas 1 SMP itu.
Jujur saja. Yang di SMP memang masih menjadi pemenangnya. Padahal kita beda sekolah, lantas mengapa aku masih menaruh rasa padanya?
Hingga akhirnya bel pulang berbunyi. Aku lesu keluar dari pintu kelas.
"kenapa lemas begitu?" tanyanya.
"Tidak apa apa." jawabku seadanya. bahkan aku sedang malas untuk berbicara.
"mau jalan?"
"ayo."
"Mega! ayo." ajak Adrian.
Kala itu sebetulnya aku ingin sendiri. Tapi karena sudah janji masa iya aku ingkari.
Yang di panggil menggeleng tegas. "engga ah! kalian pasti mau jalan kan? sok duluan aja sana, aku mau naik angkot 23 sama Lia." jelasnya.
"kenapa tidak mau jalan? lumayan hemat ongkos."
"engga ah! kaki aku pengkor nanti! sok aja kalian berdua."
"Yaudah kalau gitu. Ayo Nay!" Aku bingung namun aku mengikutinya berjalan beriringan.
Tunggu. Berarti?
Kita jalan berdua??
Serius? Yang benar saja!
Jarak nya lumayan jauh. kalau jalan berdua ya berarti.. ah sudahlah. lagian cuman jalan saja. Kenapa menjadi masalah?
Ya sejujurnya akan menjadi masalah sih buatku. Karena sebelumnya aku ga pernah jalan kaki berdua dengan seorang laki laki. Apalagi beriringan.
Lihatlah.. aku mencoba untuk di belakangnya saja, namun dia malah terus beriringan denganku. Aku kira akan menjadi canggung di sepanjang jalan.
Ternyata tidak seperti itu. Dia yang mengajakku berbicara duluan. Membuat suasana menjadi tak canggung.
"Aku pernah naik sepeda bareng teman temanku. Yang paling jauh adalah ke dago atas."
"mamah kamu tidak marah kah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Sini [End]
Novela Juvenil𝘼𝙠𝙪 𝙧𝙚𝙡𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙪𝙣 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙡𝙖𝙧𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙠𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙩𝙧𝙤𝙩𝙤𝙖𝙧-Naya Kalau di pikir-pikir lagi, banyak kenangan yang tidak tahu harus di...