22. Kita sudah asing

40 1 0
                                    

~💡~
Kita pernah setenang dan sebahagia itu menyusuri trotoar yang ada di tempat itu. Yang membuat aku kembali lagi hanya sebagai tempat penenang. Tapi kali ini, nggak ada Kamunya.

Recomend songAkhir Tak Bahagia - Misellia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recomend song
Akhir Tak Bahagia - Misellia


Secarik diksi untuknya
Ini tentangnya dan cerita Bandung

Kala itu angin tengah menerpa wajahnya
Kini kian merajut sebuah adegan.
Cerita yang kita buat telah mengenang
Cahaya di ufuk barat telah menjadi saksi untuk kita

Secarik kertas puisi yang akan ku persembahkan.
Puisi ini ada, ketika bayangan wajahmu lolos menguasai pikiranku.
Apalagi, dengan lengkungan garis senyum pipimu.
Sebuah seni yang sempurna.

Kamu selalu aku inisialkan lampu.
Sebab, raga tlah kembali terang menerima kehadiranmu.
Kau telah menciptakan cahaya, di dalam ruang redup yang hamра.

Maaf, Aku telah membuat omong kosong yang berdiksi.

Aku selalu menikmati iringan langkah kaki bersamamu
Tertawa bersamamu
Tersenyum bersamamu
Menghabiskan waktu bersamamu
Berteduh di bawah pohon bersamamu

Lihat atau tidak
Aku menulismu pada sebuah kertas lembarku

Puisi ini di dedikasikan untuk seseorang yang tengah menjelajahi pikiranku

~💡~

Hari ini, tiba hari lebaran. Berkunjung ke rumah tetangga dan keluarga sudah menjadi adat istiadat indonesia saat idul fitri tiba. Berkumpul dan bermaaf-maafaan. Hal yang paling aku tunggu ketika idul fitri adalah, THR. Hehe. Meski umurku sudah terbilang besar. Tapi keluargaku menganut "karna belum kerja jadi tetep di kasih uang" perhatian sekali bukan?

Dan berkumpul bercanda ria dan berfoto untuk mengabadikan sebuah momen yang langka. Semuanya berbahagia tanpa kepalsuan.

Aku memeluk ayahku dengan air mata yang tiba-tiba jatuh. Jika ingin berbisik, anakmu sudah besar ayah, aku sudah menjadi perempuan yang kuat. Banyak hal di dunia ini yang mengajarkan aku betapa kerasnya kehidupan, aku bisa mengatasi itu sekarang tanpa harus membebankan pikiran ayah ataupun bunda.

Aku juga memeluk Bunda, hanya bisa menangis dan hanya mengucapkan kata "maaf," di lanjut di dalam hati, maaf untuk semuanya Bunda, aku belum bisa menjadi perempuan tangguh seperti Bunda, aku banyak kurangnya, bahkan aku gila karena punya mental yang jelek. Tapi aku yakin, aku yakin akan kehidupan yang tentunya akan baik-baik saja. Terus support aku ya, bund? Aku hanya ingin Bunda dan Ayah selalu berada di sampingku. Menjagaku selalu.

Sampai Sini [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang