“Bisa keluar sebentar?”
“Buat apa?”
“Aku mau kita mengobrol sebentar, tidak akan lama, aku janji.”
Yuni dan Andri keluar saat jam pelajaran bahasa Indonesia berlangusng. Pak Angga tidak masuk, jadi nereka bisa bersantai-santai untuk menikmati jam kosong.
Yuni masih mengikuti Andri dari belakang. Tidak ada secuil kecurigaan di dalam benak wanita dengan rambut pendek berwarna hitam legam tersebut.
Andri berhenti, tepat di depan gudang sekolah. Yuni gelisah, dalam hatinya ia berdoa agar tidak diajak masuk kedalam.
Andri merogoh saku “Aku titip ini, jaga baik-baik selagi aku pergi.”
Yuni meraihnya dengan ragu, sebuah kotak musik usang berwarna keemasan. Yuni membuka kotaknya, terdengar suara indah piano yang keluar.
“Kamu mau kemana?”
“Aku mau pergi.”
“Kemana, Andri.”
“Aku tidak punya tujuan untuk pergi, Yun. Dan tidak harus juga aku punya peta untuk berpergian.”
Yuni masih tidak paham dengan perkataan Andri. Laki-laki pencinta matematika itu menatap Yuni dengan tatapan paling kosong di dunia. Yuni menutup kembali kotak lagunya. Melangkah satu langkah ke depan, memperhatikan mata Andri lamat-lamat.
“Kamu bohong. Matamu berbicara padaku.”
Andri mundur karena sadar jarak diantara keduanya terlalu dekat “Mana ada mata yang berbicara, Yun, mata diciptakan hanya untuk melihat.”
Yuni tidak bersuara. Badannya bergeming tidak tahu harus berkata apa lagi. Laki-laki di depannya ini adalah teka-teki yang masih belum bisa ia pecahkan. Terlebih lagi tidak ada petujuk untuk bisa mengerti teka-teki nya.
Suara bel berbunyi, sebentar lagi istirahat. Pasti banyak anak-anak lain yang melewati gudang sekolah karena hanya jalan ini yang menuju kantin.
“Aku tidak tahu kamu mau pergi kemana dan apakah kamu mau kembali lagi atau tidak, tapi aku yakin setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, Ndri.”
“Aku tidak pernah bilang kalau aku sedang dalam masalah, jangan sok tahu, Yun.”
“Matamu yang berbicara.”
Suara langkah kaki terdengar bergemuruh, itu pasti anak-anak lain yang hendak pergi ke kantin. Andri melangkah pergi tanpa pamit. Meninggalkan Yuni dan sebuah kotak musik ditangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Angan
Kısa HikayeTidak ada yang harus aku jelaskan, tulisan ini tidak pantas di baca olehmu. Tidak akan pernah.