Fara yang baru selesai melaksanakan solat magrib dan murojaah tak buru buru melepas mukena nya, ia membaringkan tubuhnya di kasur, hahh cukup melelahkan hari ini. Ia tak tahu jika nanti saat kebagian lembur dan baru akan pulang besok pagi, pasti sudah sangat sangat melelahkan. Ia yang hendak memejamkan matanya pun tak jadi kala mengingat kejadian tadi siang.
..
"Fara.." sontak yang dipanggil pun membalikan badan setelah ia menutup telepon nya. Bukannya menjawab ia hanya bengong menatap lelaki dihadapannya ini."Assalamualaikum Fara" ucap lelaki itu lagi.
"W-waalaikum salam" ucap nya terbata bata seraya menunduk.
Rasanya sangat canggung, dan tidak ada yang membuka suara lagi. Hingga akhirnya Aska memutuskan untuk berbicara lagi.
"Far kamu kemana aja?"
Dan pertanyaan itu kenapa rasanya ada yang sesak di hatinya, Fara tidak ingin membahas itu kali ini. Yaalloh tolong Fara.
"Fara aku pengen.."
"Hebat yah udah mencapai cita cita kamu jadi tentara" ia tidak tau apa yang harus dilakukan nya sekarang yang jelas Fara tidak ingin Aska menjelaskan semua hal di masa lalu, ia sudah benar benar ikhlas dan ia tak mau untuk mengungkitnya lagi.
Aska mengangguk "Alhamdulillah, kamu juga udah jadi dokter" ucapnya.
Fara menggeleng pelan "belum, aku masih Koas" setelah nya dapat Fara lihat Aska hanya mengangguk.
"Emm sebenarnya ada yang mau aku omongin tentang.." dan yah lagi lagi ucapan Aska terjeda kala seseorang dari sebelah barat berteriak.
"Faraa..."
Siapa lagi kalau bukan teman nya yaitu Wita.Dengan nafas ngos-ngosan ia menghampiri teman nya yang sedang ngobrol dengan seorang tentara.
"Haii.. kenalin Wita" ucapnya menyodorkan satu tangan
Sudah bisa Fara tebak ia naksir pada lelaki ini, lihat saja ia sekarang mengacuhkan temannya dan pandangan nya tak lepas dari Aska. Apalagi ia selalu memperlihatkan giginya untuk tersenyum.
Dengan tangan di depan dada lelaki ini menjawab "Aska".
Tapi perlakuan seperti itu tidak membuat Wita menyerah. "Eh temen nya Fara?"
Bukannya menjawab Aska kini hanya melihat Fara yang setia menunduk dan tak menoleh sekalipun kearahnya.
"Eum.."
Drrrrt drrt
Dering handphone Aska berbunyi dan benar saja kapten Tama yang menelponnya"Saya duluan, assalamualaikum" pamit Aska sebelum ia berjalan dan mengangkat telepon nya.
"Waalaikumsalam" lirih Fara dengan pelan.
.."Apa? Apa yang mau kamu omongin Aska?" Tanya nya pada diri sendiri "apa kamu mau jelasin kejadian itu?" Lirihnya lagi "gak gak mau Aska.. aku gak mau mengungkit hal yang sudah berlalu" kini bicaranya dengan nada sedikit lebih tinggi "aku udah ikhlas.." ucapnya seraya menyunggingkan ujung bibirnya "aku udah ikhlasin semuanya" setelahnya Fara tersenyum lalu menutup wajahnya dan menarik selimutnya menyembunyikan tubuh mungilnya.
Fara tidak bohong jika dirinya ikhlas, memang dia sudah mengikhlaskan semuanya dan cukup, cukup sampai disitu ia tak mau lagi mengungkit kejadian itu. Semuanya sudah ia pasrahkan pada sang maha kuasa, ia tidak mau hatinya sakit lagi karena ulahnya sendiri. Biarlah Alloh yang mengatur semua nya, ternyata seenaknya dan melawan daripada takdir yang sudah Alloh kasih itu menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwiraku🖤 | On Going
Teen FictionHaii.. kenalin aku Revina Farasyita Nasution, semua manggilnya Fara. Ayah pindah tugas dari Surabaya ke Bandung dan disinilah aku memulai kisah baruku. Ternyata tidak gampang dengan orang baru juga hal baru, tetapi begitulah hidup, kita akan selalu...