10

116 4 0
                                    

"Assalamu'alaikum " seseorang berdiri di pintu ruang Koas. Ternyata dia lagi, orang yang selalu mengganggunya setiap Koas atau sekarang sebutannya calon suami?entahlah.

"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak. Memang diruangan ini bukan hanya Fara tapi ada Wita juga Shasha.

Fara mengerutkan keningnya begitu juga kedua teman nya.

"Saya hanya mau berikan ini" ucapnya memberikan tas makanan kecil. Melihat Fara yang tak merespon apapun hanya mengambil tas itu. "Dari ibu" ucapnya lagi.

Fara menganggukan kepala "bilangin terimakasih buat ibu" lirihnya yang berhadapan dengan lelaki ini.

"Buat saya nggak?"

"Emang terimakasih buat apa?" Tanyanya bingung.

"Saya yang sudah bawa ini dan membawakannya kesini"

"Oh jadi kamu gak ikhlas?" Tanyanya lagi "saya bilangin ibu yah!" Fara menyipitkan mata lalu bersidekap dada.

"Nggak, ikhlas kok, kalo gitu saya pamit jangan lupa di makan" ucapnya menggelengkan kepala pertanda kalimat pertamanya.

Sebenarnya Fara pun tak benar benar akan bilang pada Tante Ayu tentang hal ini, apalagi ia baru bertemu sekali waktu lamaran kemarin lagian juga belum benar benar akrab apalagi sampai tau no.telp nya.

"Apasih bawel banget"

"Itu kata ibu bukan kata saya" ucapnya tersenyum kecil dan melenggang pergi. "assalamu'alaikum"

"Dasar cowo nyebelin" lirihnya yang berbalik badan dan mendelik "waalaikumsalam" lalu kembali duduk mendekat pada dua temannya yang sudah ia tebak dengan melihat wajah seperti itu mereka akan melontarkan banyak pertanyaan.

"Lo kok Deket banget sama kapten Aska?" Tanya Wita mengerutkan keningnya.

"Jangan jangan ada apa apa antara Lo sama dia?" kali ini Shasha yang tak kalah bingung.

"Astaga apa Lo sama kapten Aska.."Wita menutup mulutnya seakan terkejut.

"Hah.. apa sih Wit?" Shasha bukan Fara yang bertanya. Dia masih dengan hidmat mendengarkan ocehan dua temannya dan sesekali membuka handphone nya.

Shasha yang sudah penasaran kembali bertanya dengan nada tinggi "apa Wit?"

"Jangan jangan Fara udah hamil sama kapten Aska" ucap Wita yang tak memakai bismillah karena memang dia masih percaya Yesus nya.

Sontak ucapan Wita membuat kedua nya terkejut, bagaimana bisa ia menuduh temannya seperti itu sedangkan mereka berteman bukan sebulan dua bulan melainkan dari awal mereka masuk kampus.

"Astaghfirullah haladzim" Fara yang tak percaya dengan penuturan teman nya.

"Heh Lo kalau ngomong jangan asal bego" pukul Shasha pada lengan nya. "Lo bisa mikir ga sih, Lo liat Fara.." ia menjeda ucapannya lalu menatap Fara begitupun Wita "dari dulu dia gak pernah pacaran, gak pernah deket juga sama cowo, dan itu bukan karena dia gak mau tapi dia menjaga pandangan nya, Lo bisa mikir gak Wit kalau dia tuh orang yang ngerti agama dan gak mungkin sampe ngelakuin hal kaya gitu" lirihnya dengan nada tinggi.

"Terus apa salah gue tanya kaya gitu?" Wita tak terima dan berdiri

"Jelas salah Wit" Shasha yang juga ikut berdiri

"Gue cuman nanya dan kalo itu salah harus nya dia jawab salah" tunjuk Wita pada Fara dengan nada tinggi

"Selama ini gue ngehargain agama Lo dan gue masih ngehargain Lo karena Lo temen gue, gak gini cara Lo bertanya"

"Gue juga udah nahan sama sikap Lo berdua selama ini, gue capek"

"Apa Lo bilang capek Wit? Hahaha Fara dan gue yang harus nya bilang gitu" Shasha sedikit menyunggingkan ujung bibir nya.

Perwiraku🖤 | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang