"Far Lo udah tau belum?" Wanita yang berlari dari arah pintu ruang Koas. Terlihat sangat ngos-ngosan, mungkin dia berlari sedari tadi, lalu menyodorkan satu handphone yang memperlihatkan sebuah gambar.
Melihat isi dari handphone tersebut ia mengerti kalau semua orang salah paham terhadapnya termasuk lelaki yang akan menjadi imam nya itu, pasti ia sudah tau akan hal ini.
"Ya Alloh Far, Lo tuh udah mau nikah.." Shasha menjeda ucapannya yang masih mengatur nafas "emang sih yang ini juga gak kalah ganteng tapi udah dong Far jangan di embat semuanya buat gue kek satu" ia mengerucut kan bibir bak seorang anak yang sedang marah.
"Gue baru paham sekarang" seraya mengembalikan handphone sahabatnya lalu menatap kosong kearah depan.
"Paham apa?"
Ia yang masih terdiam seketika kembali membuka suara "semua orang tuh dari tadi kaya lagi ngomongin gue tapi gue gak tau apa penyebabnya" wanita itu menjeda ucapannya "kayanya Aska juga udah tau tentang hal ini karena perubahan sikap dia beda banget apalagi sampe undurin jadwal pemotretan" tambahnya.
Seakan kaget Shasha membulatkan mata juga mulut yang melongo lalu memegang tangan atas sahabatnya itu "hah serius Lo Far?" Pertanyaan nya hanya diangguki Fara. Lalu ia menghembuskan nafas panjang yang memperlihatkan kegelisahannya.
"Dia Ashraf, sepupu gue dari Turki yang baru datang" ucapnya "dia datang juga karena diundang nyokap kan gue mau nikah masa gak undang keluarga" jelas Fara.
Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara mungkin Fara sedang memikirkan hal apa yang harus ia lakukan untuk masalah kali ini, dan Shasha? dia terlihat sangat gelisah.
"Kenapa?"
Ia mengangkat kedua alis atas pertanyaan sahabatnya. "Kenapa apa?" Tanyanya kembali
"Kenapa jadi Lo yang gelisah?" Memang sekarang jadi dia yang bingung melihat sahabatnya itu seperti sangat mencemaskan masalah ini padahal yang terlibat dirinya sendiri tapi malah dia yang kelihatan sangat gelisah.
Shasha menghembuskan nafas panjang "ya gimana gue gak gelisah orang sahabat gue sendiri mau nikah terus ada masalah kaya gini" menjeda ucapannya "gue tuh takut Far kalau Lo tuh batal nikah.."
"Eh shutt!" Sontak Fara menutup mulut sahabatnya dengan satu jari telunjuk "gak boleh ngomong yang buruk kaya gitu ah" tambahnya seraya melepas jari yang masih menempel di ujung bibir sahabatnya.
"Far gue tuh cuman takut aja" ia kemudian berdiri "emang Lo tuh belum kenal banget sama calon suami Lo apalagi cinta, tapi semua itu bisa mulai tumbuh saat nanti kalian udah nikah" kali ini ia kembali menatap sahabatnya yang masih duduk lalu mendekat kembali seraya mencekal kedua lengannya "gue gak mau masalah ini memanjang sampai hal yang tidak diinginkan terjadi, mending Lo samperin calon suami Lo terus jelasin semuanya" sarannya pada wanita yang masih setia menatapnya namun seperti dengan tatapan kosong.
"Farrr.. Lo denger gue gak?" Ucapnya lagi sedikit meninggi kan suaranya seraya menggoyangkan lengan sahabatnya setelah dirasa tidak ada jawaban apapun.
"Hah.. i-iyaa denger kok" Fara yang mungkin baru menyadarkan lamunannya.
"Yaudah mending sekarang Lo samperin kapten Aska deh Far"
"Hah.. buat apa?"
"Ckk.. katanya Lo paham yang gue omongin tadi" Shasha yang merasa percuma karena sudah berbicara panjang lebar namun tetap tak didengarkan olehnya "jadi Lo sekarang harus samperin kapten Aska jelasin dulu semuanya" ucapnya lagi ketika melihat Fara yang masih mengerutkan keningnya.
~
"Undangan sudah saya terima" ucap seorang lelaki paruh baya yang duduk di kursi besar bak seorang raja "kenapa ada masalah seperti ini?" dia berucap lagi lalu membalik kursi menjadi menghadap wanita muda yang sedikit menunduk itu "anda ini akan menjadi seorang dokter dan mengucapkan sumpah dokter.." ia menjeda ucapannya "di dalam urusan kedokteran atau hal semacam nya di larang melakukan hal seperti mengkhianati pasangan sendiri, apalagi anda akan nikah dengan seorang tentara yang di dalam hukum nya atau urusan dalam nya juga sama seperti dokter" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwiraku🖤 | On Going
Teen FictionHaii.. kenalin aku Revina Farasyita Nasution, semua manggilnya Fara. Ayah pindah tugas dari Surabaya ke Bandung dan disinilah aku memulai kisah baruku. Ternyata tidak gampang dengan orang baru juga hal baru, tetapi begitulah hidup, kita akan selalu...