"Lo belum pulang Far?" Seseorang mengagetkan tidurnya.
"Eh Sha.." ucapnya sedikit menguap "gue lagi nungguin berkas yang harus di pelajari buat besok rapat" tambahnya "Lo udah selesai hukuman nya?"
Ia mengangguk "udah cape banget anjirrr gue gak mau lagi di hukum kaya gitu" jawabnya seraya membereskan barangnya.
Memang Shasha dan Wita di hukum oleh dokter Candra selaku penanggung jawab dokter atau tangan kanan dari pemilik rumah sakit ini. Karena ulahnya mereka mendapatkan beberapa hukuman yang memang cukup berat dan melelahkan.
"Sabar yah" Fara mengusap tangan atas teman nya ini.
Sontak wanita itu membalikan tubuhnya dan berdiri tegak menghadap sahabatnya "tapi yah yang bikin gue jijik tuh anak gak nerima kesalahan nya dan malah mojokin gue seakan semua salah ada di gue" lirihnya nada tinggi "gue terima hukuman ini karena memang gue juga salah disini Far, gue udah bikin keributan dan berantem sama tuh orang tapi dia.." tunjuk nya pada pintu ruang Koas yang dimana Wita tak berada di ruang tersebut dan sedang keluar "dia malah ngadu yang ngga gak ke dokter Candra seolah dia gak ada salah apapun" tambahnya lagi "keterlaluan tuh anak" kali ini ia kembali membereskan barang nya lagi.
Fara hanya mengangguk "iya iya, udah yah gak usah di perpanjang lagi masalahnya, sekarang gih Lo pulang bentar lagi udah mau isya" lirihnya menenangkan teman nya yang terlihat sangat terbalut emosi "atau mau isya disini dulu sekalian nungguin gue?" Goda Fara karena memang dia tidak bawa kendaraan dan niatnya mau nebeng sama Shasha itupun jika sahabatnya ini mau menunggu.
"Gak ah males gue ketemu tuh orang mending pulang" ucapnya "eh tapi bukan karena gue gak mau nganterin Lo yah, cuman gue gak mau lama lama disini ketemu terus sama dia jijik" kali ini ia mengangkat telunjuknya tapi masih ketus.
"Iya deh iya yaudah sana gih pulang" sedikit tersenyum.
"Yaudah gue duluan yah bestie assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" jawabnya melihat kepergian teman nya.
~
"Yaudah dok saya duluan" pamit seorang suster.
"Iya terimakasih yah berkasnya sudah dianterin" ucapnya dan suster tersebut hanya mengangguk tersenyum lalu pergi meninggalkan Fara
Fara menatap lama berkas yang diberikan suster tadi, ini harusnya dokter Nabil yang mengerjakan tapi berhubung ia diamanati untuk menggantikan nya jadi dengan segala keihlasan ia harus mengerjakan ini.
"Barang semua udah" lirihnya melihat tas yang di pegang "yaudah ah pulang sekarang aja" tambahnya seraya berjalan keluar pintu Koas.
Sebelumnya ia berpapasan dengan Wita yang hendak masuk ruang Koas,tapi sepertinya ia acuh terhadapnya dan baru saja ia ingin menyapa bahunya sudah terkena dorongan badan Wita yang berjalan cepat menuju ruangan.
Ia kini berjalan di lorong menuju keluar rumah sakit. Dan baru mendapati WhatsApp kalau orangtuanya sedang diluar dan tidak bisa menjemputnya tapi ia sudah meminta tolong orang yang akan menjemput Fara sekarang.
"Mungkin Shila kali yah" lirihnya disela jalannya, ia mengalihkan pandangan nya pada bapa bapa yang mendorong gerobak di depan halaman rumahsakit.
Dengan cepat ia berjalan kearah bapa bapa dengan gerobak tersebut "kue ape" teriak Fara sontak membuat penjual kue tersebut berhenti.
"Mau beli ini neng?" Tanya penjual kue tersebut
Ia mengangguk "iya"
"Mau beli berapa?"
"Em dua puluh ribu aja" sedikit berfikir Fara menjawabnya.
"Alhamdulillah" sontak penjual kue tersebut mengusap wajah dengan kedua tangannya. Fara yang melihatnya hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwiraku🖤 | On Going
Teen FictionHaii.. kenalin aku Revina Farasyita Nasution, semua manggilnya Fara. Ayah pindah tugas dari Surabaya ke Bandung dan disinilah aku memulai kisah baruku. Ternyata tidak gampang dengan orang baru juga hal baru, tetapi begitulah hidup, kita akan selalu...