Sontak ia kaget dengan apa yang dilihatnya, pikirannya sudah semakin kemana mana hanya karena melihat leher mulus Wita yang didapati bekas merah.
Tanpa diketahui wanita yang menjatuhkan kain kasa itu tengah tersenyum melihat perempuan di depannya membeku ketika melihat lehernya yang terdapat beberapa tanda merah.
"Far?" Ia menyadarkan wanita yang seperti tengah melamun "disini ya pasanginnya buat halangin ini" tunjuk nya kembali.
"Udah"
"Makasih ya Far"
Ia hanya mengangguk, dan tak ingin berlama lama, Fara segera pamit "aku duluan, mau pulang"
"Bye Far" lirihnya seraya melambaikan tangan pada wanita yang kian menjauh "dasar bodoh" lirihnya dalam hati seraya menunjukan senyum yang hanya menyunggingkan ujung bibirnya.
Fara yang sudah tak sabar ingin membaringkan tubuhnya pada kasur rumah pun rasanya sudah sangat lelah, semua nya berada diluar kendalinya, seperti tuhan akan menaikkan derajat nya ketempat yang lebih tinggi dari apa yang ia bayangkan.
Pesan yang Aska kirim pagi tadi pun belum sempat ia balas, terlebih mendengar kabar yang sedikit tak enak membuatnya sejenak tak ingin berurusan dengan lelaki itu, tapi apakah Fara terlihat jahat? lagipula semua ini ia lakukan demi kebaikan hatinya.
"Kenapa gak bisa tidur ya" ucapnya pada diri sendiri, seraya sesekali memejamkan mata agar bisa tidur lebih awal.
Tetap saja, matanya tak mau untuk dibawa tidur, ia sesekali mengerjakan laporan Koas serta menuliskan beberapa kegiatan yang dilakukannya hari ini, hingga jam menunjukan pukul 11 malam pun matanya masih terbuka lebar tak ada tanda tanda kengantukan.
"Drakoran aja kali ya?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Apa ajak Shila ya, tapi dia pasti udah tidur" lirihnya lagi dan kali ini ia segera mengambil tempat ternyaman di tengah kasur dan mulai menyalakan film yang akan ia tonton.
Terdengar suara perut dirinya yang cukup nyaring segera ia pergi ke dapur untuk mengambil beberapa makanan juga snack ringan.
Ternyata akan ada yang menemani nya nonton malam ini.
"Udah ada aja nih kucing, okelah urusan nonton kamu emang No1" ucapnya seraya mengelus pelan kucing peliharaannya itu.
Tak terasa waktu yang menunjukkan pukul 01.30 malam, Fara yang baru bangun dari tidur nya dengan keadaan laptop yang masih menyala serta kucing yang tertidur pulas di sampingnya. Ia segera membereskan laptop yang digunakan nonton nya itu lalu mengalihkan kucing tersebut ke sofa yang berada di samping tempat tidurnya.
Ia pergi kedalam kamar mandi setelahnya mengambil sejadah serta mukena, Fara pun solat hingga waktu menunjukan pukul 03.00, setelah muraja'ah selesai ia menyimpan Alquran lalu membaringkan tubuhnya kembali pada sejadah yang masih tergelar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwiraku🖤 | On Going
Teen FictionHaii.. kenalin aku Revina Farasyita Nasution, semua manggilnya Fara. Ayah pindah tugas dari Surabaya ke Bandung dan disinilah aku memulai kisah baruku. Ternyata tidak gampang dengan orang baru juga hal baru, tetapi begitulah hidup, kita akan selalu...