5

116 2 0
                                    

"Assalamu'alaikum dokter Fara" hah baru saja ia duduk sudah ada lagi makhluk Alloh ini.

"Waalaikumsalam" ucapnya lemas.

"Kelihatan lelah sekali yah" ucapnya "saya bawakan ini" dan kini Aska memberinya satu kantung kresek yang tak buru buru Fara buka. Ia masih marah dengan orang ini yang mengerjainya tadi pagi, tapi setelah melihat isi dari kantong kresek tersebut Fara sepertinya akan menghilangkan marahnya sejenak.

"Terima kasih" lirihnya dan langsung mengambil box tersebut lalu memakan bakpauo strawberry nya. Fara memang sangat suka bakpao dan ini kali pertama nya lagi ia makan. Seperti biasa ia selalu menyukai makanan yang berbau strawberry. Termasuk ice cream itu adalah penyembuh badmood menurutnya.

Aska hanya melihat Fara makan lahap dihadapannya. Baru saja ia hendak mengambil satu bakpao tangan nya sudah kena pukul Fara.

"Saya mau satu" ucapnya setelah mendapat pukulan dari Fara.

Fara menatap tak suka "ini kan punya saya" jawabnya menjauhkan kotak bakpao nya.

"Tapi itu pemberian saya"

"Oh jadi kamu gak ikhlas kasih ini ke saya?" Tanyanya dengan suara tinggi.

Dulu ia selalu menundukkan kepalanya ketika mengobrol dengan lawan jenis tapi kenapa bersama Aska ia slalu menatapnya tajam. Ahh Fara sudah sangat berdosa ya Alloh, tapi karena lelaki ini juga yang membuat dirinya slalu ingin menatapnya. Bukan karena suka tapi ia slalu dibuat emosi yang bikin dirinya slalu marah terus. Dari dulu gak pernah berubah.

"Sangat ikhlas" jawabnya seraya mengangguk "Tapi itu terlau banyak" sambungnya.

Fara tidak menjawab apapun lagi ia hanya menatap bakpao dalam box yang memang terlalu banyak dan dipikir nya ia tak mau serakah lagi, lalu menatap Aska yang menatapnya balik

"Yaudah nih" lirihnya seraya menyodorkan box itu ke tengah meja mendekati Aska. Dan ia lanjut makan tanpa menoleh lagi ke arah lelaki yang bukan mahramnya.

Sisa tinggal satu bakpao dan Fara tidak mau mengambilnya karena ditangan nya masih ada setengah bakpao dan ia pikir sedari tadi hanya ia yang makan sedangkan Aska hanya makan satu bakpao saja.

"Saya sudah jadi tentara.." ucap Aska terhenti dan Fara masih tidak menatapnya hanya saja ia mendengarkan ucapan lelaki ini. "Saya sudah janji kalau sudah jadi tentara akan segera lamar kamu" terusnya. Dan yah ucapannya berhasil membuat Fara terkejut hingga tersedak.

"Astaghfirullah, minum dulu" Aska yang mau menyodorkan satu gelas pun tak jadi kala Fara sudah mengambilnya duluan.

Kini tidak ada yang memulai pembicaraan hingga Aska juga lah yang kembali berbicara.

"Apa kamu mau saya lamar kamu dan datang ke hadapan keluarga kamu?" Tanyanya yang tak mendapat respon apapun dari Fara.

"Kalau gitu saya tunggu jawaban kamu, 3 hari berikutnya saya akan temui kamu lagi" ucapnya lalu berdiri dan mengusap kepala Fara "assalamu'alaikum" dan setelahnya pergi hingga Fara menatapnya tak melihatnya lagi.

Fara hanya terdiam memikirkan ucapan lelaki tadi yang kini sudah pergi dari hadapannya. Apa yang harus ia katakan tiga hari berikutnya, rasanya saat ini ia belum mau memberi jawaban apapu  terhadap lelaki itu, karena memang rasa cinta terhadap penciptanya harus jauh lebih besar dari ciptaannya. Fara melihat bakpao di depannya lalu membawa nya pergi.

~

Pagi pun telah tiba kini ia harus pulang untuk istirahat setelah jaga malam yang begitu melelahkan sekali.

"Fara aku duluan yah" pamit Dika yang sudah menaiki motornya.

Fara hanya mengangguk tapi tidak melihatnya "Iya"

Perwiraku🖤 | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang