Nana: Sayang-sayang...😍😍
Jeno: Apa?
Nana: Nanti jadi kencan kan?😊
Jeno: Jadi
Nana: Sekarang saja, aku bosan matematika🙏🙏
Jeno: Tidak
Nana: Ihh... sayang padaku tidak sih?
"Sayang."
Sebuah suara menginvasi indra pendengarannya, yang bahkan diacuhkan karena sosok itu masih berkutat dengan ponsel yang diselipkan di bawah meja. Tersenyum pada diri sendiri sebelum menyadari bahwa seseorang telah berdiri di belakangnya.
"Sayangnya ini giliranmu mengerjakan soal dipapan tulis sekarang, Jaemin.''
Wtf!
Jaemin bahkan hampir terlonjak dari duduknya. Membeku menyadari Pak Kyungsoo, guru matematikanya dengan tatapan tajam menyeramkan menodongkan spidol ke arahnya.
"Bisa lakukan sekarang... sayang?" Lanjutnya menyebalkan. Mengundang senyum dukungan dari teman-teman sekelas takkala dia mulai menggesekkan sepatu mahalnya pada lantai putih kelasnya.
Mana Jaemin paham. Dia sedari tadi menghabiskan dengan menguap, memikirkan Jeno, menguap lagi. Begitu seterusnya. Matanya memincing ke arah Renjun meminta bantuan, yang bahkan tidak digubris oleh sosok yang mengaku sahabat terbaiknya itu.
"Ah, Hyunjin bisa tolong panggilkan Jeno?" Ucap Pak Kyungsoo memerintah.
Ah tidak... Jangan... Jaemin bisa mati mendapat omelannya nanti. Terlebih hal itu akan berujung pada sikap membanding-bandingkan. Jeno Si anak akselerasi dengan Jaemin yang anak IPS. Begitulah yang sering dilakukan guru-guru di sekolah sini.
Sayangnya Hyunjin buru-buru keluar. Sangat mudah menemukannya karena kelas Jeno sedang dalam mata pelajaran olahraga sekarang. Sehingga tak butuh waktu lama, sosok tinggi bermata sipit qitu segera muncul dari ujung pintu.
"Bapak memanggil saya?"
Tatapan mereka bertemu, disambut senyum keterpaksaan dari bibir Jaemin sekaligus kerinduan. Sayangnya langsung ditepis oleh Jeno dengan raut kecewa.
"Tolong ajari sayangmu ini logaritma dan suruh mengerjakan soal di papan tulis."
Bisa didengar dengusan kasar napas Jeno. Jaemin memaandang kekasihnya itu dengan ekspresi memohon sekaligus minta maaf. Setidaknya sedikit rasa rindunya telah terobati disini.
"Begini sayan-
Panggilan manis yang diucapkan secara spontan itu buru-buru terpotong karena seruan di ruang kelas. Jeno menutup matanya sejenak. Berusaha mengusir rasa kesalnya.
"Lanjutkan sayang." Bisik Jaemin tersenyum.
Alih-alih mempermalukannya, perbuatan Pak Kyungsoo hari ini justru membuatnya senang. Ia memandang soal dengan teliti dengan mencuri-curi pandang ke arah kekasihnya. Entah kenapa Jeno berkali-kali lipat lebih tampan saat mengajarinya. Mengapa pula ia tidak meminta les privat Jeno setiap hari? Dibanding guru-guru les yang dipanggil Momnya itu, dia yakin Jeno lebih berkompeten.
"Cara menghitungnya harus mengalikan ini dengan ini dulu, mencari kuadrat dari angka ini lalu hasilnya nanti kalikan dengan angka pertam...—
"Husstt... Sayang, kita nanti jadi kencan kan?" Bisik Jaemin mengundang dengusan panjang Jeno.
Ayolah, bahkan anak-anak lain pun ikut mendengarkan Jeno karena berpikir penjelasannya lebih ringkas. Tapi mengapa pikiran Jaemin selalu berlari ke arah itu. "Gunakan spidolmu di papan tulis untuk bisa paham!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TESTPACK (Nomin) REPUBLISH
FanfictionPengaruh buruk dari teman-temannya membuat Jeno dan Jaemin mencoba hal baru dalam gaya berpacaran mereka. CW: missgendering, bxb