17. The Unthinkable Past

340 35 0
                                    

Jaemin sedang berada di rumah. Tidak sulit bagi Daddy nya memerintahkan beberapa orang berpakaian serba hitam menyusup ke apartemen milik temannya lalu tiba-tiba membawanya ke dalam mobil. Walau dia sudah berteriak merontah-rontah, Haechan dan Renjun itu tetap tidak terbangun —yang sepertinya sudah disuntikkan obat tidur di dalamnya.

Kedua orang berpakaian hitam itu menghadapkannya ke Daddy, Seo Johnny. Duduk dengan angkuh di atas kursi dengan salah satu kaki yang menyilang. Begitu kecewanya, Dad sampai tidak ingin melihat wajahnya hingga memutuskan mengurungnya langsung di kamar.

"Dad... Daddy buka pintunya Dad...!!"

"Daddy... Jaemin mau ketemu Jeno...!!"

"Daddy please... Jangan perlakuin Jaemin kayak gini!"

Begitu teriakan-teriakan itu terlontar dan sama sekali tidak digubris. Seluruh fasilitas Jaemin disita. Handphone, dompet, laptop dan lain-lain. Bahkan sejak kapan jendela kamarnya ini dipagar teralis besi agar dia tidak bisa kabur. Daddy benar-benar totalitas untuk mengurungnya.

Hanya ada pelayan rumah mereka yang bergantian memberikan makanan setiap beberapa jam sekali dan memastikan Jaemin memakan dengan baik. Tentu saja Jaemin melakukannya karena Jaemin masih memikirkan bayi yang dikandungnya.

Lalu pada malam hari, Daddy pun sengaja masuk ke kamar dengan penampilan yang tak kurang berantahkan dari kemarin. Menghampiri Jaemin yang kala itu sedang melamun menatap jendela. Menyentuh pundaknya dan dilihatnya bahwa anak kesayangannya ini sedang tidak baik-baik saja. Ada bekas air mata di seluruh wajahnya.

"Kamu tahu Daddy sekecewa ini sama kamu Jaemin?" Ungkapnya penuh penekanan.

"Daddy juga pernah buat Jaemin kecewa." Dibalas dengan tak kalah pedas oleh Jaemin. Dosa yang dibuat mereka hampir sama. Menghamili dan dihamili oleh seseorang di waktu yang tidak tepat. Sehingga menyakiti satu pihak secara bersamaan, mom-nya.

"Fine, kita impas. Tapi kita tetap salah karena membawa-bawa Mommy dan buat dia kecewa." Balasnya membuat Jaemin memandang tak percaya. Sebelum Daddy menjelaskan lebih lanjut. "Dia sakit dan sekarang sedang bersama Kak Jungwoo."

Sedikit lega perasaannya mengingat Mommy di tangan aman anaknya yang lain. Mom adalah yang paling terpukul, melebihi keadaan Bunda Doyoung. Katakanlah Jaemin benar-benar mengaku berdosa akan hal itu.

"Jaemin kangen Jeno." Lirihnya seberani itu. Dia sedang berdua dengan Daddy-nya dan masih sempat-sempatnya membawa-bawa nama Jeno.

"Forgeted kamu gak akan ketemu dia lagi mulai dari sekarang." Tekan Daddy-nya

"Daddy!"

"He's a bad boy. He's really-really bastard!"

"No, dia baik Dad, buktinya dia mau tanggung jawab." Bantah Jaemin tak terima.

"Dengan cara merusak kamu lebih dulu?"

"Lalu apa yang Daddy harapkan, Jeno merusak orang lain dan menyimpan Jaemin baik-baik untuk nanti. Itu kan yang seperti Daddy lakukan pada Mom?" Ujarnya kalap.

Jaemin tidak pernah meragukan bagaimana Daddy mencintai Mommy nya. Hanya saja cara yang dilakukan Daddy -dengan berselingkuh dan menghamili selingkuhannya benar-benar membuat semua kecewa.

Misal saja Jeno benar-benar mencintai Jaemin, dan untuk menjaganya adalah dengan merusak orang lain dan menyimpan Jaemin di masa depan. Tidak ada kekasih yang terima diperlakukan seperti itu.Dan Jaemin lebih memilih mereka berdua rusak bersama asal tidak ada pihak lain yang tersakiti.

"Bahkan anak yang Daddy sayangi sudah berubah." Daddy yang masih belum paham ucapan anaknya, hanya memperhatikan bagaimana Jaemin menggunakan nada tinggi untuk sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

TESTPACK (Nomin) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang