SREEETT...!!!"
Sebuah cengkraman dari tangan Johnny langsung mengarah pada kerah seragam Jeno. Menuntut penjelasan lebih detail.
"Kamu apakan Jaemin... Kamu apakan anak saya hah???" Tekannya geram. Rasanya Jeno kesulitan bernapas karena kuatnya cengkraman itu. Terlebih postur tubuh Seo Johnny yang tinggi dan tegap jauh dari Jeno bahkan Ayahnya Johnny bagaikan seorang senior sekolah ingin menghabisi juniornya.
"M-maaf Om..."
"Hah? Maaf...? Saya tanya anak saya kamu apakan dan disini kamu cuma bilang maaf?"
"Lepas...!" Jaehyun lantas ikut memisah. Tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. "Jangan coba sakitin anak saya!!!" Tekannya pada Johnny. Tidak ada orang tua yang anaknya diperlakukan seperti itu terlebih di depan matanya sendiri.
"Hah? Masih berani membela?" Johnny tersenyum remeh walau matanya tidak bisa menyembunyikan kemarahannya. "ANAKMU INI BAJINGAN..!!!"
Ya, pada dasarnya Jeno mengakui bahwa dirinya benar-benar bajingan. Keberadaan Sang Ayah yang melindungi seakan tak pantas ia terima.
Emosi menjadi tak terkendali. Lain halnya dengan posisi Jeno yang berusaha menampik kekerasan. Jaemin justru masih menangis hebat ketika Taeyong mulai berjalan mendekat ke arahnya.
"Jaemin bilang sama Mom, kamu dipaksa sama dia, kamu diperkosa sama dia. Bilang sama Mom yah sayang...??"
"Nggak Mom...?" Jaemin menggeleng keras. Bagaimana bisa disebut pemerkosaan kalau mereka melakukan atas dasar suka sama suka.
"Lalu? Bilang ke Mom kamu dijebak? Kamu dikerjain sama dia? Bilang ke mom sayang gak usah takut...?"
"J-jaemin cinta sama Jeno." Ungkapan yang lebih mirip cicitan itu agaknya mampu menarik perhatian tertuju padanya. Mom menatap tak bercaya, begitu pun Bunda yang semakin bercucuran air mata.
Lalu apalagi yang bisa dibantah. Tangan Johnny menggenggam. Matanya tak lepas dari Jeno seolah ingin menelannya hidup-hidup. Jika bukan karena Jaehyun, yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Sudah dipastikan nasib Jeno sudah berakhir menjadi mayat.
"Sudah berapa bulan...?" Tanya Doyoung serak. Masih menyempatkan memberi pertanyaan yang bersifat retorik.
"Lim-lima bulan Bunda."
Lima bulan dan mereka berdua baru mengatakan ke orang tuanya sekarang. Lihat betapa rapi anak mereka menyembunyikannya dan menunggu melemparkan bom di waktu yang tepat.
"Agghhhgrrr...!!! Berengseeekkk!" Respek Johnny menyingkirkan Jaehyun dan sekali lagi berhasil mencengkram anak itu secara paksa. "Puas kamu sudah bikin anak saya kayak gini. Puas kamu??"
"SAYA BILANG JANGAN SENTUH ANAK SAYA...!!!" Teriakan dari Bunda yang menggelegar. Tangannya terlentang memberi Jeno benteng perlindungan pada anak satu-satunya.
Seorang ibu akan terlihat lebih tangguh jika itu menyangkut anaknya. Maka ditatapnya pria itu, Seo Johnny dengan tak kalah bengis.
"Jangan pikir anda kaya, dan memiliki semuanya, lantas saya diam saja anak saya anda perlakukan seperti tadi?" Tekannya sambil menunjuk-nunjuk wajah Johnny. Tak peduli status sosial yang berbeda. Bahkan jika mungkin Seo Johnny bisa melakukan apapun, Doyoung tidak akan menyerah.
Yang ditantang tersenyum remeh. "Lalu bagaimana dengan anak saya?"
"Kita cari jalan keluar sama-sama?" Usul Jaehyun yang berusaha menyelesaikan dengan kepala dingin.
"Jalan keluar? Menikahkan mereka? Membuat mereka dikeluarkan dari sekolah dan memberi anakmu ini pekerjaan?"
"Daddy!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TESTPACK (Nomin) REPUBLISH
FanfictionPengaruh buruk dari teman-temannya membuat Jeno dan Jaemin mencoba hal baru dalam gaya berpacaran mereka. CW: missgendering, bxb