XVII

835 106 15
                                    

TW 🔞. Bakal ada adegan darah-darah. Gak banyak sih, tapi takut kalian ngeri mending skip aja. Tapi kalau mau baca ya terserah.


Sehun menggergaji kaki mereka satu persatu. Ada yang sampai pingsan karena syok. Hingga menyisakan satu orang yang belum di gergaji kakinya.

"Aku m-minta m-maf om. A-aku hanya mengikuti perintah." Ucapnya dengan suara gemetaran. Matanya sudah penuh air mata karena takut. Ditambah dia melihat sendiri bagaimana kaki teman-temannya yang lain sudah berserakan dimana-mana. Semuanya dipotong habis oleh Sehun tanpa ampun.

"Jangan mengelabuiku anak kecil."

"B-benar. Dia yang menghubungiku dan menyuruhku untuk mengajak beberapa orang."

"Siapa?" Tanya Sehun dingin. Suaranya benar-benar mematikan.

"A-aku tidak tahu. Tapi dia mengirimi kami uang yang banyak."

Sehun terkekeh lalu kembali menunjukkan wajah datarnya.

Sehun berdiri mengambil salah satu pistol lalu menembak kepala gadis tadi. Setidaknya Sehun memudahkan kematiannya.

"Jinyoung!"

Anak buah Sehun yang bernama Jinyoung pun segera mendekat.

"Periksa isi tas mereka. Terutama ponsel. Cari tau orang dibalik semua ini. Pastikan orang itu cepat tertangkap."

Sehun melihat dirinya yang penuh darah. Ck, bikin kotor saja.

Sehun pun melanjutkan menggergaji tangan mereka satu persatu. Suara mereka terdengar sangat nyaring. Sehun hanya tersenyum licik menatap korbannya.

Setelah puas dengan tangan mereka Sehun pun keluar dari tempat itu.

"Bunuh mereka." Pintarnya pada anak buahnya.

"Oh iya." Sehun mengangkat telunjuknya. "Yang sisa satu tadi gantung saja diluar jika sudah dibawa kesini. Jangan lupa siram dia pakai air mendidih sampai mati."

"Baik bos!"

Setelah itu Sehun pun menuju sebuah kamar dan membersihkan dirinya.

Sehun menatap dirinya dicermin. Percikan darah mengenai wajahnya. Bahkan tubuhnya seperti bermandikan darah.

Panggilan video berasal dari Lisa membuat Sehun buru-buru membersihkan dirinya. Sehun tidak mau Lisa melihat dirinya yang sebenarnya. Sehun tidak ingin ditinggalkan oleh gadis kecil itu.

Setelah dirinya benar-benar bersih, Sehun pun mengenakan pakaian yang bersih seperti sebelumnya lalu segera menuju mobilnya. Sehun masuk dan mulai menekan panggilan video untuk Lisa.

"Hai?"

"Apa urusanmu sudah selesai?"

"Sudah. Aku akan segera ke rumah sakit."

"Sebenarnya aku ingin meminta sesuatu."

"Apa itu? Katakan saja."

"Bisa belikan aku pizza? Aku ingin makan pizza."

Sehun tertawa seketika saat Lisa mengutarakan keinginannya. Terlebih lagi gadis itu meminta dengan malu-malu. Betapa menggemaskan bukan? Sehun lupa sejak kapan dia sebahagia ini hanya untuk hal kecil seperti yang Lisa lakukan.

"Om! Kenapa tertawa? Apakah ada yang lucu?!"

"Kau menggemaskan. Kau tahu?"

"Tidak." Lisa menjawab dengan polosnya hingga menyerang bibir itu yang terlihat manyun.

"Aku akan mampir untuk membelikan mu pizza. Ada lagi?"

"Tidak ada om."

"Kalau begitu, aku tutup telponnya sekarang."

Marry Your FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang