Dear Bella,
Gue suka sama lo. Gue gak tau apa pun tentang cinta. Gue kira gue cuma suka lihatin lo. Tapi tiap gue deket lo, ternyata gue makin suka.
Gue bingung. Ini kenapa gue pengen sama lo terus ya?
Gue tau kalo apa yang gue lakuin sekarang bener-bener permaluin diri gue sendiri. Lo pasti puas nertawain gue pas baca.
Tapi gue serius. Gue suka sama lo. Gue pengen sama lo terus.
Menurut lo, yang gue rasain itu apa? Cinta? Apa kayak gini rasanya jatuh cinta? Gue cuma mau lo sama gue aja, enggak sama yang lain. Hahahaha :p
Gue kangen sama lo. Payah. Gue sengaja ngejauh biar lo kangen sama gue, tapi malah gue yang kangen sama lo :(
Bisa gak sih lo tuh pacaran sama gue aja jangan sama Lucky :( Gue tau kok kalo lo juga suka sama gue. Gak usah ngelak lagi, Bell, nyesel tau rasa lo nanti.
WAIT. Jangan bilang kalo lo masih gak percaya kalo gue beneran suka sama lo :( Coba tanya si Hari. Bilang ke dia kalo lo mau lihat rahasia gue di hape dia.
Aku mengerjap setelah membaca sebagian surat itu.
Isinya benar-benar tak kuduga.
Apa Kaivan benar-benar menulis surat? Memangnya ada yang masih memakai cara itu di zaman sekarang?
Kaivan menyukaiku? Apa seseorang baru saja membohongiku? Apa ini surat benar-benar darinya?
Enggak. Enggak mungkin. Pasti ada yang mau prank aku. Apa ini ulah Rosa lagi? Kan dia yang bilang pertama kali kalau Kaivan suka aku.
"Kenapa, Bella?"
Aku nyaris melupakan keberadaan Pak Hari yang dari tadi mengawasiku saat membaca surat itu.
Emangnya ada yang berani nge-prank lewat Pak Hari? Masa iya Pak Hari yang nge-prank?
Aku segera membersihkan isi kepalaku yang mulai melantur. Kaivan sepertinya sudah menyiapkan sesuatu, bukan? Untuk meyakinkanku kalau yang ia tulis semuanya benar?
"Pak Hari, apa saya boleh minta sesuatu?"
Pak Hari menatapku dengan curiga, namun beliau mengangguk.
"Kaivan bilang mau ngasih tahu rahasianya yang ada di hape Pak Hari." Aku benar-benar tidak tahu apa rahasia itu. Aku tidak bisa lebih spesifik lagi.
"Eh? Rahasia Kaivan? Maksudnya rahasia apa?"
Pak Hari juga terkejut saat mendengarnya. Apa rahasia yang tertulis di surat itu tidak pernah ada?
"Saya tidak tahu—"
"Ah, maksudnya pintu kamarnya? Ha ha ha ha."
Pak Hari tiba-tiba tergelak lalu mengeluarkan ponselnya dari loker meja. Aku menunggu dengan jantung berdegup lebih cepat dari biasanya. Kenapa? Apa yang akan aku lihat?
"Ini. Ini foto yang Bapak ambil di kamar Kaivan. Bapak kira Bella sudah tahu."
Aku sudah tahu? Aku bahkan tidak yakin di mana alamat rumah Kaivan.
Pak Hari menyerahkan ponselnya kepadaku. Dan aku terbelalak saat melihat foto itu.
Jelas sekali itu adalah foto sebuah pintu yang terbuat dari kayu. Di permukaannya telah diukir dengan kasar—sepertinya menggunakan benda tajam dan jelas sekali bukan diukir oleh seorang yang profesional—dua nama:

KAMU SEDANG MEMBACA
My Semicolon
Teen FictionSebuah semicolon digunakan saat seorang penulis sebenarnya bisa mengakhiri sebuah cerita, namun memutuskan untuk tidak melakukannya. Penulis itu adalah kamu, dan cerita itu adalah hidupmu. - Project Semicolon. Ini adalah cerita tentang Bella, gadis...