53. Keributan kecil

85 33 29
                                    

Aku bisa mendengar orang-orang menahan napas saat Rosa terbatuk dan bangun dari atas meja yang sudah disulap seperti altar batu zaman dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bisa mendengar orang-orang menahan napas saat Rosa terbatuk dan bangun dari atas meja yang sudah disulap seperti altar batu zaman dahulu. Wajah Rosa sampai memerah dan sudut matanya mengeluarkan air mata.

Kaivan yang melihat hal itu refleks menepuk lembut punggung Rosa untuk membantunya merasa lega kembali. Dan saat ia melakukannya, Rosa justru melingkarkan kedua tangannya ke leher Kaivan dan memeluknya dengan posisi masih setengah terbaring di atas altar batu.

Momen itu seharusnya tidak pernah disebutkan di dalam script yang sangat aku ingat. Namun, seakan semuanya sangat menikmati momen itu ... tiba-tiba para penonton sudah bertepuk tangan dengan penuh semangat. Sesekali kudengar teriakan dan cuitan.

"Piwiiitt!"

"Keren banget!"

"COCOK!"

"PACARAAN!"

Aku tidak tahu kenapa mataku terasa panas tiba-tiba dan dadaku terasa sedikit sesak. Pertunjukan pun akhirnya berakhir dengan Nata yang membacakan narasi penutup bahwa Snow White dan Pangeran akhirnya hidup bahagia untuk selama-lamanya.

Aku sempat melihat kedua mata Kaivan bergerak ke arahku, masih dengan posisi di peluk oleh Rosa. Dan entah kenapa, saat itu aku tak ingin mengacungkan jempol maupun menatapnya lebih lama.

Karena pertunjukan sudah berakhir, tugasku sudah selesai dan aku segera pergi dari belakang panggung untuk bergabung dengan penonton seperti yang dilakukan oleh anak-anak drama yang lain.


"Apa-apaan? Berani banget itu Anak Papa peluk-peluk cewek gue!" seru Toni, wajahnya telah berubah menjadi menyeramkan. Lucky dan beberapa anak laki-laki lain yang berada di dekatnya sudah menahan tubuh Toni agar tidak naik ke atas panggung.

Aku tidak tahu kenapa aku terjebak berada di dekat mereka. Lucky melirik ke arahku lalu tersenyum. Aku tidak tahu apa maksudnya. Tubuhku tiba-tiba terasa panas dan di waktu yang bersamaan, Adid muncul menghampiriku sambil membawa sebotol air mineral.

"Kerja bagus! Lo keren banget asli! Nih minum dulu, Yang Mulia Ratu!"

Aku merebut botol air mineral itu dan meminumnya sampai habis dalam satu kali tarikan napas. Saat aku selesai, ku lihat Adid tercengang melihat apa yang baru saja ku lakukan.

"Lo haus banget? Enggak dikasih minum apa sama anak drama?"

Aku menggeleng. Tidak, bukan karena haus aku minum dengan cepat. Aku sendiri tidak mengerti kenapa.

Tiba-tiba tepuk tangan kembali terdengar riuh dan aku pun penasaran dengan apa yang membuat mereka bertepuk tangan seperti itu.

"Pangeran sama putri saljunya cocok banget! Mereka pacaran beneran-kah? Kayak dari hati gitu tatapannya!" seru entah siapa, yang jelas suaranya tinggi melengking dan terasa menusuk seperti jarum di kedua telingaku.

Rosa turun dari atas panggung dengan wajah yang terlihat sangat bahagia. Senyumannya sangat lebar hingga kedua ujung bibirnya itu bisa menyentuh kedua daun telinganya.

My SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang