Chapter 6 (The 14th Letter)

4.8K 261 3
                                    

*Keesokan harinya

Di sekolah aku belajar seperti biasa, untungnya kejadian kemarin tidak terulang lagi. Niall mana yah? Kok aku belum liat dia sih? Berulang kali aku melihat ke arah pintu kelasku yang terbuka, melihat keluar siapa tau Niall lewat kelasku. Dan masih sempatnya saja aku berpikiran begitu saat jam pelajaran.
Disaat pulang sekolah, aku dan Trisha bertemu dengan Liam.

"Eh Bel! Tunggu!" Teriak Liam sambil mendekatiku.

"Paan?" Jawabku ketus.

"Ets, biasa aja dong. Eh iya ini ada titipan surat lagi" ucap Liam sambil memberikan sebuah surat kepadaku.

"Ecieh gaya yang punya secret admirer" ucap Trisha menggodaku.

"Apaan sih lo Sa-_-? oh iya, thanks ya Li"

"Well Bel, yaudah ya gue duluan bye girls" Liam pun pergi meninggalkan aku dan Trisha. Sedangkan aku masih memperhatikan surat itu. Siapa lagi sih ini? Ko ada lagi ya surat kyk gini? Ah sudahlah, ntar aja aku baca di rumah.

"Pengen kepo dong" kata Trisha dengan melihat ke arah surat yang aku pegang.

"Gaboleh" ucapku sambil menjulurkan lidah.

"Pelit-_-"

"Bodo:p"

"Udah yuk ah pulang, udah sore nih"

"Yaudah yuk"

Akhirnya aku dan Trisha pulang seperti biasa. Sesampainya di rumah, aku langsung menyimpan tas ku di atas kasur, lalu aku duduk di kursi dekat meja belajarku. Masih dengan surat yang aku pegang, aku buka berlahan surat itu dan ku baca isinya.

Aku ga tau gimana cara mengungkapkan ini. Tapi yang aku tau sekarang, aku mengagumimu. Mungkin lebih dari itu. Aku menyukaimu:)
Your Secret Admirer n.xx

Ohoho, masih dengan pengirim yang sama. Aku abaikan saja surat itu dan aku hany menyimpannya di dalam kotak rahasia dengan kertas-kertas yang bertuliskan coretan nama Niall. Kapan aku bisa bareng berdua sama Niall lagi yah? Ah semua hal itu ga mungkin terjadi lagi. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku.

*toktoktok

"Dek" sepertinya aku kenal suara itu, yap itu kak Josh.

"Iya?" ucapku dari dalam.

"Buka dong pintunya sebentar" kata kak Josh.

"Oh iya kak, sebentar" aku pun segera berjalan menuju pintu dan membukakannya untuk kak Josh.

"Dek, kaka mau curhat nih"

"Ecie gaya, cowok kok curhat sih" aku pun mengejek kak Josh.

"Yaudah, salah. Yang bener, kakak mau cerita"

"Intinya sih sama aja kak"

"Ih kamu yaudah ah, ini seriusan adeeekk. Nih dengerin yah, kakak kan suka sama temen kakak tuh, namanya Velyn. Dia tuh tau kalau kakak suka sama dia, tapi dia gitu sama kakak, kyk yang ga peduli sama kakak. Kira-kira itu kenapa sih dek?" Tanya kak Josh. What?! Kak Josh punya problem yang sama denganku. Aku diam lalu menunduk. Aku gatau harus jawab apa lagi, karena aku pun mengalami dan merasakan semua itu.

"Dek? Kok malah diem sih? Jawab kali-_-"


Aku pun masih menunduk dan kali ini aku menggelengkan kepalaku. Aku menarik napas panjang dab aku menjawab pertanyaan kak Josh. "Aku mengalami apa yang kakak alami, jadi aku gatau gimana cara ngasih solusinya" kak Josh hanya terlihat kebingungan dengan jawabanku.

"Kamu? Jadi selama ini kamu juga sedang suka sama seseorang?" tanya kak Josh. *kak Josh kepo* Aku pun mengiyakan, aku menunduk karena malu mengakuinya.

"Emangnya siapa sih yang kamu sukain dek?" tanya kak Josh lagi.

"Itu kak, ade nya temen kakak. Ade nya kak Kath. Tau kan? Dia Niall kak" jawabku.

"Niall? Hmm... Niall James Horan? Yang rambutnya blonde, yang matanya warna biru itu?" Tanya kak Josh yang menanyakan berderet pertanyaan itu. Aku pun menjawabnya hanya dengan anggukan kecil.

"Oh yang itu. Terus kok kamu bisa suka sih sama dia?"

Jleb! Itu alatau banget pertanyaannya. "Aku ga tau kak, aku ga tau kenapa aku bisa suka sama dia. Eh tapi kak, btw ini tuh siapa sih sebenernya yang curhat? Kok jadi aku yah, bukannya tadi kak Josh ya yang mau curhat?"

"Hehe, kakak mau dengerin curhatan kamu aja deh. Lebih seru kayaknya wkwk" ucap kak Josh dengan nada yang mengejek.

"Huh. Udah deh kak. Oh iya, emangnya kak Velyn tuh yang kayak gimana sih orangnya?" tanyaku yang balik nge-kepoin kak Josh.

"Ya gitu weh dek" jawab kak Josh singkat.

"Dih? Jawabannya singkat amet"

"Bodo, udah ah curhatnya ntar lagi, kakak mau main game dulu. Bye pacarnya Niall" ucap kak Josh.

"Ish kaaakkkk! Aku bukan pacarnya Niall!" aku pun segera menyangkal itu.

"Yeh, itu tuh doa dek. Aminin aja kali wk" kak Josh beranjak pergi dari kamarku. Huh, kak Josh menyebalkan!

#Skip
*1 bulan kemudian

Hari demi hari telah aku lewati. Secret admirerku pun  masih dengan inisial 'n.xx'. Secret admirerku pun belakangan ini sering nitipin sesuatu lewat Liam kalau ngga lewat Lou. Entah itu coklatlah, atau barang kecil kesukaanku.
    Selalu saja disaat istirahat  pertama atau kedua, Liam atau ngga Lou selalu menghampiriku hanya untuk mengirimkan barang titipan dari seseorang. Kali ini di jam istirahat pertama.

"Abel itu ada Louis manggil lo" kata salah seorang temanku yaitu Fanni. Aku menghampiri Lou.

"Bel ini ada titipan dari seseorang buat lo" kata Louis sambil menyodorkan secarik kertas dan coklat.

"Apaan nih?"

"Biasa Bel, dari seseorang" ucapnya. Selalu begitu kata-kata yang keluar dari Lou ataupun Liam.

"Ok, thanks ya"

"Yap, gue balik ke kelas dulu ya. Bye"

"Ok, bye"

     Reaksi ku biasa saja. Dapat surat dan coklat lagi. Malah sekarang aku curiga kalau seseorang itu ternyata adalah sahabat dari Liam ataupun Louis. Ah, I'm bored for thinking like this. Setelah aku menyimpan surat dan coklat itu, aku diam di depan kelasku. Sambil memandang ke sekitar arah lapang basket. Entah apa yang aku lihat, padahal di situ hanya ada beberapa orang yang berjalan. Tapi tiba-tiba aku menangkap sebuah pandangan seseorang. Kak Zayn! Dan kak Harry! Mereka berdua sedang melihat ke arah kelasku. Ralat, ke arahku. Aku ga tau kenapa aku merasa di ciri-in sama Kak Zayn. Tapi ah sudahlah, bodo amet.

{Zayn P.O.V}

She so beautiful. Aku memandangi adek kelas itu dari bawah. Dia sedang di luar kelas sendirian. Kayaknya memang benar aku menyukainya. Apa aku harus mendapatkan dia secepatnya? Apa harus aku merelakan Perrie begitu saja? Tapi... Aku coba deh buat nunjukkin perasaanku saja. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mendapatkannya lebih. Tepatnya hanya untuk sekedar jujur aja. Besok pulang sekolah aku harus mengatakan ini semua.

{Niall P.O.V}

Semuanya sudah jelas. Waktunya sudah dekat. Besok, aku harus siap dengan segenap niatku untuk mengatakan semua ini. Aku harus bisa mengatakan hal yang sudah lama aku pendam juga. Suatu hal yang sama dengan yang dia rasakan.

Hari ini aku, Lou dan Liam pulang bersama.

Aku (N) : "Eh Lou, gimana surat tadi udah dikasihin kan?"

Lou : "Udah kalem aja Yel"

N : " Semoga besok gue bisa. Besok pulang sekolah lo berdua pulang duluan aja"

Li&Lou : "okesip"

Aku, Liam dan Lou pun beranjak pergi dari sekolah. Tinggal segenap persiapan untuk besok. Aku memikirkan pelengkap untuk besok, coklat atau bunga? Hmm... Dua-duanya aja deh. Okesip semua udah terencana.

Vote and Comment for next chapter. Sorry for bad grammar, typo and story.
Maap kalo gaje:)

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang