EPILOG

534 47 6
                                    

Finally update! Enjoy!
p.s: play the video on mulmed while reading

{Abel's P.O.V}

Aku kembali. Ke kota dimana aku bertemu dengannya, kembali ke tempat dimana semua kisah cinta pertamaku dimulai, dan dimana semua kisah ini berakhir tanpa kepastian yang jelas. Semua yang sudah ku lalui, tanpa tahu bagaimana caranya mengakhiri.

Akhirnya aku di sini, menginjakkan kaki di kota kelahiranku. Kota ini banyak berubah setelah lebih kurang 3 tahun aku tidak kembali. Aku pun telah menyelesaikan study-ku di Australia dengan tepat waktu dan menyandang gelar Sarjana Jurnalistik. Tinggal menunggu waktu, kapan aku harus melanjutkan study untuk Magister atau kerja.

Yang pasti, aku sangat merindukan keluargaku. Juga...

Dia...

***

Sesampainya di rumah, aku disambut hangat oleh keluargaku. Mom, dad, and of course kak Josh. I really miss them. Terharu rasanya, mengingat aku yang tidak pernah kembali selama 3 tahun, dan hanya mengandalkan komunikasi jarak jauh tapi mereka tetap menyambutku dengan suasana seperti ini. Tak lupa aku menceritakan semua pengalamanku selama jauh dari mereka, apa saja yang sudah ku lalui, dan siapa saja temanku disana. Canda tawa kembali menghiasi hariku dan juga rumah ini.

Satu ruangan yang membuat perasaan dalam hati ini kembali menyeruak, yaitu kamarku sendiri. Di pojok kasurku terdapat boneka yang Niall berikan, di tahun pertamaku yang meninggalkan London. Aku mulai mengenang kembali masa-masa dimana aku dan Niall bersama, bahkan masa-masa sulit di antara kita. Hanyalah kenangan seperti itu yang teringat. Entahlah, apa Niall mengingatnya juga atau tidak.

Egois memang. Aku berusaha untuk menghindarinya, memutuskan semua koneksi dengannya, bahkan mencoba untuk melupakannya. Tapi aku tetap saja merindukannya. Aku memang sangat egois. Terkadang aku pun ingin sekali bertemu dengannya. Tapi lagi-lagi ego dalam diriku terlalu besar, aku jadi membatasi diriku sendiri. Entah apa yang harus kulakukan untuk membuang semua ego itu.

***

{Niall's P.O.V}

Ini merupakan tahun kempat setelah berpisah dengn Abel. Aku sudah mulai terbiasa tanpa kehadiranya. Bahkan sedikit demi sedikit sosoknya yang kuingat sudah mulai memudar tanpa ku pinta.

Rindu? Jelas aku merindukannya, sangat. Tapi apa lagi yang bisa aku lakukan sekarang? Sekedar nomor ponselnya pun aku tidak punya. Walau sudah beberapa kali merayu kak Josh untuk memberikan nomor ponsel Abel yang terbaru, hasilnya nihil. Abel tidak mengijinkan kakaknya untuk memberikannya padaku. Sebagian besar media sosialnya pun diprivate, dan sisanya ia block userku.

Aku bertanya-tanya, apa yang salah dari diriku. Aku sama sekali tidak bisa mengerti, dan aku tidak tahu dimana letak kesalahanku. Apa yang akan aku ketahui, bila ia saja tidak ingin berbicara denganku. Aku jadi tidak bisa berbuat apa-apa dengan perasaan yang terkunci seperti ini.

Brengsek memang, aku bukanlah seorang pria gentle. Harapanku rasanya sudah berakhir untuk bertemu dengannya lagi. Mungkin tidak ada lagi kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya. Bahkan untuk kesempatan terakhir bertemu dengannya pun rasanya sudah musnah.

Aku juga sudah tidak kerja di café Mr. Cliff. Begitupula dengan Luke dan Calum. Setelah resign dari cafe milik Mr.Cliff, Luke dan Calum bertemu kembali di tempat kerja mereka yang baru. Berbeda denganku, aku memutuskan untuk berhenti bekerja sementara. Tapi setelah itu aku mencari cara agar aku tidak harus terikat dengan suatu perusahaan dan agar gelar sarjana ku bisa berlaku.

Karena sebelumnya aku sempat menabung untuk mengumpulkan modal usahaku, yang setidaknya tidak melenceng dari apa yang aku minati sekarang. Aku membuka toko alat musik. Walau awalnya aku hanya bisa nge-stock sedikit alat musik dan tidak seberapa yang aku dapatkan, tapi ini lebih baik daripada harus melamar pekerjaan di perusahaan orang. Tidak hanya alat musik yang dijual, tapi aku pun menawarkan jasa untuk membenarkan alat musik yang rusak.

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang