{Author P.O.V}
Saat sedang asiknya Abel mention-mentionan sama Niall. Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, di layar ponselnya tertera nama Trisha. “Tumben Trisha telepon” gumam Abel sambil menekan tombol hijau dan terdengarlah suara dari ujung sana.
*OTP*
“Abel” Ucap suara yang sudah tidak asing lagi bagi Abel.
“Ya?” jawab Abel.
“Gue mau minta tolong sama lo, boleh kan?
“Minta tolong apaan?”
“Tolong bikin gue deket sama si Tom”
“Lo suka sama dia?”
“Hm.. Iya gue suka sama dia”
“Sejak kapan? Kok bisa?”
“Sejak dia masuk ke kelas kita,ah pokoknya ceritanya panjang. Blablablabla” Trisha pun menceritakannya dengan panjang lebar. “Gimana? Lo mau kan bantuin gue? Please”
“Hm… Gimana yah? Gue takut ga bisa Sa, kan lo tau sendiri gue ga bisa dalam masalah beginian”
“Ayo dong Bel, please. Demi sahabat lo bel” ucap Trisha dengan nada memelas.
“Gue coba dulu deh. Tapi ga janji loh ya”
“Ehehe, iyadeh. Makasih yah Bel”
*OTP end*
Abel masih memikirkan gimana nasibnya saat membuat Tom supaya deket sama Trisha. Abel ga yakin dengan ‘mengiyakan’ apa yang Trisha mau. Seujurnya Abel baru pertama kali mendapatkan tugas seperti ini, diminta bantuan oleh sahabatnya, dengan cara seperti ini. “Kenapa harus aku? Kenapa bukan yang lain saja?” Abel mengeluh pada dirinya sendiri. Lalu ia kembali mengalihkan semua pikirannya ke twitternya lagi.
#Skip
*at school
Dengan ‘terpaksa’ Abel mendekati Tom. Ini hanya sebatas ‘suruhan’ tidak lebih. Sebenarnya, ia tidak ingin terlalu dekat dengan Tom, entah apa alasannya, tetap saja ia tidak ingin dekat-dekat dengan makhluk itu. Tapi semua ini karena permintaan sahabatnya sendiri, jadi mau tidak mau dia terpaksa melakukan itu semua. Perlahan dia mendekati Tom saat istirahat pertama, mendekati tom yang sedang makan sendirian di bangkunya. Abel pun sampai di pinggir Tom, merasakan kehadiran seseorang di sampingnya, Tom pun lalu mengalihkan wajahnya kearah Abel.
“Hi tom” sapa Abel ragu.
“Oh hai, ga makan?” ucap tom kepada Abel sambil menyuapkan sesendok terakhir makanannya.
“Ngga, aku ga laper” jawab Abel. Lalu ia menyeret sebuah kursi terdekat, lalu mereka mulai berbincang. Seperti yang sudah akrab, tapi Abel sama sekali tidak merasakan ada keakraban antara mereka berdua. Beda dengan apa yang dirasakan tom terhadap Abel. Dari tadi, Abel hanya membicarakan satu orang, sahabatnya, Trisha. Walau tom sebenarnya bosan dengan apa yang dibicarakan Abel, tapi Tom mencoba mengerti.
-----
Setiap hari, selama seminggu belakangan ini. Perbincangan Abel dengan Tom masih dengan topik, tema dan judul yang sama ‘Tri-sha’.Sejujurnya, Abel sudah bosan membicarakan itu terus-menerus, sedangkan sikap Tom kepada Trisha tidak ada perubahan sama sekali. Tapi abel belum menyerah, karena ini demi sahabatnya. Abel juga tau, disaat dia dan Tom sedang berbincang, pasti Trisha selalu mengintip dari luar kelas atau dari celah jendela, hanya untuk sekedar melihat atau mendengarkan apa yang mereka.
Niall yang sepertinya sudah jarang melihat Abel keluar kelas ataupun mengunjunginya lagi di jam istirahat, mulai curiga dan takut. Niall takut apa yang selama ini dia pikirkan menjadi suatu kenyataan yang buruk. Niall takut, anak baru di kelas Abel benar-benar menyukai Abel dan membenci dirinya. Tapi Niall langsung membuang jauh-jauh pikiran buruknya itu, dan merubahnya kea rah ‘positive thinking’ lagi. Niall pun sudah tidak tahan dengan dirinya, yang terus menerusmemendam perasaanya terhadap orang yang ia cintai dan mencintai dia ‘Abel’
Niall berusaha mencari cara, supaya dia bisa mengungkapkan semua yang sudah ia pendam. Mulai dari ‘secret admirer’, sampai rasa yang benar-benar sudah tumbuh dan terus berkembang di hatinya, yang merangkai sebuah kata ‘cinta’. Niall sudah menemukan solusi untuk itu, tidak mau terdahului oleh sang anak baru, dalam dua hari kedepan dia akan benar-benar menyatakan perasaannya, dan akan membongkar semuanya. Walaupun itu sebuah hal kecil yang sudah lama terpendam, tapi itu bisa menjadi masalah besar baginya, jika perasaannya terus-menerus ia pendam dan ia kubur dalam-dalam sendirian…
*dua hari kemudian
Niall sudah merencanakan semuanya dengan matang. Dia membawa surat terakhirnya yang sudah lama ia simpan di laci mejanya, surat berumur satu tahun lebih itu, akan ia berikan kepada Abel di hari ini juga.
Sama halnya dengan Niall, Tom juga sudah merencanakan sesuatu. Dia pun akan menyatakan perasaannya kepada Abel, tanpa surat. Walau Tom tau, kalau dia baru mengenal Abel, tapi dia sudah tidak bisa menahan apa yang ia rasakan terhadap Abel.
Di jam istirahat kedua, Niall segera menuju kelas Abel, untuk memberikan surat yang sudah ia simpan selama setahun. Tapi… Saat niall hapir mendekat kelas Abel, masih dengan surat yang ia pegang, ia melihat Abel sedang berdua dengan Tom di depan kelas. Entah sedang apa, seketika semangatnya yang kian menggebu akhirnya lenyap sudah. Semangat dan keberaniannya kian mengecil kembali saat tau Abel sedang bersama Tom. Ia menyimpan kembali surat itu di dalam saku celananya, lalu memutarkan badannya dan kembali ke kelas, dengan langkah kaki yang berat dan badan yang lemas untuk digerakkan.
“I was the only one, who loved you from the start. But now when I see, you with him, my whole world false apart” batinnya terasa sakit. Perasaan itu kembali muncul, rasa sakit yang menusuk-nusuk hati kembali, disaat kejadian yang baru saja ia lihat tadi. “Kenapa waktu kita tidak pernah tepat?” gumamnya, “tapi mungkin belum waktunya” ucap Niall pelan dengan nada kecewa.
{Abel P.O.V}
Seperti biasa, jam istirahat belakangan ini, aku selalu bersama Tom. Tanpa Trisha, Fanni, Liam, Louis terutama dengan Niall. Dan kali ini, aku tidak tau mengapa, Tom mengajakku ngobrol di luar kelas. Aku hanya mengikutinya. Disisi lain, aku melihat Trisha sedang menguping apa yang sedang kita bicarakan.
“Bel, ada sesuatu yang ingin aku kasih tau ke kamu” ucap Tom dengan wajah yang serius. Aku ga ngerti kenapa dia tiba-tiba bicara seperti itu, dan aku ga ngerti kenapa tiba-tiba dia berubah menjadi sangat serius.
“Emangnya apaan?” jawabku. Dengan susah payah aku menelan ludah.
“Ng…. Aku suka sama kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku?” Tanya Tom.
Deg! Semua kata itu terlontar begitu saja dengan mudah dari mulut Tom. Aku tidak menyangka, kalau dia akan mengatakan itu semua. Sudah lama aku menunggu seseorang yang aku cintai untuk mengatakan hal itu. Tapi apa?! Tom bukanlah orang yang aku cintai! Apa dia tidak tau kalau aku hanya menyukai Niall? Tuhan, ini suatu hal yang sulit. Aku ga bisa menjawabnya, dan aku ga akan pernah menjawab semua pertanyaan dia tadi! Tuhan, sejujurnya aku hanya mencintai Niall.
“Kamu ga perlu jawab sekarang, yang penting kamu sudah tau apa yang aku bilang tadi” ucap Tom yang akhirnya masuk kedalam kelas, dan meninggalkanku sendirian di luar kelas.
Ingin rasanya aku menumpahkan semua isi hatiku saat ini. Semua ini ga adil bagiku! Aku menunggu Niall sekian lama, hanya untuk mengucapkan itu semua. Tapi nyatanya itu bukanlah Niall. Ingin rasanya aku menangis saat ini juga. Mataku sudah berkaca-kaca, masih tidak menyangka dengan apa yang sudah diutarakan oleh Tom. Ingin sekali aku menangis dan berteriak sekencang-kencangnya, tapi aku tidak bisa. Air mataku tertahan, tidak bisa mengalir walau sudah terbendung banyak di pelupuk mataku. Niall, kau dimana? Aku membutuhkanmu, dan aku ingin kau tau, ‘bahwa aku hanya mencintaimu’ Niall…
-TBC-
Holla readers..
Udah lama nih, aku baru bisa ngepost lagi. Keep vote and comment;)
Thanks untuk 3k+ nya.
ILYSM :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You First (Niall Horan love story)✔
FanficAku tidak tahu harus memulai dari mana. Semua ini terjadi begitu saja. Aku tidak tau apa ini? Aku tidak tau mengapa ini bisa terjadi selama ini. Dengan segala cara aku berusaha menghindari dia, tapi apa? Semua ini sulit untuk aku lakukan. Aku telah...