{Author P.O.V}
Ujian kelulusan akhirnya sudah mencapai akhir, dan berarti ada sisa waktu kira-kira 7 minggu lagi, kesempatan untuk kelas 3 melakukan banyak moment bersama teman-teman.
Hari ini, Abel pulang bersama Trisha. Abel tidak menyadari, kalau 4 hari belakangan ini dia kehilangan sesosok orang itu lagi. Semenjak pesan singkat malam itu, Niall belum menghubungi Abel lagi hingga saat ini. Niall pun tidak sedikitpun menampakkan dirinya di hadapan Abel, mungkin Niall memang membiarkan Abel untuk fokus dengan ujiannya dulu. Entah apa yang ada dipikiran Abel, sehingga ia lupa dengan surat yang Niall berikan. Mungkin, Abel hanya ingin benar-benar melupakan sejenak Niall di pikirannya.
#Skip
*Keesokan Harinya
Ini adalah hari libur, ya bebas untuk angkatan kelas 3, seperti halnya Abel. Sejak pagi tadi, Abel hanya diam dan berusaha untuk menghibur dirinya sendiri, jari-jarinya dengan lincah menekan tuts piano yang ada di hadapannya sekarang. Tidak lama setelah itu, Abel mencari sesuatu lagi yang dapat menghibur dirinya. Alhasil, dia hanya mengalihkan semua itu kepada gitar yang tersandar di dekat piano. Ia mendekati gitar itu, lalu memainkannya. Setiap ia memainkan gitar itu, selalu saja ia teringat akan Niall yang mengajarinya bermain gitar.
{Abel P.O.V}
Gitar yang ada dipangkuanku sekarang ini, benar-benar mengingatkanku pada sosok Niall. "Niall, kamu kemana sih?" gumamku sesaat.
"Ciyeee yang galau mikirin Niall." Sayup-sayup suara itu terdengar jelas di telingaku, dan aku tau itu kakakku yang menyebalkan, kak Josh.
"Apaan sih ka? Aku hanya..." aku tidak ingin meneruskannya, itu tidak penting.
"Hanya apa? Memikirkan Niall?" tanya kak Josh, lalu menyilangkan kedua tangannya.
Aku tidak bisa merespon dengan kata-kata, aku hanya bisa menganggukan kepalaku. "Tapi, aku masih marah sama dia kak." Mungkin sekarang, wajahku sudah terlihat sedih dan sedikit kesal.
"Memangnya apa yang terjadi? Apa dia menyakitimu?" Mata kak Josh membelalak.
"Kak, apa aku salah jika bertingkah seperti ini, disaat aku tau Niall menyukaiku? Ya aku tau, aku hanya bertingkah seperti anak kecil, dan aku terlalu bodoh untuk menanggapi ini. Tapi yang harus kakak tau, kalau beberapa hari yang lalu Niall mengatakan kalau dia menyukaiku dari dulu." Perasaanku mulai tidak beraturan, dan rasa sesak pun mulai terasa, aku berusaha untuk menahan air mata yang kembali membendung di pelupuk mataku. "Aku tidak tau harus menanggapi ini semua dengan sikap seperti apa, yang pasti aku kecewa kak. Dia membuatku sangat kecewa. Aku senang dia akhirnya bisa mengatakan itu, tapi kenapa dia harus mengatakannya disaat-saat kita akan berpisah kak?"
Kak Josh terdiam. "Kakak mengerti, tapi mungkin memang Niall mempunyai alasan lain dibalik itu semua."
Aku menundukkan kepalaku, tak sanggup untuk menahan air mata yang sudah bersiap meluncur di pipiku.
"Dia baru mengatakannya, karena dia tidak ingin benar-benar telat dan menyesal karena tidak mengungkapkan perasaannya. Itu karena dia tau, kalau mungkin sebentar lagi kalian akan berpisah."
"Apa yang dia lakukan memang telat kak! Bahkan sangat telat! Dia ga ngerti sama semua yang aku rasakan selama ini kak! Dia ga ngerti, seberapa lama aku nunggu, seberapa lama kita dekat, selelahn apa aku bersabar hanya untuk dia." Tak dapat kucegah lagi, air mataku kini sudah tidak dapat terbendung lagi. "Dan ternyata, dia benar menyukaiku dari dulu, dan kenapa dia baru mengatakannya? Kenapa dia harus mengatakan ini disaat kita berdua mungkin akan berpisah? Aku lebih baik tidak mengetahuinya, dari pada aku harus merasakan sakit yang lebih lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You First (Niall Horan love story)✔
FanfictionAku tidak tahu harus memulai dari mana. Semua ini terjadi begitu saja. Aku tidak tau apa ini? Aku tidak tau mengapa ini bisa terjadi selama ini. Dengan segala cara aku berusaha menghindari dia, tapi apa? Semua ini sulit untuk aku lakukan. Aku telah...